9 tahun kemudian...
Alexa terbangun dari tidurnya, gadis itu melirik kearah jam. Ia membuang napas lega.
" Baru jam enam, untungnya ngga telat" gumam Alexa, lalu Ia bangkit dan berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Tak lupa juga dia menyambar handuk yang tergantung di belakang pintu.Setelah selesai mandi, Ia keluar dengan mengenakan seragam putih abu-abu yang mulai hari ini dan tiga tahun kedepan akan digunakan olehnya setiap hari.
Alexa menghampiri mamanya yang tengah menyuapi anak bungsunya, adik Alexa yang masih berusia tiga tahun.
Alexa sendiri memiliki dua orang adik, adiknya yang pertama sudah menginjak bangku sekolah menengah pertama." Cacing menggeliat, sama Spongebob gorengnya udah, ma?" tanyanya, Alexa masih sibuk mengikat rambutnya yang bergelombang di bagian bawah. Sebenarnya Ia tidak percaya diri dengan rambutnya, Alexa sangat mengidam-idamkan rambut lurus.
" Udah" jawab Reni, mama Alexa.
" Matur suwun, mbokku!" Ucap Alexa dengan bahasa Jawa khas-nya, lalu tertawa.
Reni ikut tertawa mendengar ucapan anak sulungnya tersebut.Setelah siap dengan segala keperluan yang akan di bawa olehnya, Alexa berpamitan kepada mamanya.
" Berangkat ma, assalamualaikum. Do'akan biar pulang masih seger waras" kata Alexa di sertai tawa.
Reni mendengus pelan.
" Ono-ono wae" ucap Reni yang sudah pasrah dengan sikap anaknya itu.
" Biarin, suka aku la wleee!" kata Alexa dengan nada yang mengejek.Setelah mencium tangan mamanya, Alexa berjalan keluar dari kompleks perumahan.
Alexa tidak berasal dari keluarga yang kaya, keluarganya mengontrak di salah satu rumah komplek perumahan yang biasa-biasa saja.Alexa berjalan sekitar sepuluh menit, dan sampai di pinggir jalan raya untuk menunggu angkutan umum yang akan lewat.
setelah menunggu cukup lama, sebuah angkutan umum berwarna hijau lewat. Ia langsung memberhentikan angkutan tersebut.
" SMA PPB, pak" kata Alexa kepada supir angkutan di depannya.
" PBB? ini si Eneng mau latihan baris berbaris, ya?" kata sang supir.
" PPB, pak bukan PBB!" jawab Alexa ketus.
" Bener kan neng, PBB"
" P P B pak, Putra Putri Bangsa. Bukan PBB!" jelas Alexa.
" Ohh itu toh, lain kali kalo ngomong yang jelas dong neng! " kata pak supir.Alexa menyunggingkan senyum tertekan dan tidak ikhlas, lalu mengangguk.
Kemudian Ia masuk dan duduk di belakang, Ia memandang kearah jalanan. jujur Ia takut untuk sekolah, karena dia sendiri di bully saat masih duduk di bangku sekolah menengah pertama.Setelah sampai di depan gerbang SMA Putra Putri Bangsa yang megah, Alexa menelan ludah.
Alexa masih tak menyangka jika dirinya bisa masuk ke sekolah bergengsi tersebut. ini hoki gue berapa tahun udah kepake buat masuk sekolah ini doang, batinnya.
Alexa berjalan masuk, ia memandang ke sekeliling.
Sangat ramai, membuat dirinya merasa kurang nyaman berada di sana.Melihat kedepan, sebuah gedung empat lantai bertengger dengan gagah.
Menoleh ke kiri dan kanan, terdapat dua lapangan yang luas.
Sebuah lapangan basket, dan satu lagi adalah lapangan volly.
Pohon berjejer rapi, menyejukkan mata. Di bawahnya terdapat gazebo dan air mancur yang indah di depan gedung.Alexa ikut berbaris di tengah kerumunan, di atas panggung terdapat sekelompok orang yang sibuk mengatur acara.
" Tes tes" suara seseorang terdengar keras.
Orang itu tengah membenarkan mic yang akan di pakainya.
" Nah, semuanya bisa tolong diam sebentar?" pinta orang itu.
Semuanya terdiam, tidak ada suara berisik seperti tadi. Hanya ada suara berbisik dari beberapa peserta MOS." Saya Rionza sebagai Ketua OSIS, dan di samping saya adalah Satria wakil ketua OSIS" kata orang itu, dia menunjuk salah satu rekan yang berada di sampingnya.
Para Siswi terlihat kagum, karena dua orang yang tengah memperkenalkan diri dan membacakan peraturan tata tertib, serta menjelaskan isi kegiatan hari ini memiliki paras yang tampan.
Alexa mendengarkan penjelasan dengan seksama.
Setelah Rionza selesai menjelaskan, hampir semua Siswi berteriak histeris.Alexa yang bingung menoleh ke kanan dan kiri, seorang siswa di sampingnya menunjuk kearah panggung.
Ternyata, diatas panggung terdapat seorang siswa yang sangat tampan sehingga membuat para siswi histeris.
" Ganteng banget!" ucap salah satu siswi peserta MOS.
" Itu sih bukan cuma ganteng banget, tapi ganteng gila!" siswi lain menimpaliAlexa mengernyitkan dahinya, pasalnya dia merasa siswi lain sangat lebay.
lumayan sih, tapi kayak pernah liat dimana ya? batin Alexa.Setelah pembagian kelas selesai, Alexa dan rombongan berjalan menuju kelasnya.
Alexa mendapat kelas sepuluh-tiga.Di tengah perjalanan, Alexa kembali mendengar teriakan histeris para siswi.
Ketika menoleh, Ia melihat Cowok yang berada di atas panggung tadi berjalan membelah keramaian.Cowok itu berjalan dengan gagah, tanpa melirik ke kanan dan ke kiri.
Dia mengabaikan sapaan para siswi, bahkan tak jarang ada siswi yang berteriak memanggil namanya. Namun Ia tetap tak memperdulikannya.Mendengar teriakan, serta sapaan para siswi tersebut Alexa menjadi tau.
Nama cowok itu adalah Geezano.Saat sampai di depan Alexa, Cowok itu menoleh dan melihat kearah Alexa sejenak.
Lalu dengan gaya cool-nya kembali berjalan.Alexa memperhatikan cowok itu, sampai tubuhnya menghilang di tengah keramaian para siswa dan siswi yang berebutan untuk masuk kedalam kelasnya masing-masing .
Alexa sempat bertatapan dengan cowok itu, hanya sebentar tapi dia merasa tidak asing dengannya.
Membuat Alexa terhanyut di dalam pikirannya.Seorang siswi menepuk pundak Alexa.
" Jangan bengong, depan Lo ada setannya. tuh!" kata siswi tersebut.
Lamunan Alexa buyar seketika, dia tengah mengingat dimana dan kapan ia bertemu dengan cowok bernama Geezano itu." Eh, i iya" ucap Alexa canggung.
Gadis itu tersenyum pada Alexa.
" Kenalin, Gue Whina." dia memperkenalkan dirinya, dan di balas senyum oleh Alexa
" Aku Alexa." jawabnya, lalu mereka masuk kedalam kelas.Alexa memilih duduk di pojok belakang dekat dengan jendela, Ia memilih duduk di belakang daripada di depan.
Karena dirinya merasa sepertinya menjadi MC anime jika duduk di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Algeez
Teen FictionAku hanyalah sekedar bunga matahari, tapi kamu benar-benar matahari. - Alexa Putri Mahardika. Bagaikan rembulan yang mengejar matahari, Aku akan terus mengejarmu hingga takdir mempersatukan kita di dalam sebuah gerhana yang membuat takjub seluruh al...