Hari pertama sekolah memang sangat melelahkan bagi Alexa. Ia harus menyesuaikan diri terhadap lingkungan barunya, serta harus berkenalan dengan penghuni kelas lainnya.
Alexa duduk sendirian di halte bus depan sekolahnya. Cukup lama dirinya disana, dari langit yang awalnya biru cerah hingga menjadi mendung abu-abu.
Gadis itu mendengus pelan, jika saja ponselnya tidak tertinggal dirinya akan menelpon mamanya untuk menjemputnya.
Alexa merapatkan jaketnya, udara terasa dingin, air berhembus cukup kencang dan beberapa detik kemudian air hujan mulai menetes dari langit.
Ketika hujan mulai turun dengan derasnya, Alexa mendengar suara motor yang sedang melaju.
Ia melirik, berhararap dirinya bisa menumpang. Namun, motor itu malah berhenti di depannya.
CRF hitam dengan sticker Naga terparkir tepat di depannya. Orang yang mengendarainya turun lalu melepas helm full face yang menutupi wajahnya.
Alexa menatap cowok itu sejenak. Celananya sudah berjarak hampir sejengkal dari mata kaki, padahal sudah jelas tata tertib berseragam sekolahnya bahwa celana tidak boleh lebih tinggi tiga cm dari mata kaki.
Seragam yang hampir kekecilan yang keluar sebelah dari celananya membuat cowok itu terkesan seperti berandalan.
Cowok itu duduk di ujung kursi, berjarak sekitar satu meter dari Alexa.
Melihat cowok itu duduk, Alexa langsung menggeser tubuhnya menuju ujung kursi yang satunya.Alexa memeluk erat tas di pangkuannya. Dirinya merasa takut dan cemas karena Ia memiliki trauma terhadap laki-laki.
Jangankan orang lain, bahkan dirinya bisa sampai menangis ketika papanya menatap cukup lama.
Cowok itu merasa aneh dengan gadis di sampingnya. Bagaimana dia bisa menghindari salah satu pangeran sekolah sepertinya.
Sedangkan para gadis lain berebut bahkan bertengkar hanya untuk bisa duduk di sampingnya.
Tidak ada komunikasi di antara mereka. Hanya terdengar suara hujan yang menghantam asbes sebagai atap halte.
Geez yang mulai merasa bosan akhirnya membuka mulutnya.
" Kelas berapa, Lo?" tanyanya sembari mengeluarkan ponsel berboba tiga dari saku celananya.
Orang yang di tanya kaget dan menunjuk dirinya sendiri.
" Kakak tanya sama aku?"" Kaga, Gue tanya ke kucing lewat pake daster barusan." Mendengar itu, Alexa mengernyitkan dahinya. mana ada kucing pake daster batinnya.
" Kelas sepuluh tiga." Alexa akhirnya memberikan jawaban setelah cukup lama berdiam diri.
Geez sibuk memainkan ponsel di tangannya, sedangkan Alexa tengah larut di dalam novel yang di baca olehnya.
Hujan belum juga reda, Alexa merasa bahwa perutnya sudah mulai keroncongan.
Akhirnya dia mengeluarkan sebuah kotak bekal dari tasnya lalu membukanya.Di kotak itu masih berisi tiga buah Risoles dan Dua buah pastel yang dia bawa tadi pagi.
Merasa tidak enak hati jika harus makan sendiri, akhirnya gadis itu beranjak untuk mendekati cowok di sampingnya." Kak, mau nggak?" tanyanya sembari menyodorkan kotak itu.
Geez menghentikan permainannya, kemudian melirik kearah kotak makan itu.Sejujurnya dia ingin menolak, tapi perutnya yang sudah menahan lapar sejak selesai di hukum, karena memutuskan kabel gitar listrik tadi tidak bisa di ajak kompromi lagi.
" Beneran nih? Gue ambil ya?" ucapnya sembari tangannya terulur untuk mengambil salah satu isi kotak tersebut
Alexa mengangguk, Melihat Geez yang mulai memakannya Alexa tersenyum kemudian kembali duduk di tempatnya tadi.
" Enak, beli dimana?" tanya Geez di sela kunyahannya.
" Nggak beli, Mamaku yang jual. Kakak kalo mau beli bilang aku aja" jawab Alexa yang masih sibuk dengan buku novel di salah satu tangannya.
Geez mengangguk, lalu kembali bertanya " Berapaan?"
Alexa menutup bukunya, Kemudian memandang kearah Geez." Lima ribu satunya." mendengar jawaban itu Geez tersedak. Dirinya merasa begitu tidak percaya.
Terakhir kali dia membeli Risol Mayonaise seharga dua puluh ribu hanya mendapat dua buah.
Itu menurutnya sudah teramat murah." Pelan-pelan dong makannya kak!" Alexa menepuk punggung Geez, kemudian mengambil botol air di tasnya.
" Di minum dulu." tuturnya sembari menyerahkan botol berisi air minum ke Geez.
Cowok itu menerimanya dan langsung menanggalkan isinya yang hanya tersisa setangah itu." Beneran cuma lima ribu, dek?" tanya Geez sekali lagi, dirinya masih merasa tidak percaya dan hanya di balas anggukan oleh Alexa.
" Kalo gitu besok kasih gue sepuluh," Geez mengeluarkan dompetnya, lalu mengambil selembar uang seratus ribuan dan memberikannya kepada Alexa.
Gadis itu meraihnya, kemudian mengangguk
" Kembaliannya ambil aja." ucapap Geez lalu menunjuk sebuah angkot yang berjarak sudah lumayan dekat.Alexa membalikkan tubuhnya, Ia segala menyambar tasnya, lalu berlari menuju angkot itu.
Geez yang melihatnya mencoba memanggil Alexa, namun sepertinya gadis itu tidak mendengarnya.
Geez mengembang senyumnya, Ia memasukkan kotak makan gadis itu yang tertinggal kedalam tasnya.
Cowok itu menaiki motornya, memakai helm kemudian menyalakan mesinnya.
" Deano, makasih ban Lo udah kempes tadi. dia ketemu, Alexa ketemu" Geez segera melajukan motornya.
Deano adalah nama motornya, ketika orang lain memberi nama peliharaan, Geez berbeda.
Dia malah memberi nama semua motor yang terparkir di garasi rumahnya, dan Deano ini adalah salah satu kesayangannya.
Jalanan yang licin, serta ban motornya yang kempes membuatnya harus berhati-hati.
Geez pulang dengan perasaan yang tidak bisa di jelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Algeez
ספרות נוערAku hanyalah sekedar bunga matahari, tapi kamu benar-benar matahari. - Alexa Putri Mahardika. Bagaikan rembulan yang mengejar matahari, Aku akan terus mengejarmu hingga takdir mempersatukan kita di dalam sebuah gerhana yang membuat takjub seluruh al...