Alexa sampai di rumahnya, begitu masuk Ia mendengar kedua orang tuanya bertengkar di dapur.
Alexa berusaha tidak menghiraukannya, Dirinya segera bergegas untuk memasuk ke kamarnya. Namun, belum sampai di pintu kamarnya, sebuah gelas melayang menuju kearahnya.
Gelas itu mengenai tepat di pundak sebelah kanannya. Alexa meringis, gelas keramik itu pecah begitu menghantam lantai.
" Darimana kamu? jam segini baru pulang, mau jadi apa kamu?!" Tino menatap Alexa tajam, tangannya terangkat hendak memukul gadis itu
Bugh!...
Sebuah pukulan tepat mengenai kepala gadis itu, begitu ringan tangan dan kakinya di layangkan kepada tubuh mungil nan ringkih itu.
Reni yang melihat itupun merasa tidak terima. Ia segera memegang tangan suaminya, berteriak dan menangis agar suaminya itu berhenti.
" UDAH PA, UDAH!!" Alexa yang menjadi objek sasaran hanya bisa diam, air matanya lolos begitu saja. Kepala dan tubuhnya terasa sakit.
Begitu ada kesempatan, Alexa bergegas masuk ke kamarnya, Gadis itu mengunci pintu dan terduduk bersandar pada tembok kamarnya.
Alexa menutup matanya, Gadis itu menangis tanpa suara.
Alexa membuka matanya, lalu melirik ke jam dinding di tembok. Waktu menunjukkan hampir pukul delapan malam.
Itu berarti, dirinya sudah tertidur hampir tiga jam. Gadis itu segera bergegas untuk mandi.
Ia keluar dari kamar, barang-barang sudah kembali tertata rapih pada tempatnya. Suasana dirumah kembali seperti semula.
Alexa mendekati mamanya yang sedang membuat adonan kulit risol untuk di jual esok.
" Ma, ada yang mau beli." Alexa mengeluarkan selembar uang yang di berikan oleh Geez dan menyerahkannya kepada mamanya." Belinya sepuluh, tapi bayarnya dua kali lipat. Emang ya, holang kaya mah bebas!" Reni tertawa pelan, kemudian menatap Putri sulungnya.
" Siapa yang beli, kak?" tanyanya. Alexa tersenyum, dia membayangkan cowok yang di temui tadi.
" Namanya Geezano kalo gak salah, kelas dua belas."
Reni terkekeh. Alexa dapat mengetahui namanya karena tanda nama di seragam cowok itu, lagipula di sekolah tadi Alexa hampir selalu mendengar ada yang membicarakan cowok di sampingnya itu." Pacarin kak kalo suka." Godanya pada sang putri
" Mau sih, tapi..." Alexa menggantungkan kalimatnya, Ia berbalik lalu mulai bergoyang.
" Yo ndak mampu, aku dudu speak idaman mu." Alexa bernyanyi membuat Reni tertawa keras.
Alexa juga ikut tertawa lalu memasuki kamar mandi.Meskipun sebenarnya malu. Setidaknya, dia bisa membuat namanya tertawa setelah kejadian tadi.
✿ ✿ ✿
Geez merebahkan tubuhnya di sofa apartmen milik almarhum kakaknya, dan sekarang apartmen itu adalah miliknya.
Hampir pukul delapan malam. Dia baru saja pulang dari rumah si kembar.
Cowok itu melirik sebuah foto dengan bingkai hitam yang terpajang di dinding.Di dalam foto itu, terlihat dua anak laki-laki.
Geez tersenyum tipis, kemudian menghembuskan nafasnya dalam." Gue kangen ribut sama Lo, Bang Ren." gumamnya, Ia memejamkan matanya dan sepersekian detik kemudian hidungnya terasa gatal.
Akhirnya cowok itu bersin beberapa kali. Siapa yang ngomongin gue sih anjirr. Batinnya.
Geez duduk menyandarkan dirinya, jika sudah seperti ini dirinya akan sulit untuk tertidur kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Algeez
أدب المراهقينAku hanyalah sekedar bunga matahari, tapi kamu benar-benar matahari. - Alexa Putri Mahardika. Bagaikan rembulan yang mengejar matahari, Aku akan terus mengejarmu hingga takdir mempersatukan kita di dalam sebuah gerhana yang membuat takjub seluruh al...