GEEZ: CALON MANTU MAMA.

0 0 0
                                    

Matahari tenggelam di ufuk barat.
Menghasilkan warna jingga, pink dan ungu yang bergabung menjadi satu.

Geez memasuki halaman rumah dengan mengendarai sepeda motornya.

Cowok itu menghela napas panjang ketika melihat sebuah mobil berwarna putih terparkir di halamannya.

Setelah menjejerkan motor yang di pakainya tadi bersama dengan beberapa motor miliknya, Geez melepas jaketnya.

Ia duduk di atas jok motornya, kemudian menatap langit-langit garasinya.
Suasana hatinya kacau hanya karena mengetahui kedatangan musuh sekaligus sepupunya, yaitu Pandu.

Geez mengacak rambutnya kasar, setelah itu berdiri dan berjalan santai.
Ketika melihat dua orang yang begitu di benci olehnya, Geez segera mempercepat jalannya.

" Jam segini baru pulang, Geez?" tanya Pandu, Geez tidak peduli. Bahkan Ia enggan untuk menoleh dan melihat sepupunya itu.

" Punya mulut kan?" seorang pria paruh baya angkat suara, sepertinya dia mulai kesal karena Geez sama sekali tidak memperdulikan kehadiran mereka.

" Woy cacat!" Pandu meninggikan nada suaranya.
Geez berhenti berjalan, lalu mengeluarkan sebuah earphone dari tasnya dan memakainya.

Pandu berpikir bahwa Geez akan marah dan membentak, bahkan melayangkan tinjunya.
Tapi ternyata tidak. Geez justru malah lanjut berjalan sambil berdendang.

Begitu menaiki beberapa anak tangga, Geez berbalik. Ia menatap kedua orang itu sambil tersenyum meremehkan, kemudian mengacungkan jari tengahnya kepada dua orang itu.

Intan yang melihat tingkah tidak sopan anaknya itu segera mendekat, lalu mengambil earphone dari telinga putranya dan menarik telinga kiri putranya.

" Nggak sopan kayak gitu!!" tegas Intan, Geez meringis lalu terkekeh pelan.

Intan hanya bisa menggeleng pelan, padahal tadi Geez hanya diam tidak peduli.
Tapi ternyata, di balik diamnya itu ada rencana jahil yang dia sembunyikan.

Geez merebahkan dirinya ke kasur king-size miliknya.
Kamar Geez yang rapi, dindingnya di dominasi warna putih dan abu-abu.

Piagam penghargaan atas segala prestasinya menempel disana.
Serta beberapa medali yang tergantung tapi di sudut memperjelas bahwa Geez ini adalah seorang siswa yang sangat berprestasi.

Baru saja cowok itu menutup matanya, terdengar suara ketukan.
Geez membuka matanya, terlihat mamanya sedang menutup pintu dan menuju kearahnya.

" Nih, mama balikin." Ucap Intan, sembari menyerahkan earphone yang tadi di ambilnya dari telinga sang putra.

Geez tersenyum,lalu mengambil benda itu dari tangan mamanya.
Intan duduk di samping putranya, kemudian menyandarkan kepalanya ke pundak anaknya.

" Bau asem kamu,mandi sana!" perintah Intan, dan hanya di balas anggukan pelan putranya.
" Nanti anterin mama ya Geez." Pinta Intan,ketika Putra bungsunya itu beranjak melepas seragam yang di pakainya.

Intan menatap Geez, sungguh putranya mirip sekali dengan papanya ketika masih muda dulu.
Tubuhnya ramping, tinggi dan tegap. Dadanya bidang serta perutnya yang berotot hingga membentuk enam buah kotak.

Kulitnya kuning Langsat, serta benjolan di lehernya membuat cowok itu lebih jantan.

"Anter kemana?" tanya Geez melirik sekilas mamanya, kemudian melangkah melewati Intan yang duduk di pinggiran kasur berukuran besar itu.

" Biasa, acara Ibu-Ibu." jawab Intan, Geez hanya bisa mendengus.
Dasar Emak-emak rempong. Batin cowok itu.

Intan segera keluar dari kamar Geez, dia juga harus bersiap-siap.

Algeez Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang