Hari Senin adalah sebuah hari yang paling di benci oleh sebagian besar siswa.
Apalagi, ketika di hari itu juga mereka harus di hadapkan dengan matematika apalagi ulangan dadakan yang pastinya akan membuat pusing kepala.Lengkap sudah!
Rasanya seperti ingin menggantung diri di pohon cabai depan rumah.Alexa mendengus pelan, Ia melepaskan topi dari kepalanya kemudian menyeka peluhnya yang bercucuran karena upacara tadi.
Selesai upacara seperti ini, kantin biasanya akan ramai karena para siswa berebut untuk membeli minuman.
Alexa memperhatikan sebuah kantin dengan cat berwarna pink yang terletak tepat di belakang kelasnya.
Kenapa harus pink? entah siapa yang salah...
Eh!, maksudnya entah siapa yang tahu.Sebenarnya, gadis itu bukan sedang memperhatikan kantin.
Tetapi, seorang pemuda yang berada di sanalah yang mencuri perhatiannya.Ketika pemuda itu menoleh karena menyadari bahwa ada yang sedang mengawasinya, Alexa segera duduk dan menundukkan kepalanya.
Berharap pemuda itu tidak menyadari bahwa dirinyalah yang tengah mengawasinya." Moga nggak sadar deh." gumam Alexa pelan.
Gadis itu kembali mengangkat kepalanya.
Kini, dia duduk di meja agar tidak pegal karena harus terus berdiri.Tetapi, Objek yang sedang dia amati menghilang.
Entah kemana perginya pemuda itu.
" Ck, ilang kan!" gadis itu berdecak pelan, kemudian bangkit dan kembali duduk di kursinya.Ia menghadap ke jendela, melihat kumpulan awan yang seolah-olah bergerak dari tempatnya.
Ia teringat sesuatu. Tadi, ketika upacara berlangsung beberapa siswi membicarakan Geez.
Cowok jangkung itu harus membuat barisan khusus bersama beberapa orang siswa lainnya.
Alasannya, karena dia tidak memakai dasi seperti siswa lainnya yang tidak memakai atribut secara lengkap berdiri di kiri dan kanannya.
Akhirnya,. Geez harus berdiri di barat lapangan upacara dan menghadap langsung kearah matahari terbit.
Karena hal itu, Geez bisa terlihat sangat jelas oleh beberapa barisan kelas.
Belum lagi ketika namanya di sebut oleh pembina upacara saat amanat berlangsung.Cowok itu masih terlihat santai. Bahkan beberapa kali Ia terlihat sedang asyik mengobrol dengan siswa lain di sampingnya.
" Ihh... Kak Geez ganteng banget!" bisik seorang satu siswi kepada temannya.
" Iya bener. Tapi dia kok kelihatannya cuek banget sih sama cewek? padahal banyak yang mau sama dia!" balas siswi lainnya.Alexa yang sedari tadi mendengar obrolan mereka mengerutkan dahinya.
" Cuek sama cewek? kelilipan apa sih mereka? sama aku aja ngajak ribut Mulu!." Batinnya.
Tidak salah jika Alexa berpikir demikian, Pasalnya Geez bersikap begitu hanya kepada satu gadis, yaitu; Alexa.
Gadis berpipi tembam itu menepuk wajah bulatnya.
" Ngapain malah mikirin kak Geez sih?!" gumamnya.Beberapa detik kemudian terlihat Rio si ketua OSIS memasuki kelas bersama Geez dan kedua temannya.
Seperti yang terlihat, mereka memakai almamater berwarna abu-abu senada dengan celana yang dipakainya.
Serta sebuah logo bordir SMA PBB yang berada di dada kiri.
Dapat di pastikan bahwa mereka adalah anggota OSIS, kecuali Geez yang berdiri paling belakang dengan seragam berantakan khas-nya." Kabar duka untuk kita semua, karena pada hari ini teman kita yang bernama Evita Mekayla dari kelas sebelas lima telah kehilangan ibundanya. Dimohon untuk adik-adik sekalian menuju aula utama untuk melaksanakan do'a bersama. Terimakasih." Ujar Rio dengan lantang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Algeez
Teen FictionAku hanyalah sekedar bunga matahari, tapi kamu benar-benar matahari. - Alexa Putri Mahardika. Bagaikan rembulan yang mengejar matahari, Aku akan terus mengejarmu hingga takdir mempersatukan kita di dalam sebuah gerhana yang membuat takjub seluruh al...