【 O1 】

766 62 0
                                    

"Rin-chan, ayo lah kita bermain bersama setelah pulang nanti~"

Lelaki dengan tampang tengilnya lagi-lagi mengulangi hal yang selalu ia lakukan. Kebiasaan yang bahkan tak pernah ia absen dalam kehidupan sehari-harinya.

Buruk bisa dibilang, karena kebiasannya ini telah mengganggu satu makhluk yang bahkan tak memiliki hubungan lebih dengan lelaki yang melantunkan suaranya.

"Pergilah." Tolak Rin──lelaki yang diganggu oleh suara yang memang sudah sangat familiar di inderanya.

"Ayolah Rin-chan, kali ini saja terima ajakanku ini!"

"Kubilang pergilah, dasar kepala Kappa."

Debat selalu terjadi jikalau kedua orang ini mulai berbincang. Sebenarnya hanya satu yang membuat mereka sampai memicu konflik seperti saat ini, yakni lelaki surai hitam dengan campuran kuning neon yang memulainya.

Walau tau bahwa lawan bicara yang dihadapinya kelewat tak ramah, Meguru──yang selalu Rin anggap gangguan turut hadir dalam keberadaan tempatnya berada.

Murid lain sudah menilai bahwa Meguru tak pernah patah semangat untuk mengajak Rin yang memang tak pernah dekat dengan siapapun di sekolah, bahkan di kelasannya sendiri. Hanya ada dia, bola dan juga gawang bola yang sering dilihat oleh banyaknya anak di sekolah.

Dari penolakan yang sudah kesekian kalinya, pada hari ini, Bachira Meguru telah menyatakan kekalahan sementaranya.


ˋ°•*⁀➷

Rumah kediaman Bachira. Lelaki itu mendorong dirinya pergi ke sebuah kamar, nampak mencari sosok orang yang ingin ia tau keberadaannya.

"Ah itu dia, (Name)..!"

Membawa tubuhnya berlari, dengan cepat merangkul dan memeluk tubuh si pemilik kamar yang Meguru tampak masuki ruangannya.

"Eh—Meguru apa yang kau lakukan tiba-tiba!?" Memekik suaranya. Gadis yang masih Meguru peluk──(Name), terheran dengan aksi yang baru saja dilakukan oleh saudaranya di sana.

Memeluk erat gadis yang Meguru anggap adik kecilnya, hampir tak dibuat bernafas dengan baik karena kekuatan yang Meguru keluarkan pada pelukan yang ia kerahkan untuk (Name).

"Hari ini pernyataanku ditolak oleh Rin-chan!"

"Heh, bukankah kau sudah terbiasa mendengar penolakan dari Itoshi Rin itu?"

"Memang iya, tapi bahkan dia memanggilku dengan sebutan kepala Kappa hari ini!"

"Bukankah dia juga sudah biasa memanggilmu dengan julukan itu.." Hati kecil (Name) berkata di sana.

Ingin rasanya (Name) membalas semua kalimat yang akan Meguru keluarkan selanjutnya, tapi lisannya melakukan sebaliknya.

Sudah cukup ia rasa dengan meladeni setiap kata yang akan lelaki absurd  itu lontarkan.

"Yah, Meguru, untuk sekarang tolong lepaskan aku terlebih dahulu."

Melepas pelukan erat yang layaknya teletabis lakukan, (Name) baru bisa mengatur nafas dengan benar beberapa saat kemudian, juga bersiap mengolah kata menghibur saudara yang terkadang masih kekanakan menurutnya.

"Untuk saat ini lebih baik kau tak perlu mengajaknya untuk memenuhi permintaan anehmu, Meguru."

"Kau juga tau kan bagaimana reputasi Itoshi Rin di sekolah, dia bahkan tak punya satu pun teman yang dekat dengannya."

Menjelaskan dengan tangan yang turut tergerak, dengan harap Meguru akan mendengar dan mengerti apa yang tersirat dalam perkataannya.

Terdiam untuk sementara. (Name) menganggap Meguru masih mencerna kata-kata yang ia keluarkan untuknya.

"Uhm. Aku mengerti kok."

Rasa lega perlahan mulai merasuki raga, senang meraba sanubari kala satu kalimat terucap dari saudara di hadapannya.

Mungkin Meguru juga mulai menyadari kalau yang ia lakukan selama ini sia──

"Maka dari itu kita akan jalankan rencana cinta!"

──atau mungkin ini adalah malapetaka besar yang telah menanti (Name) di depan sana.

𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐏𝐋𝐀𝐍 ー⌗RinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang