【 O5 】

258 43 1
                                    

"Ah, sebenarnya saudaraku sangat suka bermain sepak bola, maka dari itu aku ingin sedikit mempelajarinya!"

"Aku sering dengar loh tentang gosip Itoshi yang sangat jago dalam bermain sepak bola, terkadang aku juga melihatmu bermain di lapangan ini sendirian setelah pulang sekolah."

(Name) memberi alasan yang membuatnya meminta permintaan tiba-tiba yang baru saja ia katakan.

Demi memperlancar rencana yang Meguru berikan, (Name) rela mengorbankan harga diri juga effort yang tak main-main di sini.

Hal merepotkan yang selalu tak ingin ia lakukan bahkan ia jabarkan hanya untuk melancarkan rencana tak masuk akal Meguru.

"Apa boleh?"

Gadis itu kembali berucap setelah beberapa saat. Hendak menanti jawaban dari Rin yang lagi-lagi lambat memberikan reaksi.

"Kalau hanya itu, aku bisa bantu." Rin membuka suara. Akhirnya jawaban yang (Name) ingin dengar dikatakan langsung oleh orang yang bersangkutan.

"Baiklah. Jadi, mohon bantuannya!"

Latihan mereka akhirnya telah dimulai beberapa menit lalu.

Tak disangka, latihan yang (Name) kira akan terasa melelahkan justru dipenuhi dengan rasa antusias juga debaran yang kian berpacu dengan cepatnya.

Sore hari bahkan diabaikannya, matahari di kanvas atas yang ingin mengganti warna sebentar lagi pun tak disadari oleh dua orang di lapangan sana.

Walau tak memakai baju yang cocok untuk berolahraga, nampak sekali kalau (Name) cukup menikmati latihannya dengan Rin saat itu juga.


ˋ°•*⁀➷

Momen pertama kali setelah (Name) menyentuh bola kembali akhirnya terlaksana hari ini, bersama seseorang yang menemani pada sore hari tadi tentunya.

(Name) pulang dengan penuh peluh keringat di sekujur tubuhnya, ibunya terkejut dengan kepala yang digelengkan ketika melihat anak gadisnya berpenampilan demikian ketika sampai di rumah.

Meguru pun turut mengintrogasi──dengan dalih bertanya ke saudarinya yang kelihatan sehabis melakukan hal menarik menurutnya.

"Tadi ada jam olahraga tambahan di sekolah, dan aku mengikutinya." Begitulah jawaban yang diberikan. Alasan yang telah disiapkan cukup tertata rapih, pikir (Name) dalam benaknya.

Handuk yang baru saja selesai digunakan kini nampak tergantung di leher (Name). Mandi malam setelah olahraga itu adalah suatu kenikmatan baginya.

Walau tau itu tak baik untuk kesehatan, tetap saja dilakukan oleh gadis itu, benar-benar mencari penyakit.

Ting

(Name) seketika menoleh ke arah sumber suara, ternyata ponselnya berbunyi karena ada seseorang yang mengirimkan sebuah pesan padanya.

Jantung (Name) sempat lari beberapa detik dari tempatnya. Gadis yang baru saja selesai dengan kegiatannya terkejut kala nama notifikasi terpampang di bagian layar depan ponselnya.

"Ini Rin yang tadi, simpan nomornya ya."

Lupa bisa dibilang, padahal saat selesai dengan latihannya (Name) sepakat dengan Rin di sana untuk bertukar nomor ponsel mereka.

Pikirannya sudah hampir melampau ke mana-mana ketika pesan itu masuk ke ponselnya.

Menjawab pesan itu dengan singkat, tak berniat menambah topik obrolan dengan Rin yang menjadi lawan bertukar pesan di seberang sana.


———————————————————

Unknown number

| Ini Rin yang tadi, simpan nomornya ya

Oke |

———————————————————

Itoshi 2-E

| Ini Rin yang tadi, simpan nomornya ya

Oke |

———————————————————


(Name) cukup terkejut dengan kemajuan yang ia dapatkan setelah melakukan pengintaian tak berujung yang berakhir tak menghasilkan apa-apa.

Ternyata semudah ini mengajak bicara Itoshi Rin yang dikenal dengan ketidakramahannya di sekolah.

Tapi hal ini membuat (Name) curiga, dia malah lebih tak percaya dengan Itoshi Rin yang dia temui sore tadi.

Apa mungkin takdir akhirnya memberi belas kasih terhadap dirinya dan membuat hal ini jadi seakan mudah?

Kita tak akan tau apa yang menanti (Name) juga Itoshi Rin ke depannya.

Maka dari itu cerita ini harus terus berlanjut sampai keduanya mencapai titik temu yang paling tepat.

𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐏𝐋𝐀𝐍 ー⌗RinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang