【 O3 】

266 47 0
                                    

Hari-hari telah berlalu. (Name) jalani itu diselingi kegiatannya mengintai seseorang.

Seram mungkin kalau dikatakan mengintai, tapi itu kenyataan yang terlampau benar untuk diucapkan.

"Ah, apa yang aku lakukan sia-sia ya?" Berucap dengan kepala yang di hadapkan ke langit atas, nada lirihnya terdengar sama sekali tak ada antusias.

Merenungkan apa yang ia lakukan, sesuatu yang akhir-akhir ini dilakukan olehnya memang terbilang bodoh dan tak ada gunanya──Ah, mungkin satu-satunya kegunaan ia melakukan ini adalah untuk menyelamatkan 'sandera' yang saat ini Meguru tahan bersamanya.

Hanya itu sesuatu yang membuat (Name) melakukan hal memalukan dan tak berbobot seperti ini, untuk menyelamatkan sesuatu dari tangan jahil Meguru.

Bahkan ini pun terlalu jahat untuk (Name) yang sama sekali tak ingin terlibat dalam masalah obsesi Meguru dalam mengajak Rin bermain bola bersamanya.

Obsesi yang saat ini merepotkannya.

Pikirannya mulai melayang tinggi, melampaui apa yang sudah ia sesalkan selama ini.

"Kalau dipikir lagi, Itoshi Rin itu termasuk salah satu lelaki tampan yang pernah aku lihat di sekolah."

(Name) mulai bergumam dalam hatinya, entah karena apa tiba-tiba topiknya beralih ke arah Rin yang awalnya sedang kesal memikirkan Meguru.

Bukan tanpa alasan sebenarnya (Name) mengatakan Rin adalah salah satu yang tertampan di sekolah. Pasalnya, dirinya pernah beberapa kali mendapati pemandangan seorang Itoshi Rin diberikan sebuah coklat bernuansa romantis oleh seorang perempuan di sekolahnya.

Tak jarang juga (Name) melihat lelaki itu menolak pemberian tersebut dengan nada ketus juga aura menyeramkan yang menyelimutinya.

Itu adalah salah satu bukti yang dapat (Name) simpulkan bahwa Itoshi Rin adalah orang yang cukup populer di sekolahnya.

Kalau saja sifatnya bisa sedikit dirubah, mungkin Itoshi Rin adalah salah satu lelaki yang sangat diidamkan oleh banyak perempuan di luaran sana.

Rin tampan, itu adalah satu dari banyaknya hal yang (Name) akui dari keberadaan seorang Itoshi Rin.

"Apa aku yang seperti ini bisa membuat Itoshi Rin jatuh hati?"

"Bahkan untuk itu saja aku masih ragu, apalagi mengajaknya untuk berkencan—"

Sepatah kata yang ia ucap belum selesai di sana, tetapi dipaksa terhenti karena sebuah benda yang jatuh tepat ke kepala gadis malang yang tengah memikirkan nasibnya.

Sakit.

Kepalanya terasa dipukul dengan sengaja oleh bogeman kuat yang datangnya dari seorang yang ahli dalam tinju. Sempat berfikir apa nasibnya dengan Rin akan sama dengan kepala yang baru saja terkena kesialan ini?

Tak selang lama, seseorang datang ke kursi di mana sang gadis baru saja terkena bencana.

"Aduh, kepalaku.." Meringis di sana. mungkin (Name) saat ini sedang berfikir kalau dia lah sosok termalang yang pernah terlahir di dunia.

Lelaki itu berdiri sekejap di sana, nampak mencari sesuatu yang hilang dari dirinya. Tak memperdulikan sosok lain yang hadir di sana.

(Name) berhasil menstabilkan rasa peningnya, kepalanya telah berhenti berputar dengan bintang yang turut menghiasi untuk sementara. Ia pun melihat sosok lain yang mungkin saja pelaku sekaligus alasan mengapa kepalanya bisa jadi korban di sore hari yang sempat damai sampai bencana itu datang padanya.

"Ah, ternyata dia yang mengenai kepalaku, mana lagi menggunakan bola sepak..!"

Melihat pelaku tersebut lebih mementingkan bola yang terhempas daripada korban yang dikenai oleh bola miliknya membuat emosi yang ada dalam diri gadis itu perlahan naik hampir ke puncaknya.

"Hei! maaf saja tapi bola yang kamu mainkan tadi mengenai kepalaku tau!" Berniat bicara dengan sosok yang merupakan pelaku dari kejahatan kecil di sana, (Name) dengan sopan menegur pemuda yang masih berniat mengambil bolanya.

"Hah?"

Eksistensi yang membalikkan tubuhnya membuat (Name) terkejut dengan lisan yang bisa membisu kapan saja, bahkan saat ini.

Orang yang sudah membuatnya repot belakangan ini.

"Itoshi Rin?"

𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐏𝐋𝐀𝐍 ー⌗RinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang