【 O7 】

161 34 0
                                    

Keduanya kini berakhir di tempat yang sama, dengan kegiatan yang sama seperti kemarin.

Rin—yang merupakan pelaku dibalik terkumpulnya kedua insan di sana tengah melakukan pemanasan singkat sebelum memulai.

Sementara (Name) masih terpaku diam di tempat dengan pandangan yang lurus ke depan. 

Ini adalah kali kedua (Name) mendapati dirinya dan Rin berada di tempat yang sama juga melakukan kegiatan yang sama.

Setelah mendengar ucapan Rin di kantin (Name) hanya mengiyakan kemudian mengikuti arus yang dibuat oleh dunia untuknya.

Tak tau lagi bagaimana harus mengekspresikan perasaan yang ada dalam hati yang terlampau kacau balau sejak kejadian tak sengaja yang diciptakan oleh semesta untuk dirinya dan seorang lelaki yang bersamanya.

"Lebih baik kau pemanasan sedikit sebelum mulai," Suara khas milik Rin lewat indra pendengar, membuat (Name) mengalihkan pandangnya pada empu di sana.

"Oh iya! maaf.." Bahkan (Name) tak tau untuk apa dirinya mengucap maaf.

Tubuhnya mulai digerakkan melakukan pemanasan kecil agar tubuhnya tak merasakan keram dan pegal saat selesai dengan kegiatan latihannya.

Seraya melangsungkan pemanasan, netra (Name) tanpa sadar terkunci pada eksistensi Rin yang tengah memainkan atraksi kecil dengan sebuah bola sepak.

"Itoshi sangat suka bermain bola ya, apa sudah dari kecil permainan ini menjadi hobimu?" (Name) inisiatif membuka topik obrolan diselang kegiatan yang belum sepenuhnya selesai.

Rin mengubah fokusnya dari bola sepak yang dipegang, pada keberadaan yang membuka suara.

Sang lawan bicara menunda balasan, ia nampak kembali teringat dan mulai pergi ke dalam pikirannya sebelum akhirnya kembali untuk memberi jawaban.

"Aku mulai serius bermain sepak bola karena ada seseorang yang benar-benar ingin kukalahkan." Rin memberi jawaban, hawa di sekitarnya seolah berubah jadi mencekam. Walau sesaat, (Name) tau pasti bahwa orang yang dimaksud adalah seseorang yang tidak disukai oleh Rin.

(Name) dibuat menelan salivanya dengan paksa. Sesaat mendengar pernyataan yang diberikan oleh lawan bicara.

Melihat sisi Rin yang seperti ini buat dirinya yakin kalau ini baru seorang Itoshi Rin yang dia kenal.

"Apa pemanasannya sudah selesai?" 

Buyar dalam sekejap.

Hawa intimidasi yang diciptakan dengan cepat menghilang saat Rin kembali buka suara dengan topik yang berbeda.

"Ah, iya. Aku sudah selesai dengan pemanasanku."

"Kalau begitu bisa kita mulai sekarang."

Latihan sore itu pun kembali dimulai. Rin adalah orang yang menentukan akan seperti apa permainannya akan berjalan, karena dia beranggapan kalau di sini perannya adalah 'pelatih' dan (Name) adalah 'pemula' yang harus dia ajari.

Cukup lama selang waktu yang dibutuhkan hanya untuk satu permainan yang merupakan latihan yang diberikan Rin, sekitar 45 menit berjalan sejak keduanya mulai bermain bola di lapangan sekolah.

Dan Rin juga yang menentukan kapan mereka akan mengambil waktu istirahat.

"Aku rasa cukup dengan latihan hari ini," Tutur Rin yang membuat (Name) reflek berhenti dan mengambil bola yang sempat dimainkan untuk disimpan kembali.

Melihat (Name) yang nafasnya sudah memburu buat Rin dengan sigap mengetahui situasi dan menghentikan latihan yang sebelumnya mereka jalankan.

(Name) melemahkan pertahanan pada kakinya membuatnya langsung terduduk di tanah karena kaki yang sudah terlampau lelah untuk dibuat terus berpijak.

Rin mengikuti, tetapi sebelum itu ia mengambil dua botol air minum yang sempat dibeli.

"Minumlah," Rin mengulur tangan yang terdapat satu botol air sebelum mengambil ancang-ancang untuk ikut duduk.

Dan tanpa pikir panjang (Name) langsung menerima pemberian dari Rin, efek lelah dan kehausan sepertinya.

Rin kemudian duduk. Jarak antara dirinya dan (Name) tak terpaut begitu jauh 'pun tak bisa dikatakan dekat.

"Hei, Itoshi, sebenarnya kenapa kamu bersikap seperti ini padaku?"

𝐋𝐎𝐕𝐄 𝐏𝐋𝐀𝐍 ー⌗RinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang