01

801 104 9
                                    

Keluarga Kim Junmyeon adalah keluarga sangat terpandang di Korea. Keluarga mereka adalah salah satu keluarga yang sangat kaya raya dan memiliki beberapa cabang perusahaan yang sangat besar dan berpengaruh di Korea.

Kim Jumyeon memiliki seorang istri bernama Bae Joohyun. Bae Joohyun adalah seorang aktris yang sangat terkenal pada masanya sebelum memutuskan untuk pensiun setelah menikah dengan Kim Junmyeon.

Kim Jumyeon dan Bae Johyun dikaruniai 4 orang anak perempuan yang mana anak yang mana terdapat anak kembar. Anak sulungnya bernama Kim Jisoo yang kini tengah menempuh kuliah jurusan kedokteran dan anak kedua yaitu Kim Jennie yang kini juga tengah kuliah dengan jurusan Fashion Designer dan anak 3 dan 4 mereka yang kembar yaitu Kim Chaeyoung biasa juga dipanggil Rosè dan Kim Lisa yang kini masih duduk di kelas 2 SMA.

Kim Junmyeon adalah seorang ayah yang sangat menomor satukan pendidikan. Junmyeon tak akan segan memarahi anaknya jika diantara mereka memiliki nilai yang tidak memuaskan. Karena bagi Junmyeon nilai itu sangat penting untuk melihat bagaimana keseriusan anaknya dalam menempuh pendidikan.

Hari ini adalah hari dimana Jumyeon akan mengambil raport anak kembarnya. Sedari dulu Junmyeon sangat semangat  jika mengambil raport anak-anaknya. Hingga beberapa tahun ini semangatnya mulai memudar terlebih tiap kali melihat hasil raport anak bungsunya.

Mobil Junmyeon mulai memasuki area sekolah Rosè dan Lisa yang cukup ramai oleh para wali murid yang sama-sama tengah mengambil raport anak mereka. Mobil Junmyeon mulai berhenti tepat dipintu utama sekolah mewah itu.

Mobil Junmyeon disambut oleh beberapa penjaga disana serta tak lupa pintu itu dibukakan oleh mereka. Jangan heran jika tiap ke sekolah Junmyeon selalu diperlakukan istimewa karena Junmyeon adalah pemilik sekolah itu.

Junmyeon mulai berjalan masuk diikuti oleh Rosè dan Lisa dibelakangnya. Langkah Junmyeon mulai berjalan menyusuri tiap lorong kelas sekolah itu. Tujuan Junmyeon bukanlah ruang kelas anaknya seperti wali murid pada umumnya, tapi tujuan Junmyeon adalah ruang private yang hanya digunakan untuk menyambut kedatangan keluarga Junmyeon ketika datang ke sekolah.

Tak perlu berjalan lama Junmyeon sudah pada ruangan itu, disana sudah ada seorang yang menyambut kedatangan Junmyeon tak lain adalah Kepala Sekolah Rosè dan Lisa.

"Silahkan duduk tuan" ucap kepala sekolah itu mempersilahkan Junmyeon untuk duduk di sofa besar yang mewah itu.

Kepala sekolah itu pun langsung mengambil 2 raport yang tak lain milik Rosè dan Lisa, kemudian menyerahkan pada Junmyeon.

"Ini Tuan, raport milik Nona Rosè dal Nona Lisa"

Junmyeon mengambil raport itu yang telah dibuka sebelumnya, disana Junmyeon dengan jelas dapat melihat hasil nilai setiap pelajaran yang Rosè dapat. Junmyeon tersenyum puas melihat nilai Rosè yang tetap sempurna. Nilai yang didapat Rosè selalu diatas angka 95 dan tak pernah sekalipun dibawah angka 95 dan ingat Rosè selalu mendapatkan nilai 100 di lima pelajaran lebih.

Melihat wajah sang ayah Rosè pun bisa bernafas lega. Rosè yakin nilainya pasti sempurna karena sang ayah terlihat bahagia.

Hingga saat Junmyeon menarik raport Lisa entah kenapa kini Rosè mulai tak tenang terlebih Lisa yang kini mulai menunduk dengan meremas rok yang Lisa kenakan.

Tangan Rosè pun mulai mengambil tangan Lisa untuk dia genggam, dapat Rosè rasakan tangan Lisa kini sangat dingin. Rosè tahu pasti kini Lisa tengah khawatir sekaligus takut dengan hasil raportnya.

"Gwenchana, kau tak perlu takut. Ada aku disini" Rosè berucap sangat lembut membuat perasaan Lisa menjadi sedikit lebih tenang.

Junmyeon perlahan mengambil raport kedua yang tak lain milik Lisa. Junmyeon begitu tajam melihat setiap nilai pada pelajaran Lisa dengan teliti. Tapi untuk kali ini raut wajah Junmyeon begitu tajam, tak ada gurat kepuasaan sama sekali di wajahnya.

Braaakkk

Junmyeon melempar kasar raport milik Lisa keatas meja membuat Lisa kian menegang. Sudah dipastikan nilai yang didapat Lisa tak bisa memuaskan hati Junmyeon.

"Kau..." Junmyeon menunjuk Lisa dengan tatapan begitu tajam walau yang ditunjuk kini tengah tertunduk dengan penuh ketakutan. Bahkan Rosè dapat merasakan bagaimana takutnya Lisa karena remasan ditangannya begitu kuat.

"Pulang sekarang!"

Junmyeon berlalu begitu saja setelah berucap, meninggalkan Rosè dan Lisa yang masih terdiam diruagan itu.

"Chaeng-ah, aku harus bagaimana?" Lisa berucap dengan suara bergetar, menandakan bagaimana takutnya dirinya dengan Junmyeon sekarang.

"Lisa-ya lihat aku" tangan Rosè terangkat pada wajah Lisa dan mengarahkan pandangan Lisa untuk menatapnya.

"Kita hadapi sama-sama eoh, aku akan selalu bersamamu Lisa-ya"

Mata Rosè bahkan mulai berkaca tak kuasa melihat wajah pucat Lisa yang terlihat sangat ketakutan. Ini adalah wajah Lisa setiap tahunnya ketika pengambilan raport, tak ada wajah kebahagiaan yang ada hanyalah wajah pucat karena rasa takut.

Rosè meraih tubuh Lisa untuk dia peluk. Rosè benar-benar memeluk Lisa dengan erat sembari menahan agar air matanya tidak tumpah. Sesak, sedih, sakit, itulah yang dirasalan Rosè sekarang, bahkan Rosè tak bisa membayangkan apa yang akan dilakukan Junmyeon pada Lisa setelah ini.

Sepanjang perjalanan satu orangpun dimobil itu tak ada yang mengeluarkan satu kata apapun. Suasana mobil itu begitu menegangkan hingga untuk bergerak saja Rosè dan Lisa tak sanggup.

Lisa terus saja tertunduk sembari terus meremas rok seragamnya. Hingga remasan itu berakhir saat mereka sampai di mansion.

Sesampainya di Mansion, Junmyeon menarik Lisa keluar dari mobil begitu kasar membuat Rosè tersentak kaget.

"Appa, lepaskan Lisa!" Rosè berteriak keras pada Junmyeon, tapi lelaki itu seolah tak mendengar dan terus menyeret Lisa masuk kedalam mansion, membawanya masuk kedalam gudang dan setelahnya mengunci pintu itu dengan rapat.

"Appa, mianhae" Lisa berucap dengan bersimpuh pada kaki Junmyeon walau tanpa melihat Junmyeon sedikitpun. Rasanya Lisa tak sanggup melihat wajah sang ayah yang sudah dipastikan penuh dengan amarah.

"Jangan lakukan itu lagi padaku appa, itu sangat menyakitkan" Lisa kembali berucap memohon pada Junmyeon, tetapi junmyon bahkan tak menanggapi ucahan Lisa sedikitpun.

Hingga satu cambukan keras yang berasal dari sabuknya kini mendarat mulis pada punggung Lisa.

"Akkkhh" Lisa mengerang kesakitan saat merasakan punggungnya terasa panas dan sakit bersamaan.

"Kenapa kau selalu membuatku malu anak bodoh"

Satu cambukan kembali mendarat pada punggung Lisa dengan keras. Kini yang hanya bisa Lisa lakukan hanyalah pasrah karena sudah dipastikan Junmyeon tak akan memafkannya.

Cambukan dan teriakan itu mulai menggema di ruangan itu membuat Rosè yang medengarnya lewat pintu itu hanya bisa menangis tanpa mengeluarkan suara.

Inilah hal yang paling Rosè takutkan saat penerimaan raport. Karena dari rapot itu Rosè akan menyaksikan bagimana tersiksanya Lisa oleh amukan Junmyeon tanpa bisa berbuat apapun untuk membantu Lisa.

"Lisa-ya, mianhae" Rosè menagis terisak sembari bersandar lemas pada pintu itu. Mendengar bagimana teriakan menyakitkan Lisa selepas cambuk itu dilayangkan.

Rosè masih tak mengerti bagimana ayahnya begitu teganya melakukan hal yang sangat menyakitkan itu pada anaknya. Sering kali Rosè bertanya-tanya apakah Junmyeon tidak menyangi Lisa? Jika Junmyeon menyangi Lisa kenapa Junmyeon harus melakukan hal seperti itu?

Jatim, 16 Juli 2023

Notes

Akhirnya cerita baru up juga 🥰

Kuharap antusias kalian masih sama seperti cerita sebelumnya.

Kasih komen dan masukan untuk cerita ini dong.

Thankyou🤗

IGNOREDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang