Rosè berjalan menuju perpustakaan dengan dua kantong plastik berisikan cemilan yang dia beli dari kantin sekolah. Tujuannya kini adalah untuk menemui Lisa.
Pemandangan wajah kesal dan frustasi itukah yang menyambuk kedatangan Rosè. Sesekali Rosè juga terkekeh menyaksikan tingkah adiknya yang cukup menggemaskan itu. Terlebih saat mengalami kesulitan seperri ini membuatnya kian bertambah gemas.
"Jinja! Kenapa sulit sekali!" Lemaparan pensil pada buku tebal dan hembusan nafas itu terdengar cukup kesal. Lisa seolah frustasi dengan beberapa soal dihadapannya itu. Menyaksikan itu membuat Rosè kian terkekeh. Ada saja tingkah kembarannya itu saat merasa kesal.
"Really, tak mau ku bantu saja" sudah sekian kali Rosè menawarkan untuk membantu tapi Lisa masih saja enggan menerimanya. Padahal sedari tadi Lisa sudsh amat frustasi tapi tawaran Rosè masih diabaikan.
"No! Jika kau yang mengerjakan nilai itu akan menjadi milkmu bukan milikku" tentu Lisa masih ingin berusaha karena nilai ini harus murni darinya. Lisa tidak boleh menyerah begitu saja, dia harus berusaha sedikit lagi.
"Kau sudah satu jam disini dan sampai sekarang belum menyelesaikannya" Rosè kembali berucap mengingatkan Lisa yang mungkin sudah lupa jika dirinya sudah terlalu lama diperpustakaan itu. Bahkan Rosè juga sudah cukup lelah berada disana.
"Jinja?" Lisa dengan cepat melihat arloji di tangannya, dan benar saja Lisa sudah satu jam berada diperpustakaan ini dan tak lama lagi bel masuk juga akan berbunyi.
Kembali manatap dua soal yang tak kinjung selesai benar-benar membhatnya bertambah kesal. Hanya dua soal tapi sungguh membuat Lisa sangat kesal.
"Apa kau yakin masih ingin menolak tawaranku Lisa?" Rosè kembali berucap untuk menjahili Lisa. Kita lihat apakah Lisa masih ingin berusaha sekuat tenaga untuk mengerjakannya,mengingat setelah jam istirahat tugas itu harus dikumpulkan. Tentu Lisa sudah tidak ada waktu lagi.
Lisa masih berfikir tidak langsung menerima tawaran Rosè. Entah kenapa Lisa masih ingin berusaha tapi mengingat waktu yang kian menipis sepertinya Lisa lebih baik menyerah saja. Mungkin untuk kali ini menyerah hal yag sangat baik.
"Baiklah, kerjakan ini untukku" dengan ekspresi cemberut Lisa menggeser buku tugasnya untuk diberikan pada Rosè. Tangan Rosè mulai terurur untuk mengerjakan soal itu dan terlijat dengan jelas bagaimana tangan Rosè yang snagat lihai mengerjakan deretan angka-angka itu bahkan Lisa tak melihat gurat kesusahan disana.
"Selesai" tak butuh waktu lama Rosè sudah selesai mengerjakan itu, Lisa hanya tersenyum menyaksikannya. Tak perlu terkejut jika Rosè mengerjakan secepat itu karena matematika memanglah keahlian Rosè.
"Gumawo Chaeng-ah" Lisa memberi kecupan pada pipi Rosè kemudian memeluk Rosè dari samping. Kembarannya itu memamg selalu ada untuknya.
"Jangan sekalipun ragu untuk meminta bantuan apapun kepadaku Lisa-ya. Karena aku akan selalu ada untukmu" Rosè membalas pelukan Lisa sama-sama merasakan kehangatan diantara keduanya. Tolong siapapun tak ada yang boleh memisahkan mereka berdua. Mereka harus terus bersama dalam kondisi apapun.
*****
Minggu yang cukup cerah dengan udara yang begitu sejuk dan matahari yang seakan malu menampakkkan dirinya dengan penuh.
Orang-orang beraramai mendatangi tempat yang banyak sekali dikunjungi kala mereka merasa suntuk ataupun bosan. Sepertinya halnya sekarang.
Empat gadis dengan marga Kim itu kini tengah melakukan prerjalanan menuju pantai. Perjalanan yang mereka tempuh kurang lebih 2 jam dari mansion mereka. Hari ini Junmyeon mengizinkan mereka berempat untuk berlibur bersama setelah berkali-kali Jisoo, Jennie dan Rosè merengek pada Joongki untuk mnegizinkan mengajak Lisa berlibur. Dan entah setan apa yang merasuki Junmyeon hingga akhirnya Junmyeon mengizinkan mereka untuk menikmati hari libur bersama.
"Sudah lama kita tidak menikmati hari libur bersama" ucap Rosè ditengah keheningan yang melanda mobil mereka.
"Hmm. Kau benar Chaeng-ah" Jisoo membalas ucaoan itu, tapi pandangan matanya terus tertuju pada pemandangan yang tengah mereka lewati.
"Bahkan rasanya sudah seperti bertahun-tahun" kini Jennie juga bersuara mengingat sudah terlalu lama mereka tidak bermain bersama seperti ini. Keputusan Junmyeon untuk menambah jam belajar Lisa memang sangatlah berpengaruh pada kualitas kebersamaan mereka.
Jennie melirik pada Lisa yang kini tengah tertidur pulas dipundaknya. Dapat dilihat dengan jelas bagaimana Lisa tertidur begitu pulas bahkan sentuhan jari Jennie di pipi Lisa tak membuat Lisa terusik.
"Pasti kau sangat lelah dan tertekan Lisa-ya" menatap Lisa sendu hati Jennie terasa tersayat. Mengingat bagaimana sikap ayahnya akhir-akhir ini pada Lisa terlebih dirinya yang tak bisa berbuat apa-apa untuk membantu Lisa kian membuatnya semakin merasa bersalah.
"Adikmu kuat Jennie-ya" usapan tangan Jisoo dirambutnya membuatnya sedikit dapat mengontrol emosi pada dirinya. Hari ini mereka hafus bersenang-senang jadi Jennie tak boleh bersedih.
"Kita harus membuat Lisa bahagia hari ini" kini Rosè nerucap penuh semangat. Hari ini harus menjadi hari paling bahagian untuk mereka. Mereka harus melupakan semua rasa sakit yang ada untuk menikmati kebahagiaan hari ini. Tidak boleh satupun pemikiran yang mebgusik kebahagiaan mereka. Hari ini mereka harus benar-benar bahagia.
2 jam berlalu mobil itupun berhenti di tempat tujuan mereka. Lisa juga sudsh bangun dan keempatnya sudah turun dari mobil.
Langkah mereka mulai menyusuri area pantai yang sangat luas. Sebelum menuju pantai mereka memilih untuk berkeliling di mini park terlebih dahulu.
"Ayo bersepeda" Chaeyong berucap negitu semangat sembari menarik Lisa untuk menuju stand penyewaan sepeda.
"Sudah lama kita tak melihat mereka seperti ini" Jisoo memandang kedua adik kembarnya yang berjalan begitu riang tanpa beban, sungguh Jisok ingin melihatnya setiap hari.
Tidak hanya Jisoo, Jennie juga senang melihat tingkah kedua adiknya itu, terlenih jika sifat kenakan mereka berdua keluar Jennie semakin senang. Jennie yang tak ingin kehilangan momen itu bergegas mengambil ponselnya dan mengambil gambar untuk diabadikan.
Mereka mulai mengitari mini park itu dengan riang. Rosè dengan Lisa dan Jisoo dan Jennie. Mereka berjalan beberiringan bersenda gurau bersama seolah tidak ada beban yang mereka tengah pikul. Mereka benar-benar menikmatinya dengan sangat bahagia.
Setelah puas dengan sepeda mereka mulai berjalan menuju pantai. Mereka berlari-lari kecil serta saling kerjar-kejaran untuk menikmati tepi pantai. Lisa dan Rosè sangat semangat ketika bermain air ombak semenatar kedua kakak nya hanya duduk di sebuah temlat lesehan yang sudsh mereka pesan sebelumnya.
"Sepertinya mereka tak punya rasa lelah unnie" Jennie terus menatap pada kedua adiknya yang masih sanggup bermain kejar-kejaran sedari tadi.
"Kau benar, bahkan aku sudah tak sanggup" Jisoo juga menatap kedua adiknya dengan senyum yang terukir dibibirnya.
Hari ini adalah hari dimana yang mereka selalu inginkan. Tidak ada rasa takut, tidak ada kekhawatiran dan juga tidak ada beban. Hari ini mereka benar-benar menikmatinya dengan sangat bahagia. Sebuah kebahagiaan yang tidak bisa didefinisakan dengan kata. Kebahagiaan seperti inilah yang mereka inginkan setiap harinya.
21 Mei 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
IGNORED
Fanfiction"Dalam hidup, kadang harus bersikap kuat karena banyak ketidakadilan yang terjadi."