04

471 82 4
                                    

Mentari pagi mulai masuk menembus jendela setiap kamar di mansion itu. Semua penghuni sudah mulai beraktivitas masing-masing. Satu persatu penghuni sudah mulai bangun untuk bersiap diri, tetapi terdapat satu kamar yang mana pemiliknya masih enggan untuk beranjak dari tempat tidurnya.

Lisa masih setia berada dikasurnya dengan selimut  yang ia naikkan sampai menutup kepala. Hari ini rasanya Lisa benar-benar tak ingin berangkat ke sekolah, tubuhnya masih terasa begitu sakit disemua sisi karena kejadian semalam dimana Suho yang kembali menguhukum Lisa.

Semalam Lisa mendapatkan cambukan beberapa kali ditubuhnya membuat tidurnya tidak nyenyak. Ketiga kakaknya juga sudah mengobati luka Lisa tetapi tetap saja rasanya masih sangat sakit.

"Eoh, kau sudah bangun ternyata" Jisoo melirik sekilas Lisa sembari meletakkan sarapan untuk Lisa di nakas.

"Apa rasanya masih sakit?" Jisoo bertanya pada Lisa dengan wajah khawatir setelah melihat wajah kesakitan Lisa saat berusaha untuk bangun.

"Gwenchana unnie, hanya sedikit" ucap Lisa dengan senyum manisnya.

Apa yang dikatakan Lisa tentunya hanyalah kebohongan, nyatanya tubuhnya sekarang terasa amat sangat sakit. Tapi ini adalah jawaban terbaik menurut Lisa agar tak membuat Jisoo merasa khawatir pada dirinya.

"Hari ini tidak usah sekolah eoh, kau di rumah saja istirahat Lisa" Jisoo mengusap surai Lisa dengan lembut, memberikan segala rasa sayangnya untuk Lisa.

"Aniyo, Lisa harus sekolah. Hari ini Lisa ada jadwal ulangan"

"Kau bisa mengikuti ulangan susulan Lisa" ucapan itu berasal dari Rosè yang baru saja masuk ke dalam kamar Lisa.

"Aniya chaeng-ah, aku harus tetap masuk" Lisa berucap sembari menatap Rosè dengan lesu. Lisa tentu tidak mau mebolos dari jadwal ulangan hari ini. Telebih untuk mengikuti ulangan susulan.

"Tapi Lisa, kesehatanmu jauh lebih penting dari ulangan itu" ucap Rosè menatap Lisa sendu. Dengan kondisi seperti ini Lisa masih saja memikirkan ulangan dari pada kesehatannya sendiri.

"Yang dikatan Rosè benar Lisa-ya. Lihatlah kondisimu sekarang" Jennie yang baru saja masuk dan mendengar ucapan Rosè tentu menyetujuinya. Melihat bagaiamna kondisi Lisa sekarang yang jelas terlihat sedang tidak baik-baik saja. Wajahnya bahkan terlihat sangat pucat.

"Kesehatanku memang penting bagi kalian, tapi tidak untuk appa"

Ucapan itu seketika membuat mereka diam tanpa bisa bersuara, bibirnya bahkan terasa kelu hanya sekedar mengucapkan satu kata saja. Menatap Lisa dengan nanar merasakan rasa sesak yang hadir didada mereka. Saat seperti ini, mereka merasa telah gagal menjadi kakak. Mereka tak bisa menjaga Lisa dengan baik sebagai kakak, mereka selalu kalah dengan keadaan seperti ini.

Suho tak pernah sekalipun memikirkan bagaimana kondisi Lisa sesikitpun, yang dipirkan Suho hanyalah sebuah nilai yang mana Lisa harus mendapatkan dengan bagus. Suho tak pernah sekalipun memikirkan bagiamna tertekannya Lisa selama ini, bagaimana sakitnya Lisa atas cambukan-cambukan yang diberikan. Suho tak pernah mau tau itu, yang Suho inginkan hanyalah nilai sempurna dari Lisa.

"Jangan khawatirkan aku, aku akan baik-baik saja"

Beranjak dari kasurnya Lisa berjalan menuju kamar mandinya untuk segera bersiap ke sekolah. Meninggalkan ketika kakaknya  yang tanpa Lisa sadari kini tengah menangis dalam diamnya.

Bagiamana mungkin mereka tidak khawatir dengan Lisa, setiap hariya perasaan mereka selalu dilingkupi rasa khawatir. Tak pernah sekalipun mereka tak khawatir pada Lisa.

Mereka sangat menyanyangi Lisa lebih dari apapun. Terlebih melihat kondisi Lisa yang seperti itu dan hukuman-hukuman yang Lisa dapat membuat hati mereka begitu hancur berkeping-keping.

IGNOREDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang