09

433 69 5
                                    

"Appa, ayo kita pulang Rosè sudah bosan berada disini"

Rosè menarik-narik lengan Junmyeon yang masih terus berjalan menyusuri danau dengan air jernih itu.

Hari ini mereka memutuskan untuk berlibur disebuah taman untuk menghilangkan penat sekaligus untuk mempererat hubungan satu sama lain. Ini adalah kegiatan rutin keluarga Kim disetiap hari pekan tiba. Jika saat libur panjang baru mereka akan berlibur keluar dari Seoul.

"Appaaaaa"

Rosè berteriak kesal karena Jumyeon yang tak menanggapi ucapannya. Ayahnya itu lebih memilih terus berjalan menyusuri taman tanpa menanggapi ucapannya sama sekali.

"Unnie, Appa mengabaikan ucapanku"

Rosè merengek datang menghampiri Jennie dan Jisoo yang duduk diatas karpet yang mereka sewa sebelumnya. Jisoo dan Jennie sudah kesal sedari tadi karena Junmyeon tak kunjung membawa mereka pulang, terlebih mereka datang ke taman itu tanpa adanya Lisa.

Junmyeon melarang Lisa untuk ikut dan membiarkan Lisa berada di mansion dengan Seulgi, tentu karena Junmyeon menginginkan Lisa untuk terus belajar. Lihat saja bagaimana kerasnya ayah itu sampai hari minggu pun Lisa masih dipaksa untuk belajar.

"Bagaimana aku bisa bersenang-senang jika Lisa tak bersama kita"

Pandangan Jennie menatap lurus pada danau dihadapannya, tatapannya begitu sendu karena terbesit kesedihan di dalamnya.

Terhitung sudah sangat jarang mereka berlibur bersama sebelum adanya les tambahan untuk Lisa, jika sekarang Lisa  dipaksa untuk tetap belajar walauoun hari libur apa mungkin mereka bisa menghabiskan waktu libur bersama lagi?

"Nde unnie, aku bahkan taidak semangat sedikitpun"

Rosè merebahkan tubuhnya, meletakkan kepalanya diatas paha Jisoo yang duduk disebelahnya. Memejamkan mata menarik nafas dalam-dalam mencoba menetralkan perasaanya yang begitu terasa amat kesal sekarang.

Tidak hanya rasa kesal tetapi juga kesedihan ada didalam hati Rosè. Awalnya Rosè tak ingin berangkat lantaran Lisa tidak ikut. Tapi Junmyeon memarahinya dan akhirnya Lisa juga memaksanya agar tetap ikut.

"Unnie, apakah Appa dan Eomma benar-benar menyayangi Lisa?"

Rosè menatap Jisoo penuh tanya, berharap Jisoo memberikan jawaban yang mampu membuatnya tenang. Karena selama ini pertanyaan itu selalu saja muncul dikepalanya tanpa bisa menemukan jawabanya.

"Tentu appa dan eomma memyayangi Lisa chaeng-ah"

Jisoo mengusap surai Rose lembut tak lupa senyum manisnya yang mampu membuat siapapun merasa tenang saat melihatnya.

"Tapi unnie, kenapa appa begitu jahat kepada Lisa?"

Rosè masih tak bisa merasa puas dengan jawaban Jisoo, karena sikap kedua orang tuanya bahkan tidak mencerminkan sedikitpun dari jawaban Jisoo.

"Mungkin itu cara mereka menyayangi Lisa Chaeng-ah"

Kini yang bersuara yaitu Jennie, ikut merebahkan kepalanya pada paha Jisoo yang lain.

"Kenapa cara mmenyanganinya sangat kejam unnie?" Rosè kembali bertanya, menegeluarkan semua pikiran yang selama ini iangin dia keluarkan sejak lama.

"Entahlah Chaeng, aku tidak mengerti dengan appa dan eomma kenapa bisa begitu tega pada Lisa"

Perasaan Jennie kini mulai terasa sesak saat ingatan-ingatan penyiksaan Suho kembali melintasi pikirannya. Jennie bahkan sepimikiran dengan Rosè, sama-sama bertanya-tanya apakah ini yang dinamakan menyayangi tetali kenapa dengan cara menyakiti?

IGNOREDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang