Let's Break Up : Sesuatu Berubah

552 41 0
                                    

Sorry for typo and hope u enjoy the story




Let's Break Up



"Kak, sudah selesai?"

Pemuda dengan kacamata bulat tanpa kaca yang bertengger apik pada hidung kecilnya itu memecah hening yang sedari tadi membelenggu. Yang ditanyai hanya mengangguk pelan, tanpa mengalihkan atensi dari pekerjaannya sekarang.

"Sedikit lagi," Jaehyun sekilas memandang sosok yang duduk dihadapannya dengan senyum tipis yang terbit. "Kamu ga ada kelas?" Sambungnya.

"Ada sih, tapi dosennya ga hadir kak. Ada urusan katanya." Sahut Johnny seadanya, sembari memakan jelly beruangnya. "Ga ada dosen pengganti ya?"

Johnny kembali menggelengkan kepalanya, "ga ada kak." Kekehan serta elusan pelan pada pucuk kepala sang lawan bicara itu membuat bibir itu mengerucut, masih sebal karena dirinya sudah mau merelakan tidur siangnya demi untuk masuk kelas.

"Kak, nanti kakak ada rapat kah?" Johnny bertanya kepada Jaehyun dan dihadiahi anggukan kecil.

"Iya kaya biasa, emangnya kenapa?" Sahutan seadanya dan seperti biasanya itu membuat Johnny mengangguk kecil.

"Pulang jam berapa kak kira-kira?" Alih-alih menjawab, Johnny kembali melontarkan pertanyaan. Tampak gerakan tangan Jaehyun yang sedari memeriksa laporan itu terhenti sejenak, ia kini benar-benar memandang penuh pada Johnny yang masih mengunyah nikmat jelly kesukaannya.

"Jam tiga sih, kalo gak numpuk kerjaan. Kenapa?" Pertanyaan yang membutuhkan alasan itu kembali Jaehyun lontarkan, dengan lebih ditekankan dari sebelumnya.

Johnny menggembus napasnya pelan, dan itu tak elak dari pandangan Jaehyun. "Ga sih, cuma mau ngajakin kakak makan bareng. Kata Kak Yuta kakak sering ngelewatin jam makan siang."

"Oh, gak bisa deh kayaknya. Soalnya banyak tugas yang harus selesai, takutnya kalo dibiarin malah numpuk. Lagian aku makan kok pasti, ga usah khawatir." Johnny mengangguk seadanya.

"Yaudah, aku balik duluan ya kak kalau gitu. Kakak jangan lupa makan ya." Johnny tau untuk beberapa waktu kedepan Jaehyun akan tenggelam pada pekerjaan nya yang seolah tak akan pernah selesai, Jaehyun tersenyum tipis saat Johnny menepuk bahunya pelan.

Dan tanpa banyak bicara lagi, Johnny segera beranjak pergi. Sebenarnya tidak sepenuhnya pergi dengan sukarela. Sebab rasanya hatinya seolah ada yang mengganjal. Padahal aktifitas seperti tadi adalah hal yang biasa mereka lakukan ketika bertemu. Berbicara kecil soal kegiatan masing-masing sebagai seorang mahasiswa dan direktur kantor. Namun, ada yang terasa berbeda.

Jika dulunya, diawal mereka menjalin hubungan. Sesibuk apapun itu, Jaehyun selalu ada waktu untuk makan malam bersama dirinya. Berangkat ke kampus bersama ketika mengantar dirinya. Tempat untuk bercurah diri perkara sulitnya menjalani kehidupan seorang mahasiswa. Saling bertukar kabar setiap waktu, meskipun jika mengirimkan pesan pada malam hari dan dibalas keesokan harinya sebab ketiduran.

Masa manis itu seakan tenggelam ketika mereka memasuki tahun kedua, dimana Jaehyun menjadi sangat sibuk akan semua kegiatan kantor nya dan masih banyak lagi. Johnny tidak masalah, toh ia pun sama sibuknya dengan Jaehyun, pada awalnya. Namun semakin kesini, Johnny makin menyadari bahwa ada jarak yang memisah antara dirinya dan Jaehyun.

Mereka seolah saling menutup diri, tak ingin disentuh oleh siapapun. Intensitas bertemu mereka tak lagi sesering dahulu, mengirim pesan pun kadang bisa dibalas lusa hari atau bahkan dibaca saja tidak.

. . .

"John, udah makan belum?" Dirinya yang sedari tadi duduk di sofa sambil menonton televisi itu dikagetkan oleh sebuah suara disusul sosok pria bersurai blonde berdarah Kanada itu yang menghampiri dirinya.

Tampan, namun sering membuat kesal. Yang ditanyai itu hanya menggeleng pelan, meski fokusnya tertuju pada televisi namun otaknya melayang jauh entah kemana.

"Anterin gue cari makan yuk, gue laper. Tenang, gue bayarin. Gimana?" Bibir tipisnya menyunggingkan senyum paling tengil yang pernah Johnny lihat.

"Mager banget gue Lee." Atas jawabannya yang terdengar jengah itu, si pria bermarga Lee itu langsung berlutut di hadapannya.
Memohon dengan wajahnya dibuat iba.

Mengerjap berulang lagi yang kemudian dihadiahi gidikan ngeri dari Johnny. "Naik motor aku dehh, gak usah ganti bensin. Mau ya? ya? Malu gue makan sendirian John, keliatan banget ga laku nya." Pria yang sering dipanggil Mark olehnya itu masih betah memohon dengan wajah dibuat semelas mungkin. Johnny ingin segera menolak kembali ajakan Mark dengan alasan punya banyak tugas yang menumpuk.

Namun, getaran pada saku celana training yang ia pakai itu membuat niatnya urung. Ternyata sebuah pesan dari seseorang yang sedari tadi berkeliaran di kepalanya.

Tumben, pikirnya.

Kak Jaehyun

20.10

| Jangan lupa makan
| Aku udah makan kok sama anak-anak, kamu gak perlu khawatir


-

"Ya udah ayo, Mark. Cepetan keburu malem." Jeongin melempar ponselnya sembarangan ke sofa, tak mau tahu jika nantinya benda itu hilang dicuri oleh penghuni lain. Ia melangkah lebih dulu dari Mark yang masih bersorak gembira di lantai. Johnny mendecak kesal setelah membaca pesan yang ia dapatkan dari Jaehyun tadi. Ia mengembus kasar.

"Percuma aku khawatir."



To Be Continue

[✓] Let's Break Up [JaeJohn]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang