Di ruanganan tempat loker berada, terdapat beberapa gadis yang tengah mengganti pakaian sekaligus berbincang bincang membahas tentang bagaimana sebalnya mereka menghadapi atasan yang cerewet nya ngalahin emak emak yang sedang ngamuk.
"Sialan, mulutnya gak cape apa nyerocos mulu? " kesal seorang gadis, sebut saja dia Fifit.
"Lah mending kalian yang baru, kita yang udah lama aja muak sama dia" balas gadis disebelahnya, sebut saja dia Meli.
"Sumpah sih, mulut nya itu loh bikin gue pengen nyumpel pake salep ditangan gue" keluhnya lagi membuat beberapa gadis disana terkekeh karna ucapannya.
"Udahlah, kalian mau pulang gak? " Tanya gadis bernama Reren memotong perdebatan teman teman kerjanya, sambil menghisap rokok ditangannya.
"Maulah"balas mereka.
"Ayo pulang" ajak gadis bernama Ana lalu pergi ikuti yang lainnya, meninggalkan kedua gadis yang asik ngerokok.
"Duluan" pamit mereka.
"Oke" balas keduanya.
Keduanya melanjutkan merokok sambil membereskan barang barang mereka. "Mau nyantai dulu gak? " tanya Reren menatap temannya.
Gadis di depannya melirik lalu kembali menyesap rokok itu dan menghembuskan nya sebelum menjawab. "Tempat biasakan? " tanya nya, sebut aja dia Nadia.
"Yoi" balas Reren lalu berdiri setelah mematikan rokok dan membuangnya ketempat sampah.
"Ayolah" ajak Nadia sambil membuang rokok yang sudah mati ketempat sampah.
Keduanya berjalan keluar dengan sesekali mengobrol hal random. "Baru pulang kalian? " tanya pegawai toko yang baru melihat keduanya.
"Iya, nih kunci" balas Nadia sambil meletakkan kunci pada etalase lalu pergi menyusul Reren yang memang sudah duluan pergi.
"Udah? " tanya Reren yang memang menunggunya di luar.
"Udah" balasnya lalu keduanya pergi meninggalkan tempat kerjanya yang penghasilannya tak seberapa itu. Namun mereka bersyukur di beri kesempatan untuk mencicipi dunia pekerjaan yang nyatanya tak sesuai ekspetasi.
Mereka bekerja hanya sebagai buruh, meskipun kerja mereka tergolong santai tetapi ada beberapa waktu dimana mereka bekerja sangat keras namun gaji tetap sama, yaitu dua puluh lima ribu perhari tanpa uang makan.
Keduanya berjalan kaki sambil sesekali menendang apapun yang terdapat di depannya. "Lo udah baca novel itu nad? " tanya Reren sambil menatap kendaraan yang melintas di depannya.
"Udah, sumpah sih endingnya plot twist banget" komentar Nadia sambil menatap Reren.
Mendengar itu sontak Reren terkekeh. "Apalagi gue, mana gue awalnya ngedukung lagi eh malah balik tai" sahut Reren sambil menggelengkan kepalanya mengingat novel yang ia baca sangat membuat Reren patah hati sendiri.
"Bener tu si Noval nggak ngotak anjing, dikasih hati sama si Zia malah milih nyari mati! Kan beneran mati" kesal Nadia membuat Reren terkekeh saat melihat bagaimana kesalnya teman nya itu.
"Mana alesannya nggak ngotak lagi" lanjutnya.
"Namanya juga fiksi, terserah authornya lah" balas Reren membuat Nadin menatapnya melotot.
KAMU SEDANG MEMBACA
THREEPELS
Teen FictionTak pernah terpikirkan Reren akan ber transmigrasi seperti novel yang ia baca, terlebih ia bertransmigrasi bukan seorang melainkan bersama kedua temannya! Mereka bertransmigrasi menjadi saudara kembar dan mereka masuk ke dalam novel yang amat di be...