Tak lama Aca berhenti setelah dirasa jauh dengan tempat itu, ia melihat keduanya berlari kearahnya dengan senyum lebar terpatri diwajah keduanya. "Gimana? " tanya Aca diangguki keduanya.
"Aman"balas Ace sambil memamerkan ponsel yang terlihat mahal itu.
"Gue dapet uang seratus ribu, lumayan buat makan hari ini" lanjut Aca memamerkan uang yang dikasih ibu tadi.
"Mau makan dulu atau gimana? " tanya Aci menatap keduanya.
"Makan dulu gak sih? " tanya Ace diangguki keduanya.
Ketiganya lantas pergi ke warung terdekat. "Kita mau beli baju nggak? Ini udah bolong bolong? " tanya Ace lagi meminta pendapat.
"Beli baju ? Uang kita gak cukup kalo mau beli baju bertiga" balas Aca.
"Bener, paling murah baju tiga puluh ribu. Sedangkan kita kan bertiga, mana cukup " lanjut Aci.
"Cukup tapi kita makan cuma roti sama air doang" sahut Aca membuat mereka terdiam kembali.
"Trus bagusnya gimana? Gak mungkin kan kita narik uang pertama pake baju gini? " tanya Ace membuat ketiganya terdiam kembali.
Cukup lama mereka terdiam akhirnya Aca kembali bersuara. "Udah gini aja sekarang, ayo pergi ke pasar buat beli baju" ajak Aca membuat mereka terkejut.
"Tapi uangnya? " sahut Aci namun terdiam melihat sorot mata tegas milik Aca.
"Lo berdua percayakan sama gue? " tanya Aca menatap keduanya serius.
"Kita percaya" tegas mereka membuat Aca mengangguk.
"Oke, ayo pergi" ajaknya.
Setelah beberapa kali menanyakan jalan ke beberapa pedagang akhirnya ketiga bocah kembar yang diperkirakan masih umur 14 tahunan itu sampai di pasar.
Aca mencari pedagang kaos yang dirasa cukup dengan kantongnya. "Pak, kaos ini berapa? " tanya Aca menunjuk kaos hitam polos di depannya.
"Cuma tiga puluhan dek" balas bapaknya.
"Gak bisa kurang yak pak? Saya mau beli buat adek kecil saya" melas Aca membuat pedagang itu marah.
"Kalo gak bisa beli gak usah nawar" cecarnya membuat Aca segera menyeret kedua adiknya menjauh.
Ace dan Aci yang ingin marah terhenti karna tanpa kata Aca membawa mereka menjauh dan mendekati pedagang lainnya. "Pak ini berapa? " tanya Aca menunjuk kaos coklat didepannya.
"Tiga puluh lima dek" balas pedagang itu.
"Gak bisa kurang ya pak? " tanya Aca mencoba bernegosiasi.
"Maunya berapa? " tanya Pedagang itu menatap iba pada ketiga bocah di depannya.
"Kalo bisa dikurangin pak, uang saya gak cukup" balas Aca.
"Tiga puluh" ujar pedagang itu.
"Gak bisa kurang lagi pak? " tanya Aca.
"Dua puluh delapan deh gimana? " tanya Pedagang itu.
Aca memandang Ace. "Ace suka? " tanyanya membuat Ace menatap Aca dengan sulit di artikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THREEPELS
Teen FictionTak pernah terpikirkan Reren akan ber transmigrasi seperti novel yang ia baca, terlebih ia bertransmigrasi bukan seorang melainkan bersama kedua temannya! Mereka bertransmigrasi menjadi saudara kembar dan mereka masuk ke dalam novel yang amat di be...