Tavi mematikan mesin mobilnya, melepas sabuk pengaman dan keluar dari mobilnya. Perempuan itu membuka pintu belakang dan mengambil buket bunga yang disiapkannya dengan spesial, khusus hari ini. Tidak ada yang lebih Tavi tunggu selain kunjungannya ini. Ada seseorang yang menunggunya di sana. Menunggu kehadiran dan doanya. Meski Tavi sungguh ingin menangis, tapi dia harus menahannya demi seseorang yang sangat disayanginya itu.
Memastikan mobilnya dalam kondisi terkunci, Tavi berjalan dengan heels-nya yang berwarna hitam hari ini. Kacamata berwarna senada dilepas untuk melihat pemandangan tanpa penghalang. Dia tak ingin datang seperti orang yang berkabung. Tidak lagi. Tavi tidak mengizinkan dirinya untuk bersedih atas apa pun. Dia tak memberikan kesempatan lagi pada dirinya sendiri untuk mengasihani dan menyesali pilihan yang sudah dijalaninya hingga sejauh ini.
Semuanya terasa sempurna jika Tavi bisa mengambil hikmah dari seluruh kehidupannya yang sempat hancur. Sudah cukup. Tangisan tak akan mengubah apa pun. Berjalan dengan kedua kakinya, menguatkan hati, dan menjernihkan isi pikiran, semuanya akan berjalan seperti biasanya setelah ini. Ya, semoga begitu.
Tavi sudah sangat dekat dengan tempat yang ditujunya. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat orang lain yang tak diharapkannya berada di sana. Tavi tak tahu kenapa dia bisa melihat pria itu di sana dan disaat seperti ini. Harusnya ini tidak terjadi, pria itu harusnya berada di altar pernikahan dan bukan berada di pemakaman.
Kini, pria itu sudah telanjur menatap Tavi yang berdiri kaku menghentikan langkah. Mereka tak bisa melepaskan tatapan satu sama lain. Meski begitu, Tavi tak mau mundur untuk mengunjungi makam tersebut, dia tidak ingin mengecewakan seseorang yang selalu dikunjunginya setiap hari itu. Tavi harus menyapa dan mendoakannya. Jadi, dengan langkah kaki yang dipaksakan tetap percaya diri, Tavi mendekat dan meletakkan bunga di atas nisan.
Rory Octavie. Nama yang tertera di sana.
"Kamu nggak pernah bilang kalo kamu hamil saat itu."
Tavi tidak mengindahkan ucapan pria di depannya. Dia sibuk mengusap nisan sang putri dan mengucapkan banyak kalimat sayang di dalam hati. Putrinya pasti mendengarnya dari sana, Tavi yakin itu.
Tavi bersikap seolah tak ada siapa pun di sana selain dirinya. Dia mendoakan putrinya dan untung saja tidak mendapatkan gangguan. Setelah selesai, Tavi mencium nisan tersebut dan bersiap pergi. Namun, kalimat pria itu menghentikan langkahnya lagi.
"Aku nggak pernah berniat membuatnya seperti ini, Vi. Sejak awal aku memang ingin mengenal teman kamu, tapi ternyata kamu ada mengisi kehidupanku lebih dulu, tanpa pernah aku sadari. Aku mencoba mengganti langkahku. Pertemuan waktu itu, aku mau mengakhiri kesalahpahaman—"
Tavi tidak ingin mendengarkan apa pun lagi. Dia berjalan dan meninggalkan Arthur, tapi pria itu segera menyusul Tavi.
"Vi, dengerin aku dulu."
Tavi menghempaskan tangan Arthur yang berusaha menahan pergelangan perempuan itu. "Aku yang salah paham selama ini. Sudah cukup. Kamu nggak perlu menjelaskan apa pun."
"Vi, aku mau mengakhiri kesalahpahaman kamu dan teman kamu waktu itu. Demi apa pun, aku ingin melepaskan keinginanku mengenal teman kamu dan aku mau bilang kalo kamu yang udah memiliki hatiku, Vi. Kamu yang aku cinta, Vi."
Tavi terdiam untuk sejenak, tapi dia buru-buru menyadarkan diri bahwa dia tak boleh masuk dalam kekecewaan untuk kedua kalinya. Ini hanya perangkap, begitu pikiran Tavi berkata.
"Arthur, nggak ada tanggung jawab yang harus kamu urus. Masalah kita sudah selesai. Kamu bisa lanjutkan hidup kamu—"
"Nggak! Masalah kita belum selesai. Kamu pergi sejak hari itu tanpa aku tahu kemana, Vi. Kalo aja Davni nggak lihat kamu di rumah sakit, mungkin aku nggak akan tahu mengenai putri kita. Aku akan semakin dalam menyesali kebodohanku, Vi."
"Itu masalah kamu, Arthur. Selamat pagi dan semoga kita nggak pernah bertemu lagi!"
[ Aloha!
Bagi kamu pembaca terkini. Kisah ini aku sudah unggah bab pertamanya di Karyakarsa (kataromchick). Aku jelaskan lebih dulu mengenai cerita ini, ya.
Kata Cinta Yang Sia-Sia terdiri dari lebih dari 5000 kata setiap bab-nya. Mengingat hal ini, kisah ini tidak akan lebih dari 10 bab untuk diselesaikan. Bab eksklusif tetap berada di Karyakarsa, di Wattpad akan saya unggah tapi tidak lengkap. Misalnya, dari 5000 kata satu bab di Karyakarsa maka di Wattpad hanya 1000-1500 kata saja. Ini untuk menghargai pembaca yang mau mendukung aku di Karyakarsa dengan semangat.
Terima kasih untuk pembaca setia yang selalu memberikan dukungan untuk aku. Semangatku selalu tinggi dengan dukungan yang kalian berikan. Yuk, ramaikan bab satu KCYS di karyakarsa aku! ]
KAMU SEDANG MEMBACA
Kata Cinta Yang Sia-Sia / Tamat
RomanceTERSEDIA EBOOK DI PLAYBOOK DAN BAB SATUAN SERTA PAKET DI KARYAKARSA. Ini kisah yang dipenuhi dengan kesalahpahaman atau ... kebodohan. Kata cinta yang selama ini Octavian Bellamy tunggu nyatanya hal sia-sia yang seharusnya dia duga sejak awal. Tak...