Tidak selamanya cara kerja setan itu identik dengan keburukan. Seringkali malah mengelabui mangsanya dengan berbagai kebaikan sehingga mangsanya terbuai dan pada akhirnya mengikuti ajakan sesatnya. Seperti yang dilakukan oleh setan yang sedang menjelma menjadi Renan.
Tadi, di tengah perjalanan dia menyuruh Sang Sopir berhenti di sebuah toko pakaian. Awalnya Alisya yang ia paksa turun untuk membeli pakaian ganti untuk dirinya sendiri dan untuk Bryan. Namun tentu saja Alisya menolaknya.
Pertama, meskipun bajunya setengah basah, dia tidak akan pernah berhutang pada Renan. Kedua, dia tidak akan mungkin meninggalkan Bryan hanya bersama dengan pria itu.
Akan tetapi, Alisya tidak pernah berpikir bahwa Renan akan turun sendiri. Meskipun dengan gerutuan panjang karena Alisya kembali menyanggah perintahnya. Pria itu masuk ke toko dan setengah jam kemudian keluar dengan membawa dua papperbag besar, masing-masing berisi pakaian untuk Alisya dan Bryan.
Bukan hanya itu saja. Tanpa meminta izin pada Alisya, Renan kembali menyuruh sopirnya mangantar ke rumah sakit. Dan ketika Alisya kembali menyanggah karena takut ada orang yang melihatnya pergi bersama Renan, pria itu dengan tanpa banyak bicara langsung menggendong Bryan masuk ke rumah sakit sendiri.
Itu yang Alisya maksud, setan sedang membuai dia dengan kebaikan-kebaikan.
"Jangan menyiksa diri sendiri. Bryan hanya terkena radang tenggorokan biasa."
Alisya tak menoleh ketika ada sebuah suara di belakangnya. Bukan dia ingin menyiksa diri sendiri tapi karena dia tidak pernah bisa tidur ketika Bryan sakit. Terakhir kali—sebulan yang lalu, dia sedikit mengabaikan ketika Bryan sakit karena saking lelahnya. Dan pada akhirnya, Bryan kembali kejang.
"Dia punya riwayat kejang sejak bayi. Demam sedikit saja membuat saya takut akan kambuh lagi. Jadi tidak akan saya biarkan sendiri." jawabnya jujur agar Renan tau dan akhirnya diam, tidak lagi merecoki urusannya.
"Yang menyuruh kamu meninggalkan dia sendiri siapa?"
Mendengarnya membuat Alisya menoleh dan menatap Renan dengan lekat. Sungguh, pikirannya sedang tak tenang. Tak ada waktu untuk meladeni Renan dengan segala ucapan pedasnya.
"Keluarlah! Pergi ke kamar sebelah ini. Bryan akan bersamaku."
Benar 'kan? Setan itu cara kerjanya halus dan penuh buai-an. Berhati-hati lah.
Akan tetapi, rasa-rasanya kali ini Alisya terhasut oleh setan itu.
Usianya masih muda tapi kalau boleh jujur, staminanya tak jauh lebih bugar dari seorang nenek tua. Mungkin karena selama ini tidak begitu peduli pada kesehatan. Sering memforsir tenaganya hanya demi mencari uang untuk Bryan. Sehingga kelelahan sedikit saja membuatnya gampang sakit.
Jangan tanyakan tentang vitamin dan makanan sehat. Bisa makan tiga kali sehari saja sudah sangat bagus bagi dia dan Bryan.
"Saya tidak mau. Biar saya tidur di sini saja, dekat dengan Bryan." Dia pikir kembali, dan tidak akan terbuai dengan tawaran Renan.
Terdengar desisan kesal dari Renan. Sepertinya pria itu benar-benar jengah dengan Alisya yang selalu saja punya sanggahan atas semua yang ia ucapkan.
"Bryan tidak akan cepat sembuh hanya dengan kamu tunggu saja."
"Setidaknya dia ak—"
"Turuti ucapan ku, Alisya!!"
Alisya memejamkan mata untuk sejenak meredam emosinya yang akan memuncak. Pria ini sebenarnya siapa? Pergi seenak hati, meninggalkan hidup Alisya yang hancur. Dan setelah mati-matian dia kembali menatanya, sekarang pria ini kembali datang hanya untuk mengacaukannya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISYA
Short StoryCerita tentang seorang single Mother yang dipertemukan kembali dengan kakak kelasnya. Dulu mereka pernah saling menaruh perasaan, tapi sayangnya terpisah karena Sang Lelaki harus melanjutkan studi nya ke luar negeri. Meninggalkan beban padanya tanp...