Renan melangkah gontai menapaki jalan menuju unit teratas gedung apartemen. Penampilannya tidak seperti biasa yang selalu rapi dan berwibawa. Kemeja dan dasinya tak beraturan, jas juga hanya ia bawa sembarangan. Ia menikmati setiap langkah itu dengan rasa kesepian yang begitu dalam. Sebelum ini, langkahnya selalu ringan dan senang ketika menuju apartemen yang selalu ia sebut sebagai rumah untuk pulang.
Bukan hal yang mengejutkan jika melihat keluarga Renan mempunyai beberapa tempat tinggal. Akan tetapi bagi Renan, apartemen itu yang paling mendapat perhatiannya. Apartemen yang ia beli sendiri khusus untuk dua orang paling berharga dalam hidupnya. Adanya mereka di tempat itu membuat Renan merasakan bahwa di sanalah rumah untuknya pulang. Di sanalah ia merasakan kehidupan. Disambut dengan keceriaan Bryan, dan juga bantahan dari Alisya. Sungguh Renan sangat menyukai keduanya.
Pintu lift terbuka perlahan dan ia langsung disambut dengan kesunyian yang begitu menyiksa. Diedarkannya pandangan ke seluruh ruangan, tak ada yang berubah dari beberapa hari yang lalu, masih sunyi. Kakinya kembali ia paksa melangkah ke lantai atas, bagian ruangan yang lebih menyiksa karena di sana kerinduan dan penyesalannya kepada dua sosok berharga itu semakin terasa.
Meskipun sudah tahu bahwa kamar pertama kosong, tetap dia memutar handle pintunya. Dan kembali, hanya kesunyian dan penyesalan yang menyapanya. Tidak ada yang berkurang dari kamar itu, semua barang yang ia berikan untuk Alisya, tidak ada yang wanita itu bawa. Ponsel terbaru yang sengaja ia beli ketika mendengar milik Alisya rusak, juga masih tersegel rapi di atas meja, hanya pitanya yang terlepas. Renan menghela napas yang terasa berat kemudian kembali menutup pintu itu.
Dari kamar Alisya, ia berbalik untuk menuju kamar bernuansa hijau. Kamar yang sengaja ia desain dengan tema hewan kesukaan Bryan. Ia melangkah masuk tanpa menyalakan lampunya.
Di kasur itu ia berbaring dengan kaki yang masih menggantung. Menatap kosong ke arah langit-langit kamar yang bergambar bintang-bintang sambil memegang boneka dinosaurus kesayangan Bryan, yang lupa dibawa olehnya.
Bukan lupa. Tapi sengaja ditinggal. Alisya benar-benar tak ingin membawa barang sekecil apapun yang pernah dia berikan.
Dalam diamnya, tanpa disadari, dari sudut matanya meleleh kristal bening. Sudah sejauh ini, sudah sebesar ini ia berusaha, tapi pada kenyataannya, ia tetap tidak bisa bersama dengan mereka. Jika tau akan begini, dari awal dia tidak akan memperlakukan Alisya dengan buruk hanya demi rencana-rencana yang nyatanya tetap gagal.
Bagian itu yang paling ia benci. Bagian di mana harus sering pura-pura bersikap buruk pada Alisya. Bagian harus sering-sering mengancam akan merebut Bryan, padahal tidak akan sama sekali.
Katakanlah Renan memang jahat. Dia tau hidupnya tidak akan mudah karena selalu diatur oleh orangtuanya. Maka, diam-diam dia mengatur segala sesuatunya agar apa yang ia inginkan tercapai.
Dia memang pantas disebut setan karena memang apa yang ia lakukan sangat tidak manusiawi. Sengaja membuat Alisya hamil di saat harus ke luar negeri demi menuruti orangtuanya. Tujuannya memang licik, agar Alisya tetap menunggunya dan tidak menerima lelaki lain di saat ia harus berjuang secepat mungkin menyelesaikan kuliahnya. Kala itu, dia masih belum punya kuasa apa-apa untuk melawan orangtuanya. Jika melawan, pasti Alisya juga yang akan terkena dampaknya.
Lama dia mengatur semuanya, membayar orang untuk selalu menjaga Alisya dari jauh. Memastikan keselamatannya dan memudahkan semuanya selama dia berada di luar negeri. Akan tetapi, kekuasaan papanya lebih besar. Sekembalinya dia dari luar negeri banyak sekali hal-hal mengejutkan yang ia dapat. Mulai dari orang-orang yang selama itu ia bayar untuk menjaga Alisya, ternyata berkhianat dan lebih memilih ikut dengan papanya. Selama itu ia dibohongi, yakin bahwa Alisya akan baik-baik saja sampai ia kembali, tapi pada kenyataannya, Alisya sudah berada di genggaman papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALISYA
Short StoryCerita tentang seorang single Mother yang dipertemukan kembali dengan kakak kelasnya. Dulu mereka pernah saling menaruh perasaan, tapi sayangnya terpisah karena Sang Lelaki harus melanjutkan studi nya ke luar negeri. Meninggalkan beban padanya tanp...