Part 11

307 26 10
                                    

Happy Reading 💕

.
.
.

Silvi terbangun dari tidurnya sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit, ah ini karena dia mabuk semalam.

"Agh ssst sial, kepalaku sakit, berapa banyak alkohol yang ku minum?" Ujar Silvi sambil memijat kepalanya yang berdenyut.

Silvi dengan pelan beranjak menuju kamar mandi sambil sempoyongan.

Setelah beberapa menit menghabiskan waktu untuk membersihkan dirinya, Silvi sudah tampak lebih segar dari sebelumnya, walau kepalanya masih terasa sakit.

Silvi melangkahkan kakinya menuju dapur, langkahnya terhenti di depan pintu dapur sambil mematung.

"Bukankah dia sudah dipecat oleh papa? Kenapa dia masih disini?" Bathin Silvi sambil memandang punggung lebar yang saat ini memunggunginya.

"Ah nona sudah bangun?" Tanya Farhan menyadarkan Silvi dari lamunannya.

"Hmm" jawab Silvi sambil berjalan menuju lemari es untuk mengambil minuman, namun belum sempat dirinya membuka lemari es itu, Farhan sudah menahannya.

"Tidak baik minum air dingin pagi-pagi nona, apalagi nona habis mengkonsumsi alkohol" ujar Farhan yang membuat Silvi mendengus pelan.

"Bagaimana dia tahu jika aku mabuk semalam? Apa terlihat dari wajahku?" Bathin Silvi namun dia segera menggelengkan kepalanya, untuk mengusir pikiran dan pertanyaan yang ada dibenaknya.

"Apa pedulimu? Minggir aku mau minum" ujar Silvi yang lagi-lagi dihentikan oleh Farhan.

"Minum ini nona, air madu hangat ini lebih baik nona konsumsi, air madu bagus untuk menghilangkan pengar" ujar Farhan yang kemudian menyodorkan air madu hangat buatannya.

Silvi memandang gelas yang disodorkan Farhan untuknya, lama memandangi gelas itu, akhirnya Silvi mengambilnya dan berniat meminumnya, namun lagi-lagi Farhan menghentikannya membuat Silvi kesal.

"Apa lagi sih?" Ujar Silvi dengan nada kesal, sungguh Farhan selalu menyebalkan menurutnya.

"Duduk nona" ujar Farhan membuat Silvi mendengus, tapi tetap mengikuti perintah Farhan, membuat Farhan tersenyum tipis.

Silvi meminum air madu hangat itu dengan pelan sambil melirik Farhan yang saat ini kembali berkutat dengan masakannya.

Dia bisa masak?
Apa yang dimasaknya?

Pertanyaan itu bersarang dibenaknya.

Silvi terdiam di kursinya sambil memandangi Farhan yang telaten dalam memotong sayuran.

Silvi menyanggah dagunya mengangumi sosok tinggi yang akhir-akhir ini selalu mengusik pikiran dan hatinya.

Sebuah senyum manis terukir di wajah cantiknya dengan mata yang tak berhenti memandang punggung lebar itu.

"Tidak dapat kupungkiri bahwa dia sangat tampan" bathin Silvi, matanya bahkan tidak berkedip melihat Farhan yang saat ini tanpa dia sadari sudah berjalan ke arahnya sambil membawa semangkuk sup ayam yang menggugah selera.

"Nona" panggil Farhan, sedangkan Silvi hanya diam termenung.

"Nona!" Farhan sedikit meninggikan suaranya membuat Silvi tersadar lalu menggelengkan kepalanya sambil menepuk-nepuk pipinya.

"Kamu berani meninggikan suaramu padaku?" Tanya Silvi sambil bersidekap dada sambil menatap Farhan dengan tajam.

"Ah maaf nona, tadi saya sudah memanggil anda berkali-kali, tapi anda tidak mendengar" ujar Farhan membuat Silvi menghela napas pelan sambil berdehem.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang