Part 1

9.3K 338 18
                                    

Seorang gadis cantik dengan tinggi semampai dan kulit putih bersihnya memasuki club malam dengan menggunakan baju yang tampak seksi dan mengundang perhatian mata lelaki yang ada disana.

Siulan demi siulan terdengar ketika kaki jenjang itu mulai masuk kedalam club itu. Tapi perempuan cantik itu tidak mengindahkannya dan lebih memilih duduk di samping laki-laki yang mengajaknya untuk pergi ke club malam ini.

"Hai sayang" ujar lelaki itu sambil memeluk perempuan di sampingnya.

"Hmm" ujarnya tak semangat

"Kamu kenapa sih? Kok cemberut gini, kamu habis bertengkar lagi dengan papa kamu?" tebak lelaki itu sedangkan perempuan itu hanya menganggukkan kepalanya lemah.

"Sudah nggak usah di pikirkan, kita nikmati saja dengan minum malam ini, bagaimana?" ujar lelaki itu sambil menaik turunkan alisnya

"Aku setuju" jawab perempuan itu, karna dia butuh sesuatu untuk menenangkan pikirannya sekarang.

-----------------------****------------------------

Dengan kondisi mabuk perempuan itu memasuki rumahnya dan mendapati rumahnya dalam keadaan gelap. Dia bersyukur mungkin papanya sudah tidur, jadi dia tak perlu dimarahi lagi.

Cklek

Lampu di ruangan mewah itu tiba-tiba hidup dan perempuan itu samar-samar melihat seseorang yang berdiri didepannya dengan wajah marah.

"Kamu ke club lagi? Sampai mabuk? Apakah ini kelakuan seorang anak perempuan ha?" Bentak papanya.

"Ck apa peduli papa" ujarnya

"SILVI" ujar papanya lantang

"Apa? Papa nggak pernah pedulikan? Jadi urus saja urusan papa dengan istri papa itu" ujar Silvi sinis.

Plak

Sebuah tamparan mendarat dengan mulus di pipi Silvi yang membuat gadis itu membelalakkan matanya tak percaya.

Silvi hanya bisa terdiam sambil memegangi pipinya yang memerah dengan napas memburu.

"Aku benci papa" ujar Silvi dingin kemudian berlari menuju kamarnya sambil membanting pintu kamar itu dengan keras.

Sedangkan papa hanya dapat memandang nanar tangannya yang bergetar setelah menampar pipi anaknya. Semarah-marahnya papa kepada Silvi, tapi dia belum pernah menampar Silvi selama ini.

***

Silvi memasuki kamarnya dan membanting tubuhnya diatas tempat tidurnya sambil terisak pelan. Dia benci papanya.

"Hiks.. aku benci papa..hiks.." ujarnya sambil memeluk bantal gulingnya. Isakan-isakan kecil  terdengar dari bibir mungilnya.

Tak lama kemudian karna lelah menangis akhirnya Silvi tertidur dengan mata yang bengkak akibat menangis.

***

Cklek
Krieet

Terdengar bunyi pintu yang terbuka dan langkah pelan seorang lelaki paruh baya yang baru memasuki kamar itu.

Kemudian dia mendudukan dirinya ditepi ranjang dan mengelus rambut Silvi sayang.

"Maafkan papa sayang" katanya sambil mengelus pipi Silvi yang ditamparnya tadi.

Dengan hati-hati lelaki paruh baya itu membenarkan posisi tidur anaknya dan menyelimutinya dengan selimut tebal. Kemudian mencium kening Silvi sayang.
Setelah itu dia melangkahkan kakinya keluar dari kamar itu.

Sebenarnya Silvi adalah gadis yang manis, periang, dan baik hati. Tapi semenjak mamanya meninggal akibat penyakit leukimia yang dideritanya beberapa tahun yang lalu, Silvi berubah menjadi gadis yang pendiam dan angkuh. Ditambah lagi ketika papanya menikahi seorang wanita yang memiliki anak yang seumuran dengannya. Dia sangat membeci itu. Dia tidak ingin ada yang menggantikan mamanya. Semenjak itu Silvi menjadi gadis pembangkang dan sulit diatur.

My BodyguardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang