Part 6
Happy Reading ❤
.
.
.
----------------------------***----------------------------Selama perjalanan menuju rumah Silvi, hanya terjadi keheningan antara Silvi dan Farhan. Sebenarnya sudah biasa sih jika mereka saling diam, tapi suasananya kali ini benar-benar berbeda, mereka lebih terlihat canggung.
Farhan sibuk dengan jalanan didepannya dan memfokuskan pikirannya untuk menyetir sedangkan Silvi saat ini sibuk melihat kearah jendela.
Sesekali Silvi akan melirik ke arah Farhan yang menyetir di depannya. Ketika Farhan melirik Silvi dari kaca spion, Silvi buru-buru mengalihkan perhatiannya ke arah lain sambil berdehem pelan.
***
Sesampainya didepan rumah, Silvi dengan cepat berjalan memasuki rumahnya meninggalkan Farhan yang masih terkejut karna Silvi membanting pintu mobil dengan keras.
Hal pertama yang dilihat oleh Silvi ketika memasuki rumahnya adalah wajah dingin papanya yang duduk diatas sofa ruang keluarga dan disamping papanya ada ibu tirinya yang saat ini memasang wajah khawatir. Cih, yang benar saja, perempuan itu membuat Silvi muak.
"Dari mana saja kamu Silvi?" Tanya papanya dingin ketika melihat Silvi yang berjalan begitu saja melewatinya.
Sedangkan Silvi hanya diam tanpa berniat menjawab pertanyaan itu membuat sang papa menggeram marah.
"SILVI" Teriak papanya membuat Silvi menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya menghadap sang papa yang tampak murka, dan Silvi tidak peduli sama sekali.
"Bukan urusan papa" ujar Silvi datar yang kemudian kembali melangkahkan kakinya menuju kamarnya.
"Sudah jelas ini urusan papa, karna kamu anak papa dan papa sayang sama kamu" ujar papanya sambil berusaha menahan amarahnya sedangkan mama Santi hanya bisa mengelus tangan suaminya supaya tidak perpancing emosinya.
"Oh ya?" Tanya Silvi dengan tawa pelan yang keluar dari bibirnya sambil membalikkan badannya kembali.
"Haha.. benarkah? Haha.. aduh haha" Silvi masih saja tertawa sambil memegangi perutnya membuat sang papa hanya bisa menatap datar Silvi yang seakan mengejeknya.
"Pa, sudahlah jangan buat Silvi tertawa.." Ujar Silvi sambil melipat tangannya di dada dan memandang papanya tanpa rasa takut sama sekali.
"Sayang ya? haha wow" Tanya Silvi sambil terkekeh sedangkan papa hanya diam sambil memandang Silvi.
"Tidak usah repot-repot.. sayangi aja anak kesayangan papa dan istri papa itu, nggak usah mikirin Silvi okay.. karna Silvi nggak butuh lagi.." ujar Silvi dingin lalu melangkahkan kakinya menuju kamarnya.
"SILVI.. KAMU-"
BrakBantingan keras itu membuat papa Silvi hanya bisa memijit kepalanya yang berdenyut sakit sedangkan mama Santi yang ada disamping papa hanya bisa menenangkan suaminya itu walaupun rasa perih menjalar di hatinya karna kata-kata Silvi tadi.
"Apa yang harus papa lakukan lagi ma?" Tanya papa Silvi dengan nada putus asa sambil menunduk sedih sedangkan mama Santi hanya bisa memberikan senyuman menenangkan untuk suaminya sambil mengelus pelan punggung sang suami.
"Papa hanya perlu bersabar menghadapi Silvi.. jangan papa terbawa emosi, nanti berakibat ke kesehatan papa. Mama tau Silvi bukan anak yang seperti itu, hanya saja mungkin Silvi sedang tidak bisa mengendalikan perasaan dan emosinya. Ini.. ini juga salah mama yang sudah masuk ke rumah ini hingga membuat Silvi sedih karna mama menggantikan sosok mamanya" ujar mama Santi sambil tersenyum sedih sedangkan sang papa hanya bisa menggeleng pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Bodyguard
SpiritualSilvi seorang gadis kaya yang populer, manja dan egois. Memiliki pergaulan yang bebas dan selalu bertindak sesukanya. Bagaimana jadinya jika papanya mempekerjakan seorang bodyguard tampan namun menyebalkan untuk mengawasinya? Akankah kehidupan Silvi...