BAB 1

208 14 0
                                    

Azka melihat ke sekelilingya dengan teliti,benar.Ia tidak sedang bermimpi,ini benar-benar nyata.
Kamar tidurnya yang biasanya berantakan dengan kasur king size,sekarang yang di hadapanya hanya sebuah kamar dengan cat abu-abu pucat dan hanya di isi dengan kasur single dan almari yang sedang serta meja belajar.Semua yang berada di kamar itu terlihat rapi.

Semua yang berada di kamar itu terlihat rapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kira-kira kaya gitu👆

"Gue di culik ya?Eh..anjing suara gue!"Seru Azka sambil menutup mulut kaget.pasalnya suaranya yang biasanya terdengar berat itu sekarang malah terdengar begitu halus.

"ANJIR,GUE KENAPAAAA!"Teriak Azka,sambil menjambak rambutnya frustasi.
Tiba-tiba pintu kamar tersebut terbuka dan menampilkan seorang cowok dengan masih memakai baju kantoran dan menatap Azka tidak suka.

"Brisik!Bisakah kamu memelankan suaramu.Anak tidak berguna!"
Ucapan orang itu membuat Azka geram,dia siapa?berani sekali memakinya dengan perkataan kotor seperti itu.

"Lo siapa?! Detang-detang main ngatain orang,dan lo bilang apa tadi?Anak tidak berguna?Heh,gue kasi tau ya, walaupun gue ini pengangguran,sekolah suka nyontek,bolosan,tapi bokap gue kaya sampe tujuh turunan,jadi kalo cuma anaknya males malesan nggak mungkin buat bokap gue bangkrut.Dan lo main gretak ke gue,Lo kira gue takut gitu?Nggak ya sorry, tampang jutek kek lo ini nggak mempan buat gue."Crocos Azka dengan menampilkan wajah songong yang di buat buat.

"Achiel!Mulai berani melawan kamu!Akan saya hukum sesuai tindakan kurang ajar mu ini.Ikut saya!"
Perkataan orang ini membuat Azka menyengit bingung,sebelum tanganya di tarik oleh mas-mas itu,dia menyembunyikan tanganya di balik punggungnya.

"Bentar-bentar,lo manggil gue apa?Achiel?Nggak-nggak lo salah nyebut nama,njir.Gue ni Azka,Azka Arga Marveliano.Masak iya gue jadi bocah polos itu.nggak mungkin,nggak mungkin."Ucap Azka sambil melotot ke arah cowok yang kini tampak geram dengannya.Dengan Sekali tarikan,orang tadi menyeret Azka ke luar kamar.

"Bangsat, pelan-pelan goblok, sakit ini tangan gue."Teriak Azka tapi tidak dihiraukan oleh pria itu.
Sesampainya disebuah ruangan, Azka dilemar kelantai begitu saja,agak nyeri dikit si,tapi untungnya dia sudah terbiasa.

"Dad,dia berani berkata kasar dengan ku.Haruskan aku menghukum dia dengan cambukan?Ucap cowok tadi pada pria paruh baya yang saat ini sedang duduk di sofa.
Pria paruh baya itu menoleh ke arah Azka yang menatapnya tanpa rasa takut.

"Terserah dirimu mau kau apakan dia.Tapi saya butuh tontonan yang menarik."Ujar pria paruh baya dengan seringai yang seakan meremehkan Azka.
Cowok tadi dengan paksa mencopot baju milik Azka yang mencoba untuk memberontak.

"AURAT GUE,NJENG!"

"DIAM!"

"GIMANA BISA DIEM,PENTIL GUE KELIATAN GOBLOK!"

Setelah berhasil mencopot baju Azka,cowok tadi mengeluarkan gesper nya dan memulai aksi menyiksa Azka.

Suara keras dari gesper milik cowok itu yang mengenai Achiel, membuat cowok mungil itu mengerang kesakitan.

Azka langsung tidak mengeluarkan suara saat melihat raut pria paruh baya tadi terlihat menikmati rasa sakit yang ia derita.Ia hanya mengigit bibir agar suara rintihan sakitnya tidak terdengar.

"Mengapa tidak bersuara lagi?Bolehkah saya menyiksanya lebih,Dad?"Tanya cowok itu dengan seringaian yang merasa belum puas.

"Mau sampe kapan lo nyiksa gue ,njing!BELUM PUAS JUGA?!Gilak si,gilak."Ucap Azka masih menahan perih di sekujur tubuh nya yang terkena puluhan cambuk,ia berani jamin setelah ini tubuhnya sangat sakit sekali.

"Lanjutkan."Titah pria bangka itu.
Si cowok melanjutkan siksaan dengan tendangan yang bahkan tidak membuat suara Azka keluar,ia bahkan sudah tidak sanggup bersuara lagi.

"Membosankan,bawa dia kekamarnya.Kunci kamarnya agar dia tidak bisa keluar dan jangan beri makan sehari ini.

Cowok itu mengangguk.Lalu dengan sekali seretan dia menyeret Azka menuju kamar yang tadi pertamakali ia tempati.

Lalu dengan sekali bantingan Azka suda berada di kamarnya,lebih tepatnya di lantai kamar yang dingin.

"Renungkan kesalahan mu anak baik."Ucap Cowok itu sebelum mengunci pintu kamar itu.

Sekarang Azka sadar,bahwa ia benar-benar terjebak didalam novel yang selalu ia baca.

"Matilah gue kalo di siksa gini terus."Gumam Azka sebelum kesadaranya hilang.
***

Maap ya kalo banyak yang typo,baru abal2 soalnya🤸
Mohon dukungan nya 🙏🙌

AchielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang