BAB 5

147 12 0
                                    

   Kali ini Achiel merasa bosan.

   Ya saat ini dia sedang berada di dalam kelas dan pelajaran kimia sedang berlangsung.
 
     Bagaimana dia tidak bosan jika itu bukan keahliannya.Mungkin jika dia menjadi Azka,dia akan mengajak Denish untuk mabal saat ini.Disaat kaya gini dia benar benar merindukan masa sekolahnya dulu,karena di sini nggak ada yang jadi temanya.

     Lengkap sudah kehidupan suram ini bagi Achiel.

     "Pengan bolos anjir."Gumamnya masih sambil mencoret-coret bagian belakang bukunya.

      "Baik anak-anak ada yang mau ditanyakan?"Ucap guru kimia yang sudah selesai menjelaskan.

       Semua manusia yang ada dikelas Achiel menunduk,ada juga yang berpura-pura menulis agar tidak ditunjuk balik oleh guru itu.

       "Baik jika tidak ada yang ditanyakan,ibu yang akan tanya pada ya."

      Tambahlah ketar-ketir semua isi kelas.tentu saja kecuali Achiel yang sudah bosan,dia pernah mempelajari ini dikehidupan sebelumnya.Dan ini yang paling gampang dari semua pelajaran kimia yang dia tau.

      "Achiel bisa kamu menjelaskan kepada teman-temanmu,apa itu analisis kualitatif?"Tanya guru itu sambil menunjuk kepada Achiel.

     Achiel menjawab pertanyaan guru itu dengan santai masih sambil coret-coret di bukunya.

    "Bagus.Baik sampai disini saja,sekian terimakasih."

    Setelah guru itu pergi,Achiel langsung keluar meninggalkan kelas dan pergi menuju kekantin karena ia tadi belum sarapan sama sekali.

     Ia memesan makanan setelah sampai dikantin dan langsung duduk dikursi yang masih kosong.

    "Dia beda ya sekarang, bisanya nggak pernah kesini Tumben banget."

     "Mana sekarang suka ngelawan lagi,kemaren Hendry aja sampe dikasih SP sama guru BK."

      Achiel mendengar semua ittu.Hanya saja dia malas menanggapi, sudah terlalu sering juga dia mendengar tentang hal-hal semacam itu.
     
       Saat makananya sudah selesai, tiba-tiba saja ada orang yang menggebrak meja yang ditempatinya.

      "Gue mau ngomong."

      Achiel menatap orang yang ada di hadapannya yang ternyata Hendry.

      "Ya udah, lo tinggal ngomong apa susahnya. Lo juga dari tadi ngomong."Ucap Achiel acuh tak acuh.

      Hendry menatap marah ke arah Achiel yang bisa-bisanya masih melanjutkan membereskan makanan yang tersisa. Dia semakin bingung melihat kelakuan anak ini sekarang. Ke mana perginya sikap penakut Achiel yang selama ini dia lihat.

      Dengan cepat, Hendry mencengkram kerah baju Achiel lalu menyeretnya menjauh dari kantin. Entah ke mana.

       Orang yang melihat itu hanya bisa diam tanpa membantu atau menolong Achiel.

     Baru sampai pintu keluar kantin, dengan keras Achiel menendang pinggang Hendry hingga cengkraman dikerahnya terlepas dan mundur beberapa langkah.

      "Lo budeg apa gimana sih? Dari tadi suruh ngelepasin ini aja susah amat.Nggak bisa napas gue nya anjing."Sewot Achiel sambil mengelus lehernya yang sakit.

     "Denger,gue dari dulu emang bener-bener nggak suka sama lo.Seorang anak bungsu dari keluarga Yogaswara yang nggak bisa apa-apa, pengecut and banci.Lo itu nggak guna.Saking nggak gunanya aja sampe nggak dianggep sama keluarga sendiri.Oh atau jangan-jangan lo itu anak haram lagi."Ucap Hendry yang langsung membuat  ke dua temannya tertawa mengejek.

AchielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang