2.5% Cooking Club

72 34 8
                                    

Pada tahun ajaran baru saat ini, akhirnya sekolah mewajibkan seluruh siswa tahun kedua mengikuti klub atau kegiatan ekstrakulikuler yang asalnya bersifat tidak wajib

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pada tahun ajaran baru saat ini, akhirnya sekolah mewajibkan seluruh siswa tahun kedua mengikuti klub atau kegiatan ekstrakulikuler yang asalnya bersifat tidak wajib. Pihak sekolah mempertimbangkan hal itu untuk membantu siswa menemukan ataupun mengasah minat-bakat dari tiap-tiap siswa, juga melatih kemampuan sosial. Beberapa dari mereka mungkin berpontensi untuk menjadi ahli di bidang tersebut. Pengumuman tersebut diumumkan tepat 2 minggu dari hari pertama sekolah.

Pilihan club dan organisasi di sekolah Rin lengkap, mulai klub olahraga sampai klub penelitian kimia. Rin memilih masuk klub memasak tanpa pikir panjang, sesuai dengan minatnya saat ini.

Kegiatannya beragam, mulai dari belajar pengetahuan dasar masak, teknik memasak, praktek memasak dan lainnya. Shea memilih klub pecinta alam, dari namanya sendiri sudah mengatakan kegiatan apa saja yang ada di klub tersebut.

Pertemuan pertama seluruh klub diadakan 20 menit setelah bel pulang sekolah berbunyi. Kegiatan efektif klub dimulai pada hari jumat, karena jam belajar hari tersebut selesai lebih cepat. Pertemuan pertama di masing-masing klub pada umumnya tidak terlalu beda jauh dengan hari pertama masuk sekolah. Hanya perkenalan, pembahasan tata tertib dan pembahasan kegiatan klub.

Rin mencari ruangan tempat klubnya berada melalui smartphone dan berpisah dengan Shei. Jarak bangunan khusus klub berada tidak jauh dari kelasnya. Ruangan klub memasak berada di pertengahan lantai tiga. Rin melihat lagi pesan yang berisikan lokasi klub tersebut. Ekor matanya melihat nomor ruangan dan mencari dengan cermat.

"Ruang 3-3 ... oh ini." batin Rin.

Saat ini Rin berada tepat di depan pintu ruang klub memasak. Rin melangkahkan kakinya masuk dan mencari tempat duduk yang masih kosong-pojok kanan ruangan. Rin langsung melepaskan tasnya dan mengambil buku panduan yang belum selesai ia baca lantas menyimpan tas di gantungan bawah samping meja.

Ruangan klub itu berukuran agak besar. Terdapat 6 meja masak lengkap dengan wastafel, dan di belakang ruangan berdiri lemari besar 4 pintu yang berisi perlengkapan memasak. Di bagian dinding terdapat jendela kaca yang berjejer—berfungsi sebagai ventilasi udara. Di bagian depan ruangan terdapat kursi yang tersusun di sekitar 2 meja yang berpisah-tempat para anggota duduk saat ini.

Tak lama dari itu, laki-laki yang 'menyelamatkan' notebook milik Rin juga memasuki ruangan. Laki-laki itu melihat wajah tidak asing. Notebook? Daisy? Ternyata dia ikutan klub ini juga ya.

"Oh, two weeks ago yang notebook-nya ilang itu kan?" Zan bertanya, memastikan.

Orang yang disapa segera menghentikan kegiatannya sekarang. Ah, yang nemuin notebook, Rin seketika ingat.

"Kamu yang nemuin itu ya?" "..." Rin mencoba mengingat, "Zan?"

"Hahaha, right. Kamu..." Zan berusaha penuh untuk mengingat, tapi ia gagal. Kemampuannya untuk mengingat nama orang masih perlu banyak latihan. Ia cenderung untuk mengingat wajah dan perlakuan orang.

Daisy Notebook Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang