Skeptomai : (-3)

98 19 4
                                    

Sudah dua hari semenjak kejadian tersebut berlangsung. Jake memperhatikan balkon kelas yang selalu ramai terisi.

"Lihat-lihat, Sunghoon nya ganteng banget,"  celetuk teman sekelas Jake.

Kalimat itu sudah berulang kali ia dengar, namun dirinya sama sekali tak berniat melihat apa yang terjadi. Airel, teman barunya itu justru turut menjadi heboh.

"Eh masa sih, ini sudah dua hari Sunghoon kena hukum, masa baju seragamnya terus basah ga kering-kering," ujar yang lain dan tampak menambah keributan ditengah-tengah teriakan heboh tersebut.

Jake yang mendengar hal tersebut melemaskan otot lengannya, hingga kepala pemuda itu menyentuh meja dihadapannya. Airen mendekati pemuda itu perlahan.

Lantas berbisik, "dua hari kena hukum, masa kamu tega Jake."

Setelah kejadian tersebut, Airel menceritakan siapa korbannya saat itu. Manusia tersebut juga merupakan siswa baru yang tepat masuk bersamaan dengan Jake. Mungkin banyak pertanyaan yang menyentuh logika bagaimana dia cepat disukai.

Yeah, wajahnya terlalu bagus. Menurut, Jake.

Jika dijelaskan singkat, seragam Sunghoon masih bersama Jake. Dan saat ini, lelaki itu sudah dihukum dua hari karena menggunakan kemeja putih diluar sekolah. Bukan apa, tapi Jake benar-benar tidak memiliki nyali mengembalikannya.

"Yaudah, nanti pulang," balas Jake melirik pada paperbag kecil di sebelah mejanya. Airel hanya menghela napas dan kembali pergi berkumpul heboh menikmati wajah berkeringat anak baru tersebut.












"Ini, saya minta maaf," ujar Jake menunduk kecil lalu mengangkat kepalanya hendak pergi.

Kebiasaan tenang yang sudah di ajarkan menyembunyikan seberapa takutnya Jake saat mungkin akan dimintai ganti rugi selama dua hari ini. Manusia yang berada pada hadapannya mengangguk pelan, kembali menarik tangan Jake pelan.

"Sunghoon," kenal lelaki tersebut mengulurkan tangannya.

Jake membalas uluran tangan tersebut, "ah, iya aku Jak—"

Belum habis berbicara Sunghoon menyela pelan membuat kepala Jake agak sedikit panas.

"—pendek."

Katanya. Kata Sunghoon. Jake harusnya tidak benar-benar mengembalikan seragam anak itu. Meskipun fakta mengatakan Jake mendongak saat menatapnya, bukan berarti pemuda ini menerima perkataan seperti itu.

Pemuda itu menatap sengit pada lawan yang sudah tersenyum miring. Wajahnya penuh kesesatan untuk membuat Jake mampu memukul wajah Sunghoon saat ini, mungkin karena terlampau kesal. Padahal Jake sudah minta maaf dan membersihkan bajunya.

"Thanks seragamnya, ternyata nyali mu benar-benar tipis ya, mirip dengan kemarin," ujar Sunghoon menepuk pundak Jake berlalu dahulu.

Jake mengerutkan dahi mendengar ucapan terakhir Sunghoon. Lagipula darimana Sunghoon tau nyalinya tidak ada. Tak berpikir lama akan itu, pemuda itu malah berteriak keras karena kesal dengan manusia rusuh yang baru saja dia temui.

"Dasar jelek, aneh, tidak tau diri," teriak Jake yang dibalas kekehan oleh Sunghoon yang telah berlalu.

"Aku benar-benar tidak akan berhubungan lagi dengan sunghun-sunghun itu, dasar tukang pamer wajah, banyak gaya, tebar pesona, pergi saja kamu," kesal Jake meninggalkan tempat keduanya bertemu.

Seharusnya Jake tidak mengiyakan ucapan Airel untuk bertemu dengannya tadi. Nurani Jake sudah pupus. Sepertinya kebaikannya habis untuk hari ini, dia berharap tidak akan mengalami hal ini lagi.

SKEPTICALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang