4

3.2K 342 23
                                    

Setelah menyelesaikan pekerjaanya dicafe, winter melangkahkan kaki untuk pulang kerumah dan menyelesaikan tugas anak-anak yang diberikan padanya.

"ahh lupa lagi, kenapa tadi nggak minta nomer kak karina." gumam winter dalam langkah nya.

"tapi.....buat apa juga, dia pasti nggak akan kasih, huhhh...winter-winter, apasih yang lo harepin." winter hanya menghela nafas pelan karena keadaan.

Menyelesaikan langkahnya sembari bergelut dengan pikiran sendiri. Senang karena senior yang selama ini membullynya kini menjadi dekat dengan dirinya, meskipun hanya sebatas teman sementara.

Saat berjalan winter tidak sengaja melihat kakak tingkat yang cukup ia kenal diseberang sana, jika tidak salah itu adalah jeno, kekasih karina, winter melihat jeno tengah memanaskan motor untuk melangsungkan kegiatan balapan. Winter hanya menatap sekejap dan cukup tau, tidak ingin ikut campur urusan orang lain.

10 menit kemudian, winter sudah menapakan kaki dirumahnya, ia duduk untuk mengistirahatkan tubuhnya yang sangat lelah seharian ini. Ia menatap jam dinding yang sudah menunjukan pukul 10 malam.

"bikin kopi dulu deh."

Salah satu kekuatan winter untuk mengerjakan tugas adalah kopi. Ia sangat mengandalkan kopi untuk membantunya agar tetap terjaga.

Winter bangkit dari tempat duduk dan melangkah kedapur. Menyeduh secangkir kopi dengan air panas dan menikmatinya.

Skip.

Sibuk membolak-balik kertas dan buku, winter juga tidak lupa untuk membalas pesan dari kedua temanya.

Karena rasa penasaran, winter membuka akun sosial media karina saat ini. Dia tertegun dengan wajah karina yang benar-benar cantik.

"kak karina cantik banget, nggak heran sih jadi primadona sekolah..." gumam winter sembari melihat-lihat foto karina yang ada di sosial media.

"kok gw jadi mikirin kak karina terus sih." winter menggelengkan kepala dan melanjutkan tugasnya.

Lain sisi~~

Karina tengah terduduk santai disofa ruang tengah dan menonton tv sembari menunggu orangtuanya pulang.

"udah jam 10 kok blom pada balik sih!" gumam karina karena terheran dengan orangtuanya yang belom pulang.

Ia mengedarkan pandanganya kesekitar dan berhenti pada kakinya, ia menginjak sesuatu dibawah telapak kakinya.

"kacamata?" karina mengambil benda tersebut dan menatapnya dengan detail.

"ini bukanya kacamata si culun ya, kok bisa disini" karina berfikir sejenak, mungkin winter kelupaan dan tidak ingat jika menaruh kacamatanya dibawah.

"ck, kacamata kek gini emang pas buat orang culun kayak dia." karina mencoba kacamata yang saat ini ia pegang untuk ia gunakan.

"gilaa, burem bangett......wah nggak bener ni kacamata." dengan cepat pula karina melepaskan kacamata itu dari matanya.

Ia jadi membayangkan bagaimana winter yang setiap hari memakai kacamata itu. Jika mata masih normal otomatis tidak akan cocok untuk memakai kacamata.

"kasian juga si culun kalo harus kayak gini, pantesan pas bantuin gw ini dilepas, takut nggak keliatan ternyata." gumam karina.

"aah tapi bomat lah, urusan dia, lagian bukan gw yang nyuruh dia pake kacamata ini......" sambung karina.

Pintu rumah terbuka membuat atensi karina berpindah pada seseorang yang baru saja masuk kedalam.

"karina, kenapa belom tidur?"

Karina menatap suho, papinya yang kini mendudukan diri disebelah karina.

Nerd Girl | WinRina√√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang