🚫 Warning!! ⛔
⚠️ This chapter have contents of violence, rape, and mental illness. Please be wise! 🙏
Ketika Xue Yang bangun, dia merasa malas.
Kasur ini terlalu empuk dan ada AC di ruangan ini yang menyala. Pemanas ruangan di musim dingin adalah pemborosan untuk Xue Yang dan sekarang pemanas ruangan itu masih menyala. Penculiknya saat ini sangat murah hati. Dia pasti butuh sesuatu yang sangat penting dari Xue Yang hingga begitu baik hati. Ini mungkin lebih penting dari nyawa Xue Yang.
Apakah itu untuk menjadikannya kambing hitam dari Cartel? Atau menukarnya dengan seorang yang penting?
Apa pun itu mungkin layak untuk kamar mewah dan makanan enak. Xue Yang tidak akan mengeluh. Tidak ada yang begitu baik padanya selama ini. Meski cita-cita Xue Yang menjadi penari terkenal, dia tidak cukup bodoh untuk berpikir mimpi itu akan jadi nyata. Selain tidak memiliki latar belakang yang mendukung, dia diketahui bukan seorang Demi-Nan dan tidak cukup layak untuk menerima sponsor, tubuhnya jelek penuh bekas luka meski wajahnya cantik. Dia terlalu maskulin sebagai pria dan dia tidak terlalu menarik perhatian sebagai peliharaan orang kaya.
Ditambah sekarang dia sudah tidak bisa menari, kesempatannya sudah hilang saat dia terluka. Kalau pun ada audisi atau acara kompetisi, dia tidak mampu bersaing.
Juga, dia menyinggung banyak orang.
Banyak yang mengincar nyawanya, jadi tidak mungkin dia bisa jadi artis.
Entah kali ini apa yang diinginkan bos dari Nie Mingjue, keluarga Xiao tidaklah mudah.
Xue Yang lapar, tapi dia menikmati memeluk selimut hangat dan harum. Langit di luar cerah dan terang, Xue Yang merasa sedikit senang saat ini. Dia tidak pernah tidur di tempat yang bagus seperti ini dan tenang. Oh ini adalah detik-detik kebahagiaan sebelum mati!
Dalam dua kehidupan, ini pertama kali Xue Yang bisa bermalas-malasan. Jadi dia ingin menikmatinya lebih lama.
Setelah melamun memikirkan hidupnya yang begitu menyedihkan dua kehidupan ini, pintu terbuka dan masuklah Nie Mingjue dengan nampan makanan besar dan minuman.
Xue Yang bangun dengan malas dan memandang Nie Mingjue. Pria itu sama tampan dan dinginnya seperti terakhir kali. Dia mengenakan kemeja putih yang cocok dengan badan tinggi dan punggung lebarnya. Dia menggulung lengan kemejanya dan menampilkan lengan kekar dan putih mulusnya.
Memikirkan warna kulitnya yang lebih gelap dan kusam, Xue Yang tanpa sadar menyusut dan bergelung dalam selimut. Dia tidak pernah merasa rendah diri sebelumnya dan tidak peduli jika orang menatapnya jijik. Dia cukup bingung kenapa dia malu pada Nie Mingjue.
Mungkin karena tatapan dingin Nie Mingjue?
Mungkin karena Nie Mingjue adalah sosok yang dia kagumi?
Pria itu duduk dan meletakkan nampan di meja, mengambil piring dan kembali menyodorkan sesendok suapan padanya. Xue Yang menelan suaranya dan meremas selimut hingga membuatnya kusut. Dengan ragu-ragu dia membuka mulutnya dan menelan.
Makanan itu enak, ada potongan daging cincang dan nasinya sangat lembut. Xue Yang jarang makan daging dan biasanya dia makan nasi dicampur kuah sup agar bisa makan cepat dan kenyang. Dia makan daging saat ditraktir makan orang lain. Dia makan daging saat Duan Ming atau Yang Mi cukup baik hati menawarinya makan.
Jika makanan ini beracun, Xue Yang akan tetap memakannya karena dia lapar. Lagi pula dia sudah sering makan sampah saat kecil, dia jarang sakit. Dia makan sampai makanan di nampan habis dan Nie Mingjue dengan sabar menyuapinya. Sepanjang sesi makan itu, Nie Mingjue tidak bicara dan Xue Yang tidak berani bersuara.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not the Protagonist!
FanfictionWang Yibo adalah aktor terkenal yang berakhir dalam kematian tragis, dia kecelakaan bersama motor kesayangannya! Ketika terbangun, dia sudah menjadi penjahat sampah dari novel danmei yang dia baca dengan nama yang sama dengannya. Selain itu dia tahu...