Three Brothers

1.3K 110 20
                                    

🚫 Warning!!

⚠️ This chapter have contents of violence, rape, and mental illness. Please be wise! 🙏

▫️▫️▫️

Xiao Jinting melirik dingin pada pria deminan yang bergumul darah di lantai. Dia saat ini mengenakan jaket kulit dan masker hitam, rambutnya seluruhnya jatuh ke keningnya. Di depannya berdiri seorang pria besar lain yang gagah dan tinggi dengan punggung lebar.

"Kakak..." suara pelan Wang Ji menyadarkan Xiao Jinting yang mengenakan sarung tangan kulit. Xiao Jinting memutar klab* di tangannya dan menancapkannya di lantai. Semua berjengit ngeri melihat bagaimana klab tersebut bisa terbenam di lantai semen, bisa dibayangkan seberapa kuat dan cepat kekuatan lengan Xiao Jinting.

Klab : Pemukul stick golf.

"A-Ji, kau harus memberikan salam yang benar." Xiao Jinting sudah berumur lebih dari 40 tahun, namun perawakannya seperti dia berumur 30 tahun. Dia tinggi dan tegap, memakai jaket kulit maroon berpotongan pendek, memperlihatkan pinggangnya yang sempit. Sementara Wang Ji berdiri diam di belakangnya, mencoba menghapus keberadaannya sebanyak mungkin, mengenakan kaus dan jins putih serta coat hitam, membuatnya seperti pria muda. Apalagi wajahnya kecil dan mata keemasan itu memancarkan kedinginan.

"Kalau kita tidak memberikan sambutan yang baik kepada tamu yang datang ke pintu, kita akan malu. Bagaimana bisa keluarga Kerajaan seperti kita bisa bertindak begitu tidak sopan. Kita harus memberikan contoh yang baik pada rakyat biasa."

"Kakak..." sekali lagi Wang Ji mendesah. Dia menegakkan kaca matanya dan kembali menunduk.

Pria di depan keduanya berdiri memakai kemeja putih dan jas berpotongan panjang. Membuatnya begitu tinggi dan kokoh.

"Marsekal Xiao tidak bisa menekan saya. Saya tidak akan memberikan kembali resiko besar mempertaruhkan keselamatan milikku."

"Mingjue, paman hanya ingin berbicara. Orang ini tidak cukup memuntahkan informasi tentang orang yang tidak bisa mati." Xiao Jinting menginjak lantai dengan menjejak, seolah menginjak sesuatu dan menggosoknya.

"Paman, dia belum pulih."

Sebagian besar waktu, Xiao Jinting melatih kekuatan Nie Mingjue bersama dengan Xiao Zhan. Keduanya bisa menjadi pasangan bertarung mematikan, atau dua penghancur ketika berduel. Ibu Nie Mingjue meninggal sangat awal, ayahnya menikah lagi dan memberinya adik tiri, namun tidak lama kemudian meninggal. Jadi Xiao Jinting mengasuh Nie Mingjue dan adik tirinya tidak memiliki harapan, jadi saat ini Xuan Grup dipercayakan pada Nie Mingjue dan Xiao Jinting tidak memiliki beban di hatinya. Hanya Xiao Linfeng yang ingin meludahkan darah namun tidak berani mempertanyakan keputusan Xiao Jinting.

Karena Xiao Jinting bisa menginjak kepala Xiao Linfeng tanpa rasa bersalah, begitulah kejamnya Xiao Jinting.

"Lalu kapan?" Xiao Jinting melihat ponselnya, pria tua itu tidak terlihat seperti akan memiliki cucu sama sekali!

Sebelum Nie Mingjue mengucapkan waktu, Wang Ji sudah menegakkan kepalanya dan berkata, "Xiao Zhan kecelakaan hari ini. Hampir ditabrak oleh sebuah mobil dari depan, airbag kemudinya tidak berfungsi. Jika kau menunda-nunda, bukan tidak mungkin dia selanjutnya, Nie Mingjue."

Nie Mingjue mengerutkan kening. "Aku akan membawanya ke kantor besok."

"Tidak, bawa dia ke rumah Wang."

Wang Ji menatapnya dingin. "Dia teman Wang Yibo."

Nie Mingjue menipiskan bibirnya dan menahan geraman.

I'm not the Protagonist! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang