🚫 Warning!! ⛔
⚠️ This chapter have contents of violence, rape, and mental illness. Please be wise! 🙏
▫️▫️▫️
Di pagi hari, Xue Yang bangun dengan segar. Ketika dia menyadari bahwa dia masih berada di kamar mewah yang nyaman dan hangat, dia kembali tidur. Saat dia bangun lagi, dia melihat punggung lebar dan kekar seorang pria. Garis lengan kuat pria itu menyiratkan jika dia bisa mematahkan leher orang lain dengan mudah. Pinggang sempit terlihat dari ikat pinggang yang melingkar dengan indah di celana hitamnya.
Xue Yang menelan ludahnya melihat kesempurnaan Nie Mingjue. Seorang pria kuat, tampan, sukses dan kaya raya. Sosoknya terlihat bisa diandalkan dan dipercaya. Xue Yang membayangkan bagaimana nyamannya jika bersandar di bahu kuatnya saat dia merasa lelah. Tanpa sadar dia menjilat bibirnya. Saat pria itu berbalik, Xue Yang segera bersembunyi ke dalam selimut tanpa sadar.
Nie Mingjue berkedip dan menyipitkan matanya, dia duduk di kasur dan kembali melanjutkan pembicaraan di telepon.
"Tidak, kepalanya belum baik. Dia masih sakit dan aku tidak akan membiarkannya bertemu siapa pun."
"Ya, termasuk anda."
"Bahkan jika itu Tuan Wang."
"Perusahaan aman. Silahkan ambil saat anda mau."
"Aku hanya mengawasi."
"Silahkan datang siang ini di kantor."
Nie Mingjue memutus sambungan dan melirik Xue Yang yang masih bersembunyi di dalam selimut.
"Xue Yang."
Suara dalam Nie Mingjue membuat Xue Yang gemetar. Saat selimutnya ditarik perlahan, terlihat wajah Xue Yang yang baru saja terbangun. Namun pipinya merona dan dia tidak mau menatap Nie Mingjue.
Dia tahu jika Nie Mingjue akan pergi siang ini. Dia berpikir apa Nie Mingjue akan menjualnya sebulan kemudian. Sepertinya sambungan telepon tadi membicarakannya. Apakah pembelinya akan menanyakan kondisi Xue Yang agar memastikan mendapat harga yang baik?
Xue Yang sudah biasa berhadapan dengan orang kaya dalam kehidupan lamanya. Orang kaya biasa menjual manusia rendah sepertinya. Apalagi jika kau menyinggung mereka dan kau bukan siapa-siapa. Mungkin ini pertama kalinya Xue Yang bertemu penjual sebaik Nie Mingjue yang merawatnya dengan hati-hati sebelum membuangnya saat bosan.
"Mandi lalu sarapan." Nie Mingjue membuka kancing piyamanya lalu melangkah ke kamar mandi untuk menyiapkan air hangat. Seperti biasa, menelanjanginya dan memandikannya, lalu menyuapinya sarapan dan susu hangat.
Xue Yang sarapan bubur hangat yang menghangatkan perutnya. Dia merasa puas dan energik. Entah bagaimana dia berpikir jika dia bayi besar saat ini. Nie Mingjue memakaikannya sweater lengan panjang yang lembut dan celana bahan panjang, lalu kaus kaki. Dia belum pernah senyaman ini di musim dingin. Biasanya dia akan mengalami ngilu tulang karena dingin, berkali-kali minum air hangat setidaknya agar tidak terkena flu dan menyiksanya saat bekerja paruh waktu.
Saat musim dingin pekerjaan banyak dan biasanya pekerjaan kurir pengiriman menumpuk. Karena cedera punggungnya, dia akan mengalami sakit luar biasa pada malam hari di punggungnya. Namun dia masih harus begadang menyelesaikan pekerjaan agar mendapat sejumlah uang untuk biaya hidup dan biaya kuliahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not the Protagonist!
FanfictionWang Yibo adalah aktor terkenal yang berakhir dalam kematian tragis, dia kecelakaan bersama motor kesayangannya! Ketika terbangun, dia sudah menjadi penjahat sampah dari novel danmei yang dia baca dengan nama yang sama dengannya. Selain itu dia tahu...