Make a Story in London (5)

250 25 21
                                    

Aroma lavender menenangkan impuls sarafnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aroma lavender menenangkan impuls sarafnya. Gelembung sabun masih pekat mengisi bak mandi, ketika Suzy membenamkan hampir seluruh tubuhnya di dalam air hangat yang beraroma menenangkan. Atas saran Joo Hyuk, Suzy berendam sambil merileks-kan setiap serat tubuhnya yang tegang. Bahkan pria itu yang menyiapkan air hangat, menyebar aroma terapi dan agak memaksa Suzy untuk sejenak melepas semua bebannya. Musik lembut mengalun di latar belakang, itupun Joo Hyuk yang memilihkan beberapa lagunya. Tidak bisa dipungkiri trik ini cukup ampuh memberikan ketenangan hingga bisa saja Suzy tertidur dalam prosesnya.

Namun suara gaduh dari lantai bawah menyadarkan wanita ini. Bergegas mengambil jubah mandi yang tersampir tak jauh di samping bathub, Suzy berjalan turun mencari sumber suara dan menemukan Joo Hyuk tengah menyibukkan dirinya di dapur kecil, suite room hotel yang dirinya tempati selama di London.

Suzy melihat pria ini sedang memanaskan pan di atas kompor, menyolek sesendok besar mentega yang tergelincir hampir di sisi pinggiran pan, namun beruntung tidak jadi jatuh. Tangan kanannya terlihat lihai memainkan gagang pan sedangkan tangan kiri bertengger di pinggang, mengingatkan Suzy pada chef profesional yang sering dia lihat muncul di TV.

" Apa yang ingin kau buat?" Tanya Suzy tiba- tiba.

Hal itu sontak mengagetkan Joo Hyuk yang tidak menyadari Suzy sedang mengamatinya dari belakang.  Tetapi secepat kedipan mata, pria ini berhasil mengatur tubuhnya menjadi sesantai mungkin.

Memutar kepalanya, dia tersenyum lembut ke arah Suzy, " Hanya sarapan sederhana... toast with love... tunggulah dan silakan duduk dengan manis tuan puteri..."

Suzy berdecak geli, namun menurut saja dan hanya mengambil duduk sembari memperhatikan Joo Hyuk dari meja makan. Dia mengamati pria yang kini membelakanginya itu. Suzy bahkan menyandarkan dagunya di antara tangkupan kedua telapak tangan, diam- diam terpesona. Bagaimana tidak? Lengan bawah Joo Hyuk yang saat itu mengenakan kemeja biru dongker, kain kemejanya telah digulung hingga ke siku. Memperlihatkan gumpalan ototnya yang berkedut saat dia membalik roti bakar, bahunya yang lebar meregang dan nampak kokoh ketika dia meraih toples selai di atas lemari kabinet,

Atau pantatnya...

Astaga dewa laut selatan, pantat seksinya itu begitu sempurna dalam celana hitamnya yang terpotong pas, tidak bisa dipungkiri pasti semua celananya adalah jahitan tangan ahli yang benar- benar memperhatikan detail proporsional tubuhnya.

Joo Hyuk bukan tipe pria yang akan memakai setelan dengan sembarangan.

Air liur Suzy hampir menetes disuguhi pemandangan menakjubkan itu.

Mengerjab, Suzy menggeleng- gelengkan kepalanya menarik kesadaran untuk menekan sejauh mungkin fantasi nakalnya ketika pantat itu kini bukannya tenang justru memantul- mantul tak terkendali diikuti geraman panik bersamaan bau hangus yang memenuhi ruangan.

Suzy terlonjak kaget, bergegas menghampiri Joo Hyuk.

Matanya terbelalak menyaksikan roti atau mungkin sekarang bisa disebut kerak roti paling naas sedunia itu tergeletak kaku menghitam di atas sudip. Belum lagi pan yang terlampau panas memercikkan sisa- sisa mentega cair yang tidak sengaja mengenai pergelangan tangan Joo Hyuk.

Love in Other PlacesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang