I Like... (10)

185 19 33
                                    

Nam Joo Hyuk berdiri sembari mengukur rumah- rumahan mini di depannya, " Apakah kita berdua muat?" Tanyanya tidak yakin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nam Joo Hyuk berdiri sembari mengukur rumah- rumahan mini di depannya, " Apakah kita berdua muat?" Tanyanya tidak yakin.

" Masuk saja..." Balas Suzy sembari tersenyum manis menggandeng tangan Joo Hyuk. Mereka berjalan menaiki dua anak tangga sebelum berhenti di beranda rumah. Joo Hyuk harus berhimpitan di samping Suzy sebelum wanita ini membuka pintu untuk masuk lebih dulu ke dalam rumah.

Joo Hyuk harus merunduk untuk memasuki pintu yang ukurannya kurang dari setengah tubuhnya. Takut akan berhimpitan lagi nyatanya itu tidak terjadi. Di dalam, ruangan lumayan lapang. Mereka berdiri di ruang tamu dimana terdapat meja berornamen, dua kursi kayu kecil, satu set jamuan minum teh mini dan dinding kayu yang semua berwallpaper lucu. Di sisi jendela bertirai embos diletakkan rak boneka mini diatas lantai kayu yang keras.

" Kupikir akan ada meja laboratorium dan semua peralatan meneliti mungil..." Komentar Joo Hyuk datar.

Suzy mencebik, " Itu tidak sopan... " Dia menggeleng kemudian duduk di salah satu kursi kecil. Menepuk kursi di depannya supaya Joo Hyuk ikut duduk. " Saat kecil belum terpikirkan ingin menjadi ilmuan lho. Aku ingat pernah berandai- andai menjadi seorang puteri bangsawan dan menjamu layanan minum teh..."

Joo Hyuk tertawa mendengar itu. Betapa ironi...  Dia bisa membayangkan bagaimana Suzy akan sangat cocok seharian bermain puteri- puterian bersama ibunya. Seandainya Mary Anne bisa begitu saja merentangkan tangannya dan merengkuh wanita pilihan hatinya.

Desahan Joo Hyuk menarik perhatian Suzy.

" Ada apa?"

Joo Hyuk berusaha menyembunyikan dalam senyum main- main, " Kurasa kursi ini akan membuatku jatuh."

" Oh, ayolah... Appa sering duduk di sana, dan itu baik- baik saja..." Suzy berusaha tidak memutar bola matanya. Dia mulai menata teko dan cangkir di atas tatakan, tersenyum geli mengingat bagaimana masa kecilnya sering dia habiskan bermain rumah- rumahan.

" Aku tidak cocok..." Gumam Joo Hyuk lagi, namun tetap berusaha duduk dengan hati- hati. " Pernah bermalam di sini?"

" Hm, memang... Dulu aku sering bermalam di sini, sedangkan Appa selalu tidur di tenda dekat pintu, untuk melindungiku dari monster yang berkeliaran di taman belakang... " Tutur Suzy tanpa mengalihkan perhatiannya dari mengaduk cangkir teh.

Joo Hyuk terkekeh, lalu menyentuh lutut Suzy, " Lalu siapa yang akan melindungimu sekarang?"

" Apa aku terlihat perlu dilindungi?" Balas Suzy malu- malu.

" Mungkin, " Goda Joo Hyuk, menarik Suzy untuk duduk di pangkuannya. " Aku memang bukan monster, tapi aku bermaksud untuk menyakitimu." Ucapnya lugas kemudian menempatkan bibirnya menyentuh sisi leher Suzy. Suzy tergelitik geli, sensasi itu membuatnya menggeliat di pangkuan Joo Hyuk. Akibat banyaknya pergerakan, tiba- tiba kursi yang mereka duduki patah dan berakhir mendaratkan pantat Joo Hyuk dengan keras di lantai.

Love in Other PlacesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang