Second : Yes or No?

17K 931 21
                                    

Aku merasa aneh sekali.Benarkah Jaden menyukaiku?Apakah karenanya dia menciumku?Ataukah ada maksud lain?

Aku diam saja saat Jaden memelukku dan mendudukkanku ke atas ranjangnya.Ketika ciumannya menyerang leherku, barulah aku bicara.

"Apakah benar kau menyukaiku?"tanyaku padanya.Jaden yang saat itu hendak meninggalkan kissmark lagi di leherku, mendongak dan melihat mataku.

"Kenapa kau tidak mempercayaiku?"tanya Jaden.Dia menjauhkan sedikit tubuhku.

Aku mengalihkan pandanganku dari matanya.

"Jawab aku, Jesse."kata Jaden.Aku menghela napasku.

"Karena itu tidak mungkin."jawabku singkat.Aku bisa melihat tatapan Jaden berubah."Kenapa?"tanyanya padaku.

"Kau tahu sendiri alasannya."jawabku.

"Aku tidak tahu."balas Jaden.Aku melihat dia dan aku merasa kesal.Kujauhkan tubuhku darinya dan berusaha bangun dari ranjangnya.Tapi Jaden menahanku.

"Kenapa sih kau suka sekali menghalangiku?"tanyaku kesal.

"Aku ga akan menghalangimu kalau kau tidak kabur dariku."kata Jaden.Matanya menatap lurus ke arahku.

"Aku tidak kabur..."kataku pelan.

"Kalau begitu beritahu aku kenapa aku tidak mungkin menyukaimu."kata Jaden lagi.Ia memegang tanganku.

"Karena aku seorang cowok."jawabku.Itu memang salah satu alasannya yang paling jelas.

Jaden menghela napas."Cuma itu?"

"Ini bukan 'cuma itu'.Kau tahu tidak kalau kesimpulan dari perkataanmu itu kau itu seorang gay."

"Jadi kau mau mendiskriminasi ketertarikan seksualku?"tanya Jaden.Ia mengusap jari-jari tanganku.

"Aku tidak bermaksud begitu.Aku hanya ingin menegaskan padamu kalau aku ini normal."aku berusaha melepaskan tanganku.

"Oh Jesse, aku tahu kau ini sangat tidak normal."kata Jaden sambil mengecup jariku.

"Apa maksudmu?"tanyaku tersinggung.Apa selama ini aku dikiranya banci atau gay?

"Kalau kau ini normal, maka aku tidak mungkin tertarik padamu."

Oh kini dia menyalahkanku karena menjadikannya seorang gay?Bagus sekali memang si Jaden Ratliff ini.

"Well maaf kalau aku menjadikanmu tertarik padaku."ujarku sinis.Aku menghempaskan tanganku."Sekarang biarkan aku pergi sebelum aku menularkan ketidaknormalanku padamu, Mr.Ratliff."

Aku sudah mau berdiri tapi Jaden mendorongku ke atas ranjangnya.

"Jaden!!"seruku.

"Well apapun katamu, Mr.Kennedy.Aku tidak akan membiarkanmu pergi dari sini."

Jaden menekan tanganku dan mencium bibirku.

"Lepas!"kataku disela-sela ciuman.

"Aku tidak suka ini, Jaden!Lepaskan!!"

Tapi Jaden tidak peduli.Berbeda dengan serangan yang beberapa minggu lalu dilakukan olehnya, kali ini Jaden kelihatan sangat sadar.

Cowok itu membuka kancing bajuku.

"Kau manis sekali, Jesse."kata Jaden.Ia menatap lapar ke dadaku yang telanjang.Ia mendekatkan mulutnya ke putingku dan menjilatnya.

Sensasi itu datang lagi.Aku mengeluarkan suara aneh, suara yang sama seperti waktu itu."Ahn.."

Aku bisa melihat tangannya meraba perutku.Warna kulitnya yang coklat itu sangat kontras dengan kulit pucatku.

"Hentikan...Jaden..."pintaku sambil berusaha melepaskan tanganku dari cengkeramannya.Tapi tenagaku kalah jauh darinya.

I Lived With My Own Way (Boy x Boy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang