Third : The Only One?

15.8K 842 23
                                    

Hi! This is hellaw! Thanks yg udah baca hehe masih jelek tp bakal bkin lagi soalnya saya ga tau malu! This is the third part about Jesse and Jaden!So I hope u enjoy this! See ya, and cheers for all fujoshi around the world, especially in Indonesia!

-----

Aku tidur sekamar atau lebih tepatnya SERANJANG dengan Jaden malam itu.Tentu saja awalnya aku menolak ide itu, habis masa di apartemen semewah itu dia sama sekali tidak memiliki sleeping bag atau apapun sejenisnya.

Tapi waktu kubilang begitu padanya, Jaden malah menyeringai padaku.

"Ayolah, Jesse.Masa kau mau tidur dengan sleeping bag di kamar begini?"

Memang konyol sih, tapi kan...

"Lagipula, ranjangku ini besar, bisa muat untuk dua orang, apalagi tubuhmu itu kecil."

Itu juga ga salah, soalnya ranjang Jaden itu double bed.

Jaden menggenggam tanganku."Apa kau takut aku akan berbuat macam-macam denganmu?"Jaden mencium jariku.

Aku langsung menarik tanganku."Ja, jangan bercanda..!"

Wajahku merah, lagi.

Jaden tertawa."Kau bahkan lebih manis daripada yang kubayangkan!"

"Di, diam ah!"seruku.Aku langsung mengambil satu pasang piyama milik Jaden yang dipinjamkannya padaku, lalu masuk ke kamar mandi.

Aduh, sekarang aku bingung.Kenapa aku tidak bisa tegas menolak Jaden?Bagaimana dengan Nadine kalau ia tahu mengenai ini?Aku bisa membuatnya sedih!

Kupandangi diriku di cermin.Apa sih yang sebenarnya dilihat Jaden dariku?Apa yang menjadi kelebihanku dibanding Nadine?Apakah gara-gara aku ini cowok dan kebetulan Jaden itu gay?

Tapi dengan penampilan begitu, juga kemampuan serta kekayaannya, Jaden bisa mendapatkan cowok yang lebih baik dariku.Maksudku, pasti banyak yg suka padanya.

Aku mencuci mukaku lalu menyikat gigiku.Setelah selesai berganti pakaian, aku keluar dari kamar mandi.

Aku mendengar suara dengkuran pelan.Jaden sudah tidur.

Aku menggoyang-goyangkan tubuh Jaden, agar ia bangun.Tapi dia tidur seperti orang mati, tak bergeming sama sekali.

Aku masuk ke dalam selimut lalu menyelimuti Jaden juga dan tidur disebelahnya.

----

Aku ga tau, apakah aku ini kelelahan atau apa, yang pasti tahu-tahu hari sudah pagi.Aku bahkan ga bermimpi sama sekali.

"Selamat pagi, Jesse."

Aku kaget mendengar sapaan itu.Aku menoleh ke belakang dan tiba-tiba sebuah ciuman ringan mendarat di bibirku.

Jaden tersenyum padaku.Ia kelihatan senang sekali dan aku bisa melihat dia baru saja bangun, karena matanya masih mengantuk dan ia masih memakai baju yang dipakainya semalam.

Aku sudah ga bisa apa-apa lagi selain merasakan panas di wajahku.

"Kita harus segera bersiap ke sekolah."kata Jaden sambil beranjak dari tempat tidur.Ia mengambil sebuah kaos berkerah berwarna hijau muda dan celana jeans.Hari itu hari Jumat, kami tidak harus mengenakan seragam sekolah kami.

Tapi bukan itu saja yang ia ambil.Ia mengambil sebuah kemeja kotak-kotak berwarna biru tua yang ukurannya jauh lebih kecil dibanding baju hijaunya.

"Kau pakai baju ini, ya."ia melempar kemeja itu padaku."Aku ingat dulu Sam dan kamu memiliki ukuran tubuh yang mirip juga gaya berpakaian yang agak sama.Jadi bajunya pasti cocok denganmu."

I Lived With My Own Way (Boy x Boy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang