END [M]

2.5K 93 13
                                    

Andira Pov
____________

Bagaimana kesedihanku yang teramat dalam akan kehilangan Tasya memukul berat pada dadaku. Rasa penyesalan yang terus muncul membuatku tidak mengenal kehidupan. Arti cinta yang aku janjikan padanya dulu semasa kami mudah telah aku ingkari.

Aku sangat amat mencintainya, bahkan aku berjanji membawanya ke luar negri untuk menikah. Tentu saja itu setelah pendidikan kami selesai. Tapi aku tidak pernah menyangkan kisah kami berakhir dengan cepat, melibatkan Tante Risa dalam semuanya.

Tasya anak yang pintar, bijak sana dan lembut. Impiannya yang tinggi dan mulia. Tapi dia sadar ada batas antara keinginannya dan orangtuanya.

Kecantikannya, kelembutannya membuatku benar-benar jatuh hati pada pandangan pertama. Tuhan, dia orang pertama yang membuatku jatuh cinta. Dan dia pula yang membuatku menerima cinta terakhirku.

Amelia adalah hadia yang paling berharga yang Tasya titipkan untukku. Janji yang dulu pernah aku ucapkan akan aku tepati. Bukan karena Tasya, tapi karena aku memang mencintai Amelia.

Dia cantik, ceria dan tidak kenal lelah. Mungkin karena ke gigihannya mencariku, atau karena memang sikap-sikapnya padaku yang membuat aku jatuh pada hatinya.

"Amelia."

"Ehm"

"Tetap di sisiku." Aku mengucapkan itu dengan sungguh-sungguh. Berharap Amelia tidak pernah berfikir bahwa Tasya masih mempengaruhi diriku.

Entah yang keberapa kali Amelia mencium bibirku hari ini, aku tidak pernah menghitung dan tidak berniat.

Lumatan bibirnya yang lembut membuatku selalu ingin merasakan lebih dan lebih. Sentuhan jemarinya di rahangku membuatku ketagihan. Lidahnya lembut meminta izin untuk masuk, aku menyambutnya dengan hangat.

Desahan keluar parau di telingaku. Semakin dalam ciuman kami semakain dalam pula hasyratku untuk ingin menidurinya di manapun di rumah ini.

Aku mengangkat tubuhnya ke atas, kakinya menjepit pinggangku erat. Tanganya menangkup kedua pipiku. Nyaris tak bernafas, Amelia menarik diri. "Kau membuatku candu."

"Aku milikmu. Tidak ada larangan untukmu, Amelia." Kataku kembaki menarik bibirnya. Melumat dengan penuh gairan dalam cinta. Tanganku menyusuri punggungnya yang dingin karena dia hanya mengenakan bra renda bewarna hitam yang semakin membuatnya terlihat menggoda.

Dengan sekali gerakan, branya lepas. Amelia menarik ciuman kami. Tanganya lihai melempar branya kesembarang tempat di ruang santai yang tergubung dengan dapur miniku.

Matanya gelap penuh dengan nafsu. Hal yang paling indah adalah berhubungan sex dengannya sepanjang hari.

Desahannya yang sexy membuatku gila. Aku menangkup kedua dadanya setelah aku membaringkan tubuhnya di atas sofa besar. Tanganku memijat dadanya dengan sangat agresif, Amelia bergerak gusar di bawahku. Matanya terpejam, dadanya membusung meminta lebih.

Aku turun menghampiri putingnya yang menegang, meniupkan nafas panas yang menggelegar. Lidahku terjulur menjilat putingnya. Sedangkan tanganku bermain di dadanya yang lain.

Nikmat, hal yang paling aku suka dari bagian tubuhnya. Putingnya yang menegang dan indah. God, aku kecanduan.

"Aahhh..." Teriaknya dengan keras. "Kau sangat nakal." Suaranya keras, membuatku semakin ingin menghisap lebih kuat. "Ah, kau-su-ka?"

"Lebih dari suka." Kataku. Tanganku membuka bajuku, Amelia membantuku membuka sport bra. Tak ku hiraukan bagaimana Amelia memandang tabjub pada setiap tubuhku yang telanjang di hadapannya.

"Bersiaplah menerima yang belum pernah kau terima, Amelia."

Amelia melengkung menerima hujatan lidahku di puncak dadanya. Tanganya gusar bermain di pundakku. Menyelipkan jemarinya di rambutku. Aku menarik celana dalamnya kebawah. Memandang dengan takjub milik Amelia yang indah.

BREAK HEART  [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang