01

5.2K 220 1
                                    

Hay friends,,

Selamat membaca, jangan lupa Vote dan Coment.

**********

SEMENJAK kejadian Amelia berboncengan dengan Andira, semua terasa bahagia baginya. Sudah 3 hari yang lalu, tapi senyuman tipis dari bibir Amelia tidak pudar. Baginya, Wanita Barista tersebut adalah sebuah hadiah.

Dadanya sesak menahan kebahagiaan. Ini pertama kali baginya memiliki perasaan seperti ini. Bahagia yang ini beda seperti saat dia mendapatkan hadiah Mobil, atau saat dia mendapatkan hadiah liburan. Ini jelas beda, Amelia sadar, hatinya berbunga saat melihat wanita itu.

Langit semakin cerah, awan biru terang menghantar langkah Amelia menuju sebuah Truk pengangkat barang.

Hari ini, dia siap pindah ke Apartemen baru. Apartemen yang sama dengan Andira, entah keberuntungan atau Takdir, kamar mereka bersebelahan, dan itu semakin membuat Amelia bahagia.

Semua barang sudah siap dipindahkan. Wanita dengan hoodinya yang over size, sendal jepitnya juga siap mengikuti truk tersebut.

"Wait,. Aku pasti tepati janji." Katanya dalam hati, seolah-olah ada janji yang dia utarakan pada seseorang.

Tak banyak barang yang dia bawa, cukup beberapa barang yang penting. Sisanya bisa dibeli.

Semua tertata rapi, wanita yang bekerja di passion Arsitek ini memiliki gaya unik dan simple. Tidak terlalu banyak prabot, baginya cukup hal-hal yang smooth putih dan coklat. Paduan warna yang membuat setiap ruangan terkesan rapi dan bersih.

"Selesai. Akhirnya.."

Amelia membanting tubuhnya di atas kasur. Menelentangkan kedua tangan ke samping. Menutup mata dan tersenyum.

Keringat berjatuhan dan mengalir membasahi keningnya. Beberapa pikiran merasuki. Ini masih sama, masih tentang Wanita berambut pendek, bergaya cool dan cantik.  Wanita yang beberapa waktu lalu membuat hidupnya penuh kebahagiaan.

"Aku mau masakin kesukaannya." Amelia duduk, meremas bajunya dibagian dada, seolah-olah letusan kembang api terjadi. Sebahagia inikah kamu Amelia???

Andira menekan kuat-kuat kepalanya, berusaha terlihat baik-baik saja. Semenjak bertemu Amelia ada beberapa perasaan yang tidak bisa diartikan Andira. Seperti kenangan yang kembali.

"Hujan, aku suka hujan." Wanita itu mengeratkan pelukannya. Mencoba membiarkan wajahnya diterpa hujan dan angin.

"Nanti kamu sakit. Jangan main hujan. Tutup kaca helmnya."

"Enggak Dira. Uda lama gak naik motor bareng kamu. Dan kebetulan hujan. Makasih.. "

Andira tersenyum, tanganya menarik erat tangan wanita itu. Melirik dari balik Kaca spion. Meski berkabut, tapi senyuman hangat dari wanita itu sangat terasa dipunggung Andira. Hangat,, aku suka.

"Shit,, kepalaku sakit." Andira memukul-mukul kepalanya. Kenangan yang mestinya sudah dia buang 5 tahun lalu, kenapa tiba-tiba terlintas kembali.

Andira bergegas ke kamar mandi, menyiram kepalanya dengan air dingin. Berharap dapat melupakan mimpi yang baru saja terjadi.

Jarak kamar Amelia dan Andira tidak begitu jauh, hanya dua langkah. Dan sampai, lebih tepatnya berhadapan.

Ini bukan Apartemen mahal, atau bahkan mewah. Hanya Apartemen biasa tapi cukup nyaman. Selain karena ada Andira di sini, tempat kerja Amelia juga tidak jauh, jadi tidak perlu repot-repot berangkat pagi-pagi.

Satu langkah,
Dua langkah,

Mundur,
Maju.

Amelia ragu mengetuk pintu kamar Andira. Dia takut mengganggu jam istirahatnya. Bekerja jadi barista di Coffe Shop yang ramai pengunjungnya cukup melelahkan. 6 Jam kerja tidak duduk sama sekali, itu benar-benar menyiksa.

BREAK HEART  [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang