29 [M]

2.1K 89 2
                                    

Amelia Pov

______________


Jangan salah paham dengan apa yang aku maksud. Meskipun sekalunya penelitian itu salah, tapi bagiku itu ada benarnya. Entah mengapa setiap dekat dengan Andira jantungku seperti berpacu lebih baik dari biasanya. Debaran-debaran yang datang tiba-tiba seperti memompa jantungku tetap aktif.

Ya Tuhan, mungkin ini efek Andira. Bukan, lebih tepatnya efek Tasya yang benar-benat merindukan Andira.

Shit, persetan denganmu Tasya. Terlepas kau telah menyelamatkanku, aku berterimakasih untuk itu.

Yang jelas dan nyata adalah Andira telanjang tampa sehelai benangpun di hadapanku. Tatapan matanya yang bergairah, senyuman nakal yang membuat sekujur tubuhku menggigil. Abs perutnya yang terlihat semakin sexy. Gila, dia benar-benar membuat alirah darahku bergetar hingga ke vaginaku.

"Kau suka ?" Tanyanya menangkap mataku melirik seluruh tubuhnya.

Aku tersenyum menarik tengkuk lehernya. Memberikan ciuman yang sangat dia rindukan. Lebih tepatnya diriku yang merindukan bibir tebalnya yang pas di bibirku. Ciuman kami bergairah, desahan manis keluar dari mulutku tampa kusadari. Andira merepas dadaku hingga membuatku menyerdik tampa sadar.

Tangan Andira lihai membelai yang aku butuhkan tepat di puncang dadaku. Ini nikmat, seperti aku akan terbang. Aku ingin lebih dari ini. Lidah Andira melumat lidahku dengan lembut, menyapuh semua yang aku butuhkan. Jika kalian berpikir aku hanya diam menerima sentuhannya, kalian salah.

"Ame-lia.." Suaranya mendesah. Shit,, aku meremas pantatnya yang sexy.

Aku semakin mendalamkan ciumanku dengan nafsu yang membara. Sentuhan-sentuhan jarinya di putingku membuatku lemas. Andira sadar akan ketidak berdayaanku. Dia menidurkanku di atas kasurnya yang besar. Entah bagaimana aku harus menjelaskan bagaimana cantiknya Andira, tatapan teduhnya yang membuatku mabuk setiap melihatnya. Ini lebih dari meneduhkan, aku hampir tenggelam dalam matanya yang teduh dan penuh gairah.

Aku menarik kepalaku naik untuk memberikannya akses ke leherku. Kecupan-kecupan yang basah, lidahnya menyapuh semua kulitku dengan bergairah.

"Ahh," Lirihku mendapat ciuman gigitan yang aku yakin meninggalkan bekas di sana.

Refleks, aku membuka pahaku dengan lebar ketika aku merasakan tangan kanan Andira turun ke pangkal pahaku. Bibirnya masih terus turun memberi kenikmatan. Dadaku membusung mendapat hisapan yang kuat di putingku. Rasanya nikmat dan basah. Vaginaku basah oleh cairan kenikmatan. Jemari andira membelah vaginaku, memberi sentuhan kecil di sana. Dan itu dingin seketika.

"Kau basah,Amelia." Andira menatapku dengan nakal, tangannya masih bermain di area sensitiveku. Dan tentu saja itu membuat ku kenikmatan, mataku tidak sanggup menatapnya. Dia memainkan Vaginaku dengan nikmat, menyentuh dengan lembut lalu menekannya.

"Buat aku lebih-" Aku tersentak ketika Andira menggesekan jemarinya dengan kuat di klistorisku.

"Lanjutkan kalimatmu, sayang."

"Buat aku lebih basah." Kataku mendesah di telinganya yang menbuat dia mencium kembali bibirku yang mulai bengkak. Ciuman yang rakus dan keras.

Desahanku terus keluar dari bibir sialanku. Entah bagaimana cara menahannya, tapi aku tidak berniat untuk menahan suara desahanku. Tidak ada orang di sini, tidak ada tetangga ataupun Diva. Kami bebas melakukan apapun tampa gangguan orang lain. Ini kenikmatan yang luar biasa. Tuhan mungkin akan marah, tapi aku tidak bisa berhenti sekarang. Andira terlalu bergairah untuk aku lepaskan.

"Sayang, jika masih sakit katakan."

"Lakukan saja. Aku akan menahan karena kamu yang memasukannya."

Aku menutup mataku dan memeluk Andira. Menimbang nimbang jika ini sakit. Tapi Andira melakukannya seperti dia berpengalaman. Tentu saja dia berpengalaman.

BREAK HEART  [ COMPLETE ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang