IX. Hilal Untuk Bang Malik

9 5 0
                                    

Selamat membaca kawan!

----

Pertemuan Naindo Company dengan GenTech Company yang di rencanakan berlangsung tiga hari ternyata tidak sesuai rencana. Pembahasan terkait kerja sama dua perusahaan besar itu berlangsung seminggu lamanya setelah petinggi GenTech Company langsung meminta peresmian kerja sama perusahaan mereka.

Hal ini di pertegas setelah presentasi Malik terkait keuangan Naindo Company yang sangat likuid. Apalagi presentasi Malik yang sangat baik, jelas dan akurat membuat para petinggi GenTech Company tanpa pikir panjang menyetuji hubungan kerja sama antar perusahaan mereka.

Rabu Sore, Malik kembali ke tanah air setelah diberi waktu luang dua hari untuk berlibur di Singapura. Malik mulai menyusuri bandara untuk mencari restoran. Sedari tadi cacing diperutnya sudah memberontak minta diberi asupan.

Di restoran, Malik terkejut karena bertemu kembali dengan Pak Harry, CEO Naindo Company yang tadi sempat berpisah untuk menemui keluarganya. Namun bukan Pak Harry yang sedang melambai padanya yang membuat Malik terkejut. Melainkan seorang gadis berhijab yang duduk di seberang Pak Harry dan berhadapan langsung dengan seorang wanita yang ia yakini dia adalah istri dari CEO Naindo Company itu.

Malik tidak bisa menyembunyikan keterkagumannya pada gadis itu. Sangat lucu menurutnya melihat gadis itu duduk dengan badan yang tenggelam oleh hoodie oversize dan pashmina yang ia pakai asal.

"Pak Malik," ujar Pak Harry dengan senyum merekah melihat pegawainya yang beberapa hari lalu berhasil menjatuhkan hati perusahaan besar Singapura itu. "Sini, Pak," lanjutnya

Malik menganggukkan kepalanya lantas berjalan menghampiri meja dimana Pak Harry dan keluarga yang sepertinya juga sedang memilih menu makan mereka. Meja dengan empat kursi sangat pas jika dirinya makan bersama dalam satu meja.

Malik mengambil posisi duduk di samping gadis itu, tepat berhadapan dengan Pak Harry. Malik melemparkan senyum pada istri dan putri bosnya itu. Keterkaguman Malik semakin menjadi setelah sebuah senyum terbit di bibir gadis itu.

"Pak Malik perkenalan ini istri saya," ujarnya sambil merangkul pinggang sang istri. Sungguh apakah dia tidak tahu jika Malik ini sedang kebelet nikah? Mengapa bermesraan di depannya?

"Selamat sore, Bu," ujar Malik yang dibalas dengan ucapan selamat sore pula oleh wanita itu lengkap dengan senyuman manisnya.

"Dan yang di samping Anda, dia putri bungsu saya, Nadhira."

Malik hanya melemparkan senyum pada gadis itu.

"Dhira, ini Malik, pegawai yang Papa bicarakan tadi," ujar Pak Harry yang ditanggapi senyuman singkat dari sang putri.

Malik merasakan kecanggungan dalam posisinya. Gadis di sebelahnya justru terlihat tenang sambil membaca buku menu.

"Silahkan Pak Malik pesan. Bills on me, OK?"

"Terima kasih banyak, Pak."

Saat Malik sedang membaca menu satu per satu, ia mendengar bosnya itu tertawa. Penasaran, ia melihat ke arah CEO Naindo Company itu. Entah apa yang bosnya itu tertawakan.

"Melihat kalian yang saling fokus pada buku menu, terlihat lucu di mata saya. Ya kan, sayang?" tanya Pak Harry pada sang istri.

"Iya, kalian kayak malu-malu kucing. Bagaimana kita jodohkan, Pah?"

"Papah sih setuju."

Pernyataan terkait perjodohan yang biasanya oleh anak entah mengapa Nadhira justru hanya terdiam saja. Tidak menolak, tidak juga menunjukkan ekspresi setuju. Sedangkan Malik ia hanya terkekeh sebentar sebab mengira pimpinan dan istrinya itu hanya bercanda.

Anak-Anak Soleh (NCT DREAM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang