XII. Bertemu Kembali

10 1 0
                                    

Happy reading, kawan!

🧚🧚🧚🧚🧚

Naja terduduk diam dalam mobil menantikan kehadiran kedua adiknya sambil memperhatikan satu per satu siswa yang berjalan melewati gerbang SMAN 127 Bogor. Ia telah selesai kelas sejak siang tadi karena hanya satu matkul dengan 3 SKS. Tadi saat sedang membantu bapak di toko, Bunda Yuni meminta Naja untuk menjemput Chandra dan Justin di sekolahnya.
Dengan mobil kijang Innova milik ayah, Naja mulai menjalankan kendaraan keluarga cemara itu untuk membawa pulang dua adiknya.

Melihat anak SMA yang sedang tertawa dengan asyiknya membuat Naja kembali teringat masa SMA-nya. Masa dimana ia masih bisa merasa bebas tanpa beban yang berarti. Tanpa kecemasan yang tidak kunjung henti. Tanpa ketakutan tentang kegagalan yang kian hari kian menggerogoti diri.

Masa SMA yang menjadi masa paling terkesan dalam hidupnya. Mendapat teman, mengenal cinta pertama, dan mengetahui cita-cita dalam hidupnya. Ia jadi ingat ketika dirinya dulu menjadi ketua OSIS di SMA ini. Hanya karena wajah yang tampan, ia bisa memperoleh suara terbanyak saat pemilihan ketua OSIS mengalahkan Asna yang sudah sangat berniat menjadi ketua OSIS.

Pada dasarnya, kebanyakan siswa tidak peduli dengan program kerja calon ketuanya. Mereka akan memilih calon menurut keinginan mereka baik karena berteman baik, kenal, ataupun karena goodlooking yang di miliki suatu calon. Tidak peduli sebagus dan sebaik apapun program kerja calon lain. Hanya kebanyakan lho ya, berarti bukan berarti semua. Yang memilih karena suka dengan program kerjanya mungkin hanya di lakukan oleh para guru, civitas sekolah dan siswa berprestasi saja.
Dari sini, Naja dapat melihat sosok Chandra yang sedang berjalan ke arahnya. Namun pandangannya teralihkan oleh sebuah sosok wajah yang tampak tidak asing di ingatannya. Naja menggosok matanya untuk memastikan jelas sosok itu. “Dia....”

Senyum Naja terbit. Ia keluar dari mobil dan bersandar disana. Seakan menantikan kedatangan Candra, tidak lupa bersedekap dada agar lebih terlihat keren. Senyumnya semakin merekah ketika melihat sosok  itu juga berjalan ke arah sini.

“Kak!” panggil Chandra dan segera mencium telapak tangan kakak kelimahnya itu.

Jantung Naja semakin berdegup kencang melihat orang itu berjalan makin dekat ke arahnya sembari bercanda ria dengan kedua temannya.

  “Justin belum keluar?” tanya Naja sekaligus alibinya agar tidak terlihat tegang di mata adiknya.

“Piket.”

Ekor mata Naja terus memperhatikan sosok itu yang justru melewatinya. Ada rasa kesal yang ia rasakan ketika menyadari, dia tidak mengenalnya dan mungkin sudah lupa. Tanpa menyadari laki-laki di depannya memperhatikan tingkah dirinya. “Apa yang lo harapkan, Naja bodoh.. Orang cuman ketemu satu kali. Mana mungkin dia ingat sama lo,” batin Naja.

“ Cantik-cantik ya, kak,” ucap Chandra. Sebenarnya ia juga tampak tidak asing dengan ketiga gadis yang baru saja melewati mereka itu. Tapi ia lupa dimana pernah melihatnya.

“Iya,” jawab Naja tanpa sadar.

Mendengar itu tentu Chandra menahan ledakan tawanya. Laki-laki kaku namun pintar seperti kakaknya sudah terjebak dalam pertanyaannya. Apalagi Chandra juga belum pernah mendengar Naja memuji perempuan kecuali bundanya dan juga ia belum pernah mendengar Naja memiliki kekasih. Bagaimana tidak, Naja selalu cuek pada perempuan. Dan apa tadi, ia mendengus ketika gadis itu melewatinya.

“Eh?” ujar Naja ketika tersadar akan ucapannya tadi. “Apaan sih, Ndra. Orang B aja.” Naja segera masuk kembali ke dalam mobil.

“B aja kok kesel waktu dilewatin,” gerutu Chandra pelan saat melihat kakaknya yang kembali masuk mobil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Anak-Anak Soleh (NCT DREAM)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang