Tama-Bara

187 14 7
                                        

My first mission, jemput Bara di sekolahnya dan bawa pulang dengan selamat. Batin Tama sembari membuka kaca mata hitam dan bersandar pada mobil pribadinya.

Alpha tersebut dapat melihat sudah banyak siswa dan siswi yang keluar dari gerbang sekolah untuk pulang. Seringkali juga mereka menatap Tama dengan kagum dan berbinar. Maklum, orang tampan dengan mobil mewah pasti banyak yang lirik. Hingga akhirnya, netra Tama menangkap seorang pemuda manis yang tengah berbincang dengan teman-temannya. Wajahnya tampak seperti mentari pagi yang hangat dan menyenangkan, Tama bohong bila ia mengatakan tidak jatuh berulang kali kepada senyum manis itu.

Dua mata tersebut saling bertabrakan, sang Alpha mengembangkan senyumannya sementara si Beta tampak terkejut dengan kehadirannya.

"Halo Bara."

"Kak Tam kok bisa di sini?? Mau jemput seseorang?"

Lucu banget sekarang manggilnya 'Kak Tam'.

"Iya, jemput lo."

"Huh?? Disuruh Abang?"

"Enggak, inisiatif sendiri sih. Tapi udah izin kok ke Bang Varo."

Dahi Bara mengerut bingung, dan ia tidak tahu harus merespons apa lagi.

"Ciee Baraa, Alpha baru lo ya? Kemarin kayaknya masih sedih-sedih abis ditinggal pacaran, sekarang udah dapet aja nih yang lain. Gak kalah cakep lagi! Kalau ada temennya, boleh dong dikenalin ke kita-kita!" Ujar salah satu temannya dengan nada menggoda, Tama hanya terkekeh saja.

"Ish! Bukan Alpha gue anjir, ini temen Abang gue! Udah dah, gue pulang dulu ya guys, byee!" Jawab Bara cepat sembari mendorong Tama untuk segera memasuki mobil hitam tersebut.

Setelah itu, kondisi di mobil menjadi sunyi. Tama fokus menyetir sedangkan Bara menatap trotoar jalanan yang terlewat. Katakan Tama bodoh, tapi ia memecah keheningan dengan tiba-tiba meminta maaf persoalan beberapa waktu lalu. Tentu saja keheningan yang sebelumnya sudah canggung kini menjadi tambah canggung.

"Bar, gue mau minta maaf soal kejadian beberapa waktu lalu."

"Gak perlu dibahas, gue udah lupa juga."

Kini Tama bingung harus berbuat apa untuk mencairkan suasana. Biasanya dia bisa, tapi mengapa dengan Bara.. segalanya terasa sulit?

"Bar—"

"Kak Tam—"

"Eh—"

"Eh?"

Keduanya terdiam setelah sama-sama membuka suara diwaktu yang berbarengan.

"Lo dulu Kak Tam, mau ngomong apa?"

"Um.. itu aja sih, lo gak mau mampir ke mana dulu? Siapa tau ada yang mau dibeli sambil pulang."

"Ohh, kirain apa. Gak ada sih, langsung ke rumah aja buat ganti baju, terus gue mau Kak Tam anterin ke suatu tempat. Yaa.. kalau mau kesalahan waktu itu dimaafin sih. Kalau gak bisa—"

"Eh, mau-mau! Yaa pasti mau, gue turutin apapun yang lo minta asalkan maafin gue. Ya?"

Bara melirik Tama sebentar, "beneran lo bisa? Gak ada acara abis ini sampe malem? Kalau ada juga.. bisa kapan-kapan sih."

"Enggak kok, gue free. Biasanya juga suka nongkrong di bar Abang lo."

"Ya itu, siapa tau ada acara nongkrong sama Omega-Omega manis di bar Bang Varo." Ucap Bara yang lebih terdengar seperti sindiran bagi Tama.

"Enggak astaga, Bar. Gue udah jarang nongkrong sama mereka. Kalau ke bar Abang lo juga paling minum sendiri." Bara hanya balas mengangguk dengan wajah yang mengatakan, 'Ya - Aku - Sangat - Percaya - Padamu' dalam artian sebaliknya.

Insecurity | JjUs x TaBarcode [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang