Jordan-Ursa

141 13 4
                                    

"Jo—Jordan.. Jordan!"

Ursa terbangun dengan napas memburu, menatap ke samping dan menemukan Jordan masih setia di sana, tengah tertidur sembari memeluknya erat pada remang-remang lampu kamar.

Ia tenang, dan kembali menyamankan diri sebelum tidur lagi.

Ketika disarankan menginap dan tidur bersama Ursa oleh Bylen, Jordan awalnya menolak. Tapi karena Omega tersebut benar-benar selalu meracaukan namanya, ia terpaksa mengikuti saran Alpha itu. Dia dan Ursa hanya tidur bersama, tidak ada hal lebih. Jordan ingin membantu Ursa agar cepat pulih, cepat tidak takut untuk keluar kamar bahkan keluar rumah. Menurut Tama, ini adalah satu-satunya cara karena ia beranggapan Jordan adalah obat untuk Ursa.

***

Keadaan Ursa jauh lebih baik daripada beberapa hari sebelumnya. Ia sudah bisa makan sendiri, keluar kamar, berbicara dengan biasa, dan tersenyum. Jordan benar-benar merawatnya hingga sembuh.

"Kamu gak ke kampus?" Tanya Ursa seraya memperhatikan sang Alpha yang tengah fokus membaca buku.

"Hm? Enggak. Gak ada kuliah, dosennya rapat." Jawabnya masih membaca buku.

Keduanya tengah berada di ruang keluarga, Jordan membaca buku sementara Ursa berpura-pura menonton televisi. Ia sebenarnya hanya tertarik menonton Jordan yang diam membaca, sebab pria itu terlihat berlipat-lipat lebih tampan ketika serius dalam kegiatannya.

"Jordan,"

Entah sudah panggilan yang ke-berapa kali saat ini, Jordan memutuskan menutup buku dan menyimpan di kursi sebelahnya. Ia menoleh menatap sang Omega.

"Apa Ursa?" Tanyanya lembut.

"Aku.. ganggu ya? Maaf."

"Enggak. Kamu mau apa? Butuh sesuatu?"

Ursa menggeleng cepat. Ia tidak membutuhkan apapun, ia hanya.. menginginkan atensi Jordan.

Jemari sang Alpha terangkat, menyelipkan rambut panjang Ursa yang menutupi matanya ke belakang telinga. Lalu menatap wajah sang Omega dalam sepersekian detik.

"Kamu sama aja ya?"

"A—apa?"

"Pake make up atau enggak, sama-sama cantik."

Ursa bisa merasakan pipinya kini memanas.

"Tapi kalau pake make up, kesannya bold, mahal, dan berani. Kalau gak pake, lebih imut sama manis."

Sekarang bukan hanya pipinya, panas itu merambat hingga ke telinga.

"A—apaan sih!" Ursa membuang muka ke arah lain, berharap Jordan tidak menangkap semburat merah sewajah-wajah sampai telinganya.

"Sa,"

"Hm?"

"Ada sesuatu yang mau kamu ceritain?"

Ursa menoleh, terdiam seraya menatap lekat mata Jordan.

***

Denting suara sendok yang beradu dengan gelas keramik memenuhi ruang dapur yang sunyi. Ursa duduk di kursi meja makan sembari memperhatikan punggung lebar Jordan. Alpha tersebut sedang membuat susu cokelat hangat sebelum diberikan kepada Ursa.

Insecurity | JjUs x TaBarcode [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang