Jordan-Ursa

167 17 17
                                    

Sejak kejadian tempo lalu, Ursa tidak pernah lagi mencari atau menunggu Jordan selesai kelas. Ia menjauh, dan kini menjadi orang asing. Tiap-tiap berpapasan, Ursa akan menatap ke arah lain secara datar, yang penting bukan 'dirinya' atau 'matanya'. Kehidupan kampus seperti tidak bisa luput dari Omega itu, sikapnya yang terlampau berubah dingin dan berbeda dari biasanya, membuat sejumlah mahasiswa membicarakan gosip yang beredar.

Banyak spekulasi dan opini yang bermunculan, mulai dari rumor Jordan dan Ursa putus, rumor Ursa mencampakkan Jordan, rumor Jordan main tangan kepada Ursa, rumor Ursa berselingkuh dari Jordan, dan masih banyak lagi. Namun, keduanya tidak ada yang buka suara.

Sore ini, Biru dan Ursa tengah berjalan di koridor gedung kampus lantai dua, mereka baru saja menyelesaikan kelas terakhir dan akan pulang. Kondisi yang awalnya ramai dengan suara tawa juga obrolan kini barangsur sunyi, tergantikan oleh bisik-bisik kecil ketika dua Omega tersebut lewat. Suasana itu menjadi semakin sepi dan terasa tegang ketika Jordan yang sendirian berjalan berlawanan arah, pipinya tampak lebam kebiruan dapat terlihat dari jauh.

Kali ini, Ursa tidak membuang mukanya. Ia menatap lurus ke arah Jordan dengan mata tajam. Tatkala Jordan sejajar di sebelah kiri Ursa, Omega cantik itu menggenggam pergelangannya, menarik sang Alpha hingga mereka berhadapan, menyebabkan para mata lain menyaksikan kejadian itu dengan menganga.

"Siapa yang lakuin ini?"

Dahi Jordan mengerut, lalu menggeleng pelan.

Genggamannya pada pergelangan sang Alpha mengerat, "JAWAB! SIAPA YANG LAKUIN INI?!" Bentaknya.

"Sa.." jemari Jordan ikut menggenggam pergelangan putih sang Omega.

"Sa, udah Sa. Diliatin orang-orang.." ujar Biru berusaha menarik lengan satunya.

"Diem," Ursa menghentak pelan tangan Biru sembari masih menatap pipi Jordan, tangan tersebut perlahan ia angkat dan menyentuh kulit kebiruan itu.

Air matanya mulai menggenang, "siapa yang lakuin ini, Jordan?! Bilang sama aku!!" Teriakan bergetarnya membuat bulir bening itu lolos dari kelopak matanya.

"Ursa!"

Panggilan dari sang Alpha membuat Ursa tersadar, tangan kanannya sudah dipegang oleh Jordan, menjauhkan dari pipi memarnya. Ia memandang Omega di depannya dengan khawatir, ini adalah kedua kalinya pria itu membuat Ursa menangis.

Satu tetes air kembali mengalir tatkala mata cantiknya menatap mata Jordan. Rasanya Ursa baru saja terbangun dari hipnotis yang membuatnya melakukan hal tadi. Ia cukup terkejut melihat genggaman kuatnya pada Jordan, lalu secara terburu-buru Ursa melepaskan genggaman, menciptakan bekas kemerahan di sana. Sedangkan tangan satunya juga ia tarik dengan cepat.

Tangannya menyentuh dagu, basah. Ia tidak ingat sejak kapan air mata itu jatuh, dan entah kenapa, hatinya kembali sakit.

Kaki beralas sepatu putih itu berbalik lurus ke depan, memejamkan mata sejenak kemudian terbuka lagi. Ia berteriak frustrasi dengan kedua tangan mengepal di kiri dan kanan kepalanya sebelum cepat-cepat menghapus jejak di pipi lalu berlari pergi begitu saja.

Biru yang terperanjat kaget bergegas melangkah mengejar Ursa dengan wajah panik bercampur khawatir. Selama ia hidup juga mengenal Omega tersebut, berteman, dan selalu di sisinya, ia tidak pernah melihat sahabatnya semenyedihkan itu selain karena trauma masa lalu. Ia bisa katakan, Jordan berhasil memorak-porandakan Ursa hingga Omega itu tidak dapat jauh dari sang Alpha.

***

Malam hari di sebuah bar milik Varo, tampak Omega cantik yang memakai crop top hitam tanpa lengan dengan celana warna senada berjalan anggun menuju kursi dekat konter minum. Eksistensinya mencuri perhatian seluruh tamu yang ada. Riasan tipis pada wajahnya menambah keindahan yang sudah tercipta, membuat siapapun tertarik memandangnya. Ia duduk pada salah satu kursi tanpa ditemani seorang Alpha, Beta, ataupun teman Omeganya.

Insecurity | JjUs x TaBarcode [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang