PLAK!!
"Maaf, Bang."
"Gue gak butuh maaf lo, tapi gue butuh pembuktian lo yang bilang bisa bahagiain Adek gue. Mana janjinya? Dari kemarin-kemarin dia seharian nangis ngurung diri di kamar. Pagi tadi juga mau ke sekolah matanya masih bengkak. Katanya mau serius? Tapi kok malah gini? Kalau dari awal gak bisa tuh gak usah janji apa-apa dulu, gue sama Bunda udah punya harapan tinggi jadi kecewa sama kenyataannya!"
"Maaf, Bang. Ada satu hal yang harus gue lurusin ke Bara. Dia salah paham, dan kemarin udah nyimpulin sendiri padahal gak gitu adanya. Makannya gue minta tolong sama lo.. buat izinin gue ketemu sekali lagi sama dia. Buat bujuk dia denger seluruh penjelasan gue.. atau suruh unblock salah satu sosmed gue, semua akun yang gue punya di block sama Bara jadi gue gak bisa apa-apa sekarang. Setiap gue jemput ke sekolahnya pun, dia pasti gak ada dan cuman ketemu temen-temennya. Mereka selalu bilang kalau Bara udah pulang duluan. Gak tau bohong atau enggak, tapi gue pernah nunggu di depan gerbang sekolahnya dari siang sampe hampir malem dan dia sama sekali gak keliatan." Tama menjeda, "kali ini gue serahin semuanya ke Bara, setelah dia denger penjelasan gue.. entah dia mau balik lagi atau mau ninggalin gue, gapapa. Asalkan dia mau denger keseluruhan ceritanya biar guenya juga gak nyesel."
Varo menatap matanya yang terpancar kecemasan di sana, Alpha tersebut bahkan tidak mengaduh kesakitan setelah di tampar keras oleh sang Beta. Tidak ada ekspresi lain yang dikeluarkan Tama selain rasa bersalah, panik, khawatir, dan kesungguhan yang bercampur. Pikirannya seperti kacau terfokus pada Adik Varo hingga fisiknya mati rasa. Seorang Alpha yang memohon dengan frustrasi, sangat jarang ditemui oleh Varo.
"Gue kasih kesempatan satu lagi. Gue bujuk Bara buat unblock lo sebisa gue tapi setelah itu, udah bukan urusan gue." Ucapnya sembari mengangkat kedua tangan.
Tama menyatukan tangannya di depan wajah, "iya iya, gapapa gapapa, makasih Bang Varo masih mau bantuin gue.."
Varo berdeham dan membuka ponselnya untuk menghubungi Bara, menyuruh anak tersebut membuka blokiran pada salah satu sosmed Tama.
***
Yaelah. Gue disuruh dateng, gue juga yang disuruh nunggu. Gimana sih? Kak Tam tuh seriusan mau ketemu apa enggak sebenarnya??
Bara terduduk di salah satu tempat kosong di taman kampus, ia menundukkan kepalanya untuk memainkan ponsel dan menghindari kontak mata pada orang-orang yang berlalu-lalang.
"Eh, lo.. lo yang kemarin kan?"
Bara mendongak, menatap orang yang berbicara kepadanya. Ia melihat beberapa Omega yang sebelumnya pernah bertemu dengannya, membuat rusuh dan mempermalukan Bara.
"Lah bener, si pelakor!"
"Lo ngapain di sini anjrit?! Masih mau caper sama Tama??"
"Haha, who's gonna tell him kalau Tama balikan sama Ursa? Eh? Ups!"
"Lo baru aja spill the tea sih, sist."
"Kan emang itu tujuannya, hahahha!"
"Apaan nih ribut-ribut?? Bawa-bawa nama gue lagi!" Omega lain bersama seorang Alpha datang dan berjalan mendekat ketika mendengar namanya diserukan.
"Eh.. Sa, k—kita ngasih pelajaran nih buat si selingkuhan Tama! Biar dia tau kalau Tama udah sama lo."
Ursa melirik menatap Bara yang menunduk, ia tampak ketakutan dan tidak berani membantah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Insecurity | JjUs x TaBarcode [HIATUS]
FanficTentang Tama yang mengejar cintanya. Tentang Bara yang mempertanyakan eksistensinya. Tentang Jordan yang mendapatkan garis takdirnya. Tentang Ursa yang menemukan cinta sejatinya. Modern ABOverse ⚠️ TABARCODE dan JJUS ⚠️ Cerita ini hanya FIKSI, mohon...