Jordan-Ursa🔞

286 16 8
                                    

Hari ini, Ursa tidak melihat Jordan di manapun. Ia bertanya kepada teman-teman sekelas Alpha tersebut, namun mendapatkan jawaban yang kurang memuaskan. Mereka bilang pria itu datang, dan mengikuti kelas. Tapi setelah selesai, ia buru-buru pergi entah kemana dan tidak kembali saat kelas berikutnya berlangsung.

"Lo menghindar dari gue, Jordan? Mari kita lihat seberapa bisanya lo bersembunyi." Gumamnya sembari tersenyum remeh.

Meski belum memiliki ikatan batin, tapi Ursa sudah sedikit sering bisa merasakan titik keberadaan Alpha tersebut. Dia memiliki cinta yang besar, dan itu menghasilkan sebuah tali yang samar-samar mengikat di antara keduanya. Hatinya mengarahkan sang Omega menuju toilet, sementara kakinya hanya mengikuti saja.

Ketika masuk, Ursa dapat mendengar lenguhan sangat tipis dari salah satu bilik kamar mandinya. Walaupun tidak terlalu jelas, tapi ia tahu bahwa itu adalah suara Alphanya.

Found you.

Dug! Dug! Dug!

"Jordan buka pintunya. Aku tau kamu di dalem!" Lalu lenguhan itu tiba-tiba hilang, tergantikan aroma pohon pinus pada pegunungan yang dingin.

Ursa kembali menggedor pintu itu dengan lebih kencang, "buka pintunya atau mau aku dobrak? Aku bisa dobrak pintu rumah tandanya aku bisa dobrak pintu ini juga." Setelah kalimat yang terlontar, pintu itu terbuka dengan perlahan, menampilkan Jordan yang berantakan dengan rambut basah dan mata merah yang berair.

Sang Omega menatapnya dari atas sampai bawah sebelum tangannya terulur mengusap pipi sang Alpha, "Omega mana yang bikin kamu seberantakan ini?"

***

Keduanya sudah berada di hotel terdekat dari kampus, memesan sebuah kamar pada sore hari dan langsung menempatinya saat itu juga. Kini sang Alpha hanya terduduk di tepi kasur dengan mata merah berair yang memandang Ursa, sementara Omega cantik itu balas menatapnya dengan bersedekap dan ekspresi datar.

"Kamu belum jawab. Omega mana yang bikin kamu tiba-tiba turn on gitu? Rut kamu masih nanti, kan?" Pertanyaan ini dijawab geraman pelan bersamaan dengan wajah menunduk dari Jordan.

Telunjuk Ursa meraih dagunya, mengangkatnya agar sang Alpha yang tertunduk kembali menatap matanya, "jawab dulu sebelum aku bantuin."

Kepala Jordan menjauh dari jari sang Omega, "enggak, Ursa. Aku bisa sendiri."

"Mau masturbasi berapa lama lagi? Tadi kurang lama di kamar mandi, huh?" Pria itu bungkam. Ia baru menyadari bahwa ia telah melewatkan kelas keduanya hanya untuk berdiam diri tanpa pencapaian apapun di bilik kamar mandi.

"Buka celananya." Titah Ursa.

"Gak mau."

"Tinggal buka apa susahnya sih?! Gue tadi udah nanya ya lo mau dibantu apa gak, tapi lo diem aja yang gue anggap sebagai iya! Tinggal pilih deh lo, mau buka sendiri atau gue paksa buka??" Cukup. Kesabaran Ursa bisa habis pula untuk menghadapi Alpha kecintaannya itu.

Jordan akhirnya berdiri, membuka ikat pinggangnya, menurunkan celana beserta dalamannya dengan mata agresif yang setia menatap mata kesal Ursa. Ia kembali duduk di bibir ranjang dengan paha terbuka, menampilkan kejantanannya yang masih menegang entah sejak berapa lama.

Omeganya mendekat, tatapan jengkelnya berubah melemah dan melembut. Ia elus pelan benda keras nan gemuk itu hingga Jordan menggeram halus dibuatnya.

"Pasti sakit ya? Biar aku puasin."

Ursa bersimpuh di antara dua kakinya, lalu memulai pelayanannya dengan mengecup ujung batang tersebut.

"Sa, jangan Sa, itu kotor!"

Insecurity | JjUs x TaBarcode [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang