Aska berjalan lesu dengan air mata yang terus mengalir bak sungai di kedua pipi gembulnya. Setelah mendapat penanganan di UGD Nantha di pindahkan di Nantha masih mendapat pertolongan di ruang ICU ia sungguh sangat khawatir dengan kondisi Nantha bahkan dia tadi merasakan detak jantung adiknya sangat pelan. Ia menangkup wajahnya dengan kedua tangan dan terisak di taman rumah sakit yang terlihat tak begitu ramai.
Begitu papahnya datang ia memutuskan untuk pergi menenagkan diri, ia sungguh sangat khawatir dengan keadaan adiknya. Ini adalah kambuh terparah Nantha. Bahkan ia sudah tak sanggup untuk mendengarkan apapun yang dokter katakan tentang kondisi Nantha.
Tepukan di pundaknya membuat Aska membuka wajahnya dan melirik kesebelahnya ia melihat seorang gadis lengkap dengan setelan rumah sakit tengah tersenyum hangat kepadanya. Ohh ayolah ia sungguh ingin sendiri saat ini dan siapa gadis ini.
Aska menggeleng ragu saat gadis disebelahnya menyodorkan sapu tangan putih kehadapanya. Namun gadis itu ternyata tidak menyerah juga ia malah menarik tangan Aska dan menaruh saputangan itu di tangan besar milik Aska.
"Nangis aja kalau emang bisa bikin lega. Aku ga bakal ganggu" ucapnya lembut, Aska kembali terisak mendengar suara lembut milik gadis dihadapannya.
Hampir dua puluh menit Aska menangis bahkan sekarang suaranya pasti sudah serak dengan mata sembab dan hidung yang merah. Ia melirik gadis di sebelahnya yang ternyata ikutan memandang dirinya dengan tatapan dalam sambil tersenyum ramah.
Aska lagi-lagi dibuat terdiam saat gadis itu menepuk punggungnya pelan seraya tersenyum hangat. Seolah memberikan sedikit energi kepada cowo di hadapannya. Ia melirik baju pria itu dan memeincing heran, ia kira mereka seumuran.
"Makasih ya" ucap Aska, gadis tadi menautkan alisnya heran.
"Makasih udah nemenin gue, seengganya gue ga kaya orang gila yang nangis sendirian" ucapnya dengan kekehan dan membuat matanya menyipit lucu.
"Kamu kenapa disini? Bukannya ini masih jam sekolah?"
"Adik gue sakit, oya nama gue Askara panggil aja Aska" ucap Aska.
"Namaku Nayana Arletta panggil aja Naya" ucapnya lembut.
"Lo pasien baru?" tanya Aska pasalnya ia baru sekali melihat Naya dirumah sakit ini, Naya menggeleng dan lagi-lagi tersenyum.
"Udah lama kok, biasanya aku kesini 2 minggu sekali tapi karena lagi drop makanya dirawat inap"
"Owhh gitu, cepat sembuh kalau gitu" ucap Aska sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Iya terima kasih ya, kamu sedihnya sudahan?" tanyanya dengan suara yang lembut.
"Adek gue masuk ICU, dia emang sakit dari lama tapi hari ini dia drop banget sampe bikin gue takut, makanya tadi gue nangis. BTW lo emang kalau ngomong pake aku-kamu?"
"Sudah terbiasa, kalau gitu aku balik dulu ya" ucap Naya dan berlalu dari hadapan Aska.
Aska masih saja memandang punggung sempit Naya yang perlahan menjauh dan hilang di balik pintu kaca di sudut taman itu. Tak lama Abi datang dengan nafas yang terengah karena berlari mencari keberadaan Aska yang mendadak hilang. Ia menunduk sambil terus mengatur nafasnya kemudian duduk di sebelah sahabatnya itu.
"Aska, gue cariin kemana-mana taunya disini" ucap Abi lagi.
"Gimana kondisi Nantha" ucap Aska dengan pandangan kosong.
"Sabar Ka, yang gue denger kalau Nantha kondisinya masih kritis dan belum stabil, sekarang harus di rawat di ICU. Lo yang sabar ya Ka gue yakin Nantha pasti kuat, oya lo dicariin sama om Arkhan" ucap Abi sambil menepuk pundak Aska.
KAMU SEDANG MEMBACA
Askanantha (HIATUS)
FanfictionAskara Genta Arkanta Nantha itu segalanya buat gue sama papah Anantha Gema Arkantha Kalau Aska itu cowo bawel yang menjelma jadi kakak!