Masalalu

791 56 3
                                    

Terkadang menjadi anak bungsu belum tentu sesuatu yang menyenangkan, menjadi bungsu bukan berarti semua hal yang kita inginkan dapat terpenuhi, atau lebih parahnya menjadi bungsu membuat kita selalu dipandang kecil dan tak seharusnya tau tentang masalah orang dewasa walaupun kamu sudah berumur cukup. Anantha cowo dengan pahatan wajah yang tidak jauh berbeda dengan sang kembaran yaitu Askara itu berjalan santai menyusuri koridor yang sudah ramai oleh anak-anak yang tengah menikmati waktu istirahat mereka. Ia sesekali menyapa orang-orang dengan senyumannya yang manis itu. Hari ini Juna dan Aska tak bisa menemaninya istirahat karena ada rapat dengan anggota basket untuk acara Re-organisasi katanya. Sebenarnya ia juga tak masalah kalau berjalan sendirian di area sekolah setidaknya kalau Karel tak mencari ribut dengannya semuanya pasti aman.

"ANANTHA!!"

Baru beberapa menit hidup Anantha bisa sedikit tenang saat bisa berjalan ke kantin sendiri tanpa Aska dan Juna dan kini dirinya sudah terancam oleh kehadiran Karel. Dengan pelan ia berbalik dan ia melihat Karel dan beberapa temannya

Pip pip pip

Suara alarm itu berbunyi membuat Nantha jadi panik dan berusaha membuat alarm itu berhenti berbunyi tapi sial alarm itu tidak akan mati kalau jantungnya masih saja berdetak tak karuan. Astaga jantungnya bahkan kini berdetak seperti hampir jatuh ke perut sakit sudah pasti tapi dengan sekuat tenaga ia menahannya. Ia tersenyum ramah pada cowo di hadapannya yang tengah memandangnya dengan tatapan kebencian.

"A...da apa Karel?" tanya Nantha dengan sedikit terbata.

"Beliin gue minum di kantin dan temuin gue di tribun lapangan outdor" ucap Karel dengan nada dinginnya dan membuat Nantha mau tak mau mengangguk pasrah.

Nantha berjalan pelan dengan berpegangan pada tembok di sampingnya. Entah kenapa jantungnya terus saja terasa sakit padahal ia sudah meminum obatnya belum lagi alarm yang selalu berbunyi di tangannya astaga atensi Karel memang sangat berdampak buruk pada jantungnya. Sesampainya di kantin ia langsung membali pesanan karel dan duduk di bangku kantin sambil mengatur nafasnya dan sesekali memijit dadanya pelan. Saat minumannya sudah selesai di buat ia kemudian berjalan pelan kearah lapangan outdoor yang terlihat sepi.

"I...ni minumannya" ucap Nantha takut karel langsung mengambil minuman itu secara kasar dan meminumnya setengah.

"Astaga cuma beli minuman aja hampir setengah jam gue nunggunya, kek siput banget padahal kantin ga jauh dari sini" ucapnya dan malah membuat Nantha semakin menunduk dalam.

"Maaf Karel...kantinya rame...gue harus antri dulu" ucap Nantha dengan pelan.

Tangan kananya masih setia mengelus pelan dadanya berhadap jantungnya mau diajak kompromi dan ga pingsan di saat kaya gini. Lagi-lagi Nantha hanya memejamkan matanya saat air dingin itu menyentuh kepalanya. Ia sudah menduga kalau karel akan melakukannya.

"Nantha... lo mau tau sebuah rahasia?" Nantha mendongkak dan menatap wajah Karel yang kini begitu dekat. Seringaian sesekali muncul di wajah yang tegas.

"Papah lo yang lo banggain udah ngehancurin keluarga gue, asal lo tau papah lo itu bikin bokap gue masuk penjara dan keluarga gue hancur" ucap Karel lagi dan membuat Nantha memandangnya terkejut.

"M...aks..ud lo apa?" tanya Nantha terbata sungguh sata ini otaknya seolah berhenti bekerja.

"CK...banyak banget si rahasia di keluarga lo, emang selemah itu sampe bikin lo ga bisa denger masalah seserius ini. Denger ya Tha kalau bukan karena papah lo yang ngehianatin bokap gue sekarang bokap gue pasti ga akan di penjara!!" ucap Karel lagi dengan luapan emosinya.

"Nantha ga tau apa apa sungguh ... Akhhhh..." ucap Nantha lagi kini ia benar benar meremas dada kirinya saat sakit bertambah parah.

Pip pip pip pip

Askanantha (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang