Pagi-paginya Aska terbangun dan merenggangkan badan yang terasa pegal ia mendelik heran, perasaan dia semalam tidur di samping Nantha dengan posisi duduk, dan waktu bangun kenapa di sofa dan ada selimut tebal?. Ia melirik kearah Nantha yang kini tengah tersenyum dengan wajah yang sudah tidak begitu pucat Aska menyusuri ruangan tersebut dan kembali keheranan saat tak melihat keberadaan papahnya padahal kan ini masih pagi.
"Aska nyari apaan?" ucapan Nantha membuat Aska kembali tersadar.
"Papah mana, terus sekarang jam berapa?" tanya Aska dengan wajah bingungnya.
"Papah ke kantor meeting mendadak katanya, sekarang jam 10 pagi" ucap Nantha tanpa rasa bersalah sedangkan Aska mendelik heran dan otomatis berteriak panik.
"APA!! AKU TELAT ANJAY!!!" teriak Aska dan seketika membuat Nantha menutup telinganya sambil terkekeh.
"Tenang dulu Ka, kata papah libur dulu lagian kaki kamu juga masih sakit kan?" ucap Nantha lagi.
Aska tersadar kemarin kakinya terkilir sewaktu bermain basket walaupun sudah di pijit oleh pak vicktor tetap saja kakinya terlihat bengkak dan memar. Bahkan saking paniknya ia malah menggendong Nantha ke mobil tanpa memperdulikan pergelangan kakinya. Ia meringis saat melihat pergelangan kaki kanannya yang sudah terpasang perban elastis pasti cederanya lumayan serius.
"Papah sampe khawatir liat kaki kamu tadi subuh yang udah bengkak dan akhirnya manggil dokter buat ngobatin kaki kamu itu dokter juga nyuntik biar ga sakit kamu ga nyadar?" ucap Nantha lagi, berniat mengerjai kakaknya.
"Di...sun..tik" ucap Aska terbata sambil melebarkan matanya dan menggeleng lugu, nantha tersenyum geli karena ia tau kakaknya takut dengan jarum suntik.
"Ahahahah uhuk uhuk uhuk...lucu banget si kakak" ucap Nantha lagi sambil terbatuk. Aska bangkit dan berjalan tertatih ke sebelah brangkar milik adiknya menepuk pelan punggung adiknya agar batuknya mereda.
"Udah makan?" tanya Aska yang ditanya hanya menggeleng.
"Belum hehe nunggu kakak" ucap Nantha lagi-lagi Aska mendelik tajam.
"Kenapa nunggu kakak, ya elahh cepet makan atau mau di suapin?" tanya Aska.
"Yee ilehh, kamu mahh nampan sarapan kan berat ga kasian sama tangan aku yang masih lemes gini, suapin dong hehe" ucap Nantha sambil memperlihatkan tangannya yang bergetar.
"Apa si yang ga boleh buat adek akuu, kapan lagi coba yaa kamu manja-manja gini" ucap Aska lalu duduk di kursi dan mulai menyuapi Nantha dengan makanan yang sudah di sediakan oleh rumah sakit.
***
Nantha terlonjak kaget saat pintu ruanganya di buka secara kasar, reflek ia mengelus dadanya pelan, jantungnya kembali memberontak dan membuat Nantha sedikit meringis. Ia mendengus kesal udah tau kalau ia sakit jantung sempet-sempetnya ngagetin.
Pip pip pip
Suara nyaring dari alarm membuat Aska ikut terkejut dan panik apalagi saat melihat adiknya yang sudah mengelus dadanya pelan dan wajah yang sudah mulai pucat. Ingin sekali ia melenyapkan teman-temannya yang terkessan brutal.
"Anjir jangan ngegas dong! Nantha kaget bego" ucap Aska pada dua orang yang kini tengah menggaruk tengkuknya yang pasti ga gatal dan menatap adiknya khawatir.
"Sakit banget Tha? Kakak usapin" ucap Aska sedangkan yang ditanya yanya mendongkak dan berusaha tersenyum.
"Maaf kita lupa, panggilin dokter perlu?" tanya Juna khawatir. Nantha menggeleng dan tersenyum singkat.
"Udah baikan hehe" ia tersenyum dan Aska masih terus memijit pelan dada Nantha.
Aska tersenyum lega saat suara dari jam yang dipakai Nantha mulai menghilang tandanya detak jantung Nantha mulai stabil. Jam digital yang selalu melekat di pergelangan tangan kanan adiknya itu adalah hadiah dari dokter Kevin sekaligus alat penanda kondisi jantung alat itu akan berbunyi saat Nantha kambuh.
"kalian kok dah pulang bolos lagi?" tanya Aska heran pada dua orang yang kini tengah memakan makanan yang mereka bawa sewaktu datang.
"Guru ada rapat komite, kayanya kita bakal di tarik iuran pembangunan lagi deh, heran mbangun apaan coba perasaan sekolah kita dah macem hotel bintang 10 deh" ucap Abi dengan wajah bingungnya.
"Bener aelah, kalau gini mulu bukan pendidikan yang maju ini mah tapi keuangan yang maju" ucap Juna menimpali dan mambuat Aska dan Nnatha geleng-geleng.
"Eh Ka lo ikut pertandingan internasional ga ke singapore?" tanya Juna memecah keheningan beberapa saat.
"Kayanya engga deh kaki gue parah kayanya lagian gue dah kelas 3" ucap Aska lagi dan membuat Abi dan Juna mendengus kesal.
"Gue yakin waktu itu si Aza sengaja deh buat bikin lo cedera, lo kan dah bebuyutan dari lama" ucap Abi dan malah membuat Nantha menatap cemas kearah Aska.
"Ga lah setau gue dia ga mau main kotor kaya gitu, mungkin dia ga sengaja lo kan liat sendiri dia juga ikut jatoh" ucap Aska dengan tenang.
"Tapi 2 kali njir lo masih bilang ga sengaja, bener-bener ni orang" ucap Abi lagi dengan emosi yang sudah mulai naik dan Juna pun mengangguk setuju.
"Ka..." panggil Nantha pelan, menatap kakaknya dnegan pandangan sendu bercampur khawatir.
"Ssttt... kakak ga papa, jangan di pikirin ya nanti ngedrop" ucap Aska sambil menggenggam tangan Nantha yang sedikit basah.
"Jangan sampe punya musuh Ka aku takut kamu kenapa-napa" ucap Nantha dengan pandangan sendunya Aska mengangguk dan tersenyum membuat suasana di ruangan tersebut menjadi hening. Abi dan Juna hampir saja meneteskan air mata melihat interaksi keduanya yang begitu dekat.
"Kenapa gue terlahir anak tunggal"
"Kenapa bang Abi ga seromantis Aska?"
"CK... ga usah berlebihan kaya gitu deh geli gue" ucap Aska dan membuat Nantha terkekeh pelan.
***
Disisi lain
Seorang cowo dengan pakaian serba hitam tengah berhadapan dengan cowo tampan dengan kaki yang sedikit pincang, tanpa permisi tangan putih itu meninju cowo di hadapannya hingga tersungkur.
"Kenapa si lo ga bikin dia lumpuh aja!" ucap orang tersebut masih dengan emosi yang menggebu.
"Gue udah berusaha dan lo liat gue juga cedera!" ucap cowo itu sambil mengelap darah yang mengalir di sudut bibirnya belum lagi badannya yang sudah mendarat di tanah.
"Lagian kenapa ga lo aja sih Rel gue harus ngotorin permainan gue cuma buat nurutin keinginan kekanakan lo ini" ucap cowo itu dan sudah berdiri tegak di hadapan pria yang ia sebut karel.
"Lo ga ngerti, Gue ga bisa nyentuh basket dan itu karena dia!!" Ucap karel dengan emosi yang sudah tak terkontrol.
"Lo bilang gue ga ngerti? Coba jelasin dimana nya yang gue ga ngerti. Inget ya Rel balas kelakuan lo sekarang itu ga berdasar jangan sampe lo nyesel" ucap cowo itu lagi dan kini di tambah dengan bogeman yang meluncur alus di wajah tampan karel.
"Jangan muncul di hadapan gue!!" teriak Karel lagi dan memilih meningalkan cowo itu, Aza hanya berdecih walau tak di pungkiri khawatir kalau sodaranya akan salah langkah. Ya cowo itu adalah Azaa yang merupakan sepupu dari Karel.
Karel dan Aza adalah saudara tapi entah kenapa sikap karel sangat berubah semenjak kejadian 2 tahun lalu. Dan itu membuat Aza juga tak habis pikir dengan jalan pikiran saudaranya itu. Aza memandang iba kepergian Karel ia tau masalah yang di hadapi anak itu berat.
'Semoga lo ga salah langkah Rel' gumam Aza.
VOTE
KAMU SEDANG MEMBACA
Askanantha (HIATUS)
FanfictionAskara Genta Arkanta Nantha itu segalanya buat gue sama papah Anantha Gema Arkantha Kalau Aska itu cowo bawel yang menjelma jadi kakak!