Mimpi buruk

1.2K 89 0
                                    



Aska pikir ia akan tidur nyenyak hingga pagi sambil memeluk tubuh adiknya, ia sudah lama sekali tak tidur bersama dengan adiknya padahal setiap adiknya sakit ia selalu saja tidur bersama. Setelah kejadian di ruang makan tadi kini Aska memastikan adiknya tidak merasa sesak, ia memasangkan nasal canulla agar adiknya lebih nyaman tidurnya. Jujur Aska kasihan saat anak-anak lain di usianya bermain sebebas mereka tapi tidak dengan Nantha yang dari kecil sudah mendapat kekangan karena kistimewaanya, tapi ia berusaha tetap tegar dan terus memberi dukungan untuk adik satu-satunya.

Aska terus saja mengamati wajah pucat Nantha yang kini tengah tertidur setelah meminum obat yang di berikan dokter saat jantung adiknya kembali berulah. Tak lama Arkan datang dengan nampan yang berisi air putih, untuk berjaga kalau saja nanti malam Nantha terbangun.

'Kamu tuh klo lagi sakit begini rasanya iba, tapi giliran sehat wal afiat gemesin banget sampe pengen kakak makan' gumam Aska sambil membetulkan letak selimut adiknya.

"Loh pah kok ga istirahat?" tanya Aska saat melihat papahnya berjalan kearahnya dengan nampan dengan dua gelas air putih dan segelas susu hangat.

"Ini mau istirahat tapi inget kamu belum minum susunya sama ini minum buat Nantha takutnya nanti kebangun. Nih minum dulu susunya" ucap Arkan.

"Pah makasih hehe" ucap Aska dengan cengiran khasnya.

Aska menggeliat saat merasakan tanganya di genggam begitu erat, ia melirik kearah adiknya yang tertidur dengan gelisah. Aska menepuk pipi Nantha yang terasa hangat di tangannya untuk membangunkan sang empunya dari mimpi buruk dan benar saja Nantha langsung terbangun dengan nafas yang memburu dan keringat yang terus mengalir di pelipisnya. Nantha memandang Aska sendu dan langsung memeluk kakaknya dengan erat.

"A..ku mimpi hari itu lagi Ka, Aku takut banget... akh...sshh" ucap Nantha ia kembali merasakan jantungnya berdetak lebih cepat dan membuatnya mau tak mau mengerang kesakitan.

Pip pip pip

"Tha jangan nangis okay... nanti makin sakit biar aku usapin" ucap Aska sambil mengurut dada Nantha pelan.

"Ga papa semuanya baik-baik aja, masih sakit? Aku ambil plester demam dulu badan kamu panas" ucap Aska sambil membantu adiknya kembali berbaring, dan tak lupa memasangkan nasal canulla yang tadi sempet terlepas agar tidur Nantha lebih nyenyak. Belum sempat Aska beranjak tanganya sudah di tahan oleh Nantha, ia melirik adiknya yang kini tengah memandangnya dengan tatapan sendunya.

"Ga usah Ka, mau dipeluk aja sampe pagi, besok aku yakin udah sembuh" ucap Nantha sambil memiringkan badannya dan memeluk kakaknya.

"Astaga kamu yakin udah 17 tahun ? kita bukan anak kecil lagi yang tidur sambil peluk-pelukan" ucap Aska dengan kekehan geli melihat adiknya yang kini tengah memohon

"Kan aku lagi sakit" ucap Nantha dan Aska mulai berbaring di sebelahnya dan memeluknya hangat.

"Iya deh yang lagi manja, sini-sini kakak peluk" ucap Aska dan mulai memeluk badan adiknya.

"Kakak kangen mamah" gumaman Nantha membuat Aska seketika terhenyak ia kembali mengelus punggung adiknya itu.

"Doain mamah biar mamah seneng" ucapnya lagi dan makin merapatkan pelukannya pada adiknya.

'Mah jangan pernah punya pikiran buat ngajak Nantha, Aska takut kalau harus kembali kehilangan' batin Aska dan ikut terlelap.

Saat adzan subuh mulai terdengar Aska terbangun dan melihat Nantha yang masih terlelap sambil memeluk dirinya ia tersenyum saat merasakan nafas Nantha yang terdengar teratur, ia menyentuh kening Nantha yang masih sedikit hangat walaupun tak separah semalam, dengan pelan ia memindahkan tangan adiknya dan membangunkan papahnya yang juga tertidur di kamar itu dengan kasur kecil di bawah tempat tidur.

Askanantha (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang