Pertandingan internasional

731 60 2
                                    

Pagi ini Aska bangun lebih pagi dari bisaanya ia segera membersihkan diri dan bergegas ke sekolah menggunakan motor matik kesayangannya. Pagi ini adalah jadwal rutin basket yang sebentar lagi pertandingan internasional akan di adakan dan tentunya membuat seluruh tim berlatih dengan keras demi memenangkan perlombaan tersebut.

Sebenarnya Aska sudah menolak karena sudah kelas 3 belum lagi cederanya baru pulih bulan lalu, dan perlu diingat kalau dia sudah 2 kali mengikuti pertandingan internasional, tapi pak Vicktor dan teman-temannya memaksa jadi ya sudah. Setelah selesai mandi ia melirik adiknya yang tidur dengan nafas teratur dan mata yang setengah terpejam, ia mendekati adiknya dan membetulkan letak selimut dan mengecup pelan kening Nantha.

Nantha justru terbangun sambil mengucek matanya dan menatap Aska dengan mata sayunya. Ia segera bangkit dan mengambil posisi duduk dan memandang kakaknya aneh. Ia melirik jam di nakasnya masih menunjukan pukul setengah 6 pagi dan kakanya sudah rapi. Setaunya kakaknya tak memiliki jadwal apapun. Apalagi di hari minggu pagi adalah hari paling sakral, karena dihari itu biasanya kakaknya akan tidur sampai jam makan siang.

"Ka mau kemana? Ini hari minggu" tanya Nantha masih dengan mata sayunya.

"Latihan basket di indoor sekolah, bentar lagi ada lomba internasional" ucap Aska lagi sambil tersenyum.

"Aku ikut boleh?" tanya Nantha pelan.

"Ga usah kamu harus istirahat kakak cuma bentar jam 12 paling udah di rumah" ucap Aska lagi.

"Bener yaa" ucap Nantha lagi entah kenapa perasaanya tak enak sejak semalam Aska mengangguk sambil tersenyum dan mengusak rambut adiknya yang berantakan.

***

Nantha mondar mandir dengan gelisah sambil terus melihat kearah ponselnya. Jam sudah menunjukan pukul 4 sore dan Aska belum juga menampakan batang hidungnya. Arkhan mendekati putra bungsunya dan menyuruh Nantha untuk duduk di sofa sambil menunggu kakaknya pulang. Sebenarnya ia juga khawatir tapi mungkin saja Aska sedang bermain dengan temannya dan lupa mengabari.

"Duduk dulu dek, papa pusing"

"Nantha khawatir sama Aska, perasaan adek ga enak pah"

"Duduk dulu inget kondisi kamu baru membaik kemaren"

Tak lama suara ketukan brutal dari arah pintu utama terdengar dan membuat Arkan dan Nantha sontak terkejut ia reflek mengelus dadanya pelan dan alarm jam tangannya juga sudah berbunyi. Dengan tergesa Arkan membuka pintu kayu itu, dan ia kembali di kejutkan dengan Abi yang tengah memapah Aska yang sudah lemas dan babak belur.

"Astaga Askaa!!!" ucap Arkhan spontan dan membantu Abi. Nantha memandang nanar ke arah Aska yang sudah berbaring di sofa ruang tamu.

"Bi kok bisa gini?" tanya Arkhan pada pemuda yang juga terlihat kacau dengan beberapa lebam di pipinya.

"Abi sama Aska ga tawuran kok om seriusan. Tadi waktu pulang abis latihan basket kita tiba-tiba di hadang sama segerombolan anak motor yang ga kita kenal" ucap Abi lagi masih dengan nafas yang terengah.

"Yaudah kamu duduk dulu, Nantha ambilin air hangat sama handuk buat kompres wajahnya bang Abi dan papah mau telpon dokter Kevin" ucap Arkhan.

'Jangan sekarang Aska butuh papah' ucap Nantha sambil berjalan pelan dan terus mengelus dadanya pelan, ia melepas jam yang ia pakai agar tak terus berbunyi menandakan jantungnya sedang tidak baik baik saja

Tak lama orang yang di nanti pun datang dan langsung memeriksa kondisi Aska. Butuh waktu sekitar setengah jam sampai akhirnya dokter setengah baya itu pun selesai mengobati luka di tubuh Aska.

Askanantha (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang