5. Lagi dan lagi

31 6 3
                                    

HALLOO!
Gimana hari nya?

SELAMAT MENJELAJAH YA ..
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN NYA, YA

Jangan melewatkan narasi nya, ya. Biar tidak ada yang terlewat kan, bacanya pelan-pelan aja.
Happy enjoy!

****

Bian, nanti egal kesini lagi oky?" ujar Regal kepada Bianca dan tidak lupa dia mengusap-usap bulu halus milik kucing hitam putih itu.

"Meoww"
"Dadah bian" Regal memasang helm full face nya dan menaiki motor putihnya, ia memacu kencang motor nya membelah jalanan kota sore itu.

"Cewek Americano, semoga kita ketemu lagi, dilain waktu." Gumamnya yakin akan takdir yang menemukan mereka lagi, entah itu di mana.

****

motor putih yang tadi nya melesat sangat laju, seketika mulai mengurangi laju motor nya. Kanan dan kirinya dipenuhi oleh mobil dan motor yang tak ingin kalah laju nya dengan Regal. Macet, itu dia penyebab nya.

"Sial," Umpatnya.

Regal sedikit menggas - gas motornya, berharap agar kemacetan ini segera berakhir. "Tck, lama-lama overhead juga ni motor gue," Gumamnya. Resah. Regal sangat memaklumi kemacetan jalanan sore hari.

dia paham betul ini adalah jam nya orang kerja pulang. Dan ini memang salahnya yang pulang terlalu sore. Di saat ada cela untuk motor nya melaju kencang di antara puluhan pengendara motor dan mobil. Dia tak ingin melewatkan kesempatan itu, dan memacu motor yang ia tumpangi melewati keramaian pengendara di sekitar nya. Regal membelok kan motornya ke arah tugu yang bertulisan, Jalan Wijaya.

Regal mulai memasuki komplek perumahan itu, sembari memelankan kecepatan motornya. Untuk melihat anak kecil bermain di sepanjang sisi jalan yang dia lewati. dia menghentikan laju motornya nya pas di depan gerbang besar yang ada di hadapannya. "Pak Adi, ini Regal, tolong bukain gerbangnya, pak." ucap Regal yang berdiri di depan gerbang besar itu.

Tanpa menunggu lama. Ada laki-laki paruh baya yang berlari dari arah pos jaganya menuju arah Regal, untuk membukakan pagar berwarna hitam itu. "Maaf mas Regal, bapak tadi habis makan." ucap pak Adi yang membukakan pagar untuk Regal. Regal menjawab dengan anggukan nya.

"Pak ini ada minuman, buat pak Adi."Regal mengulur kan sekantong keresek di lengannya, "buat saya mas?" "Iya pak, buat bapak."ucap nya tersenyum ke arah Adi, Regal mulai menaiki motornya memasuki halaman rumah dan menghentikan motor nya di garasi.

"Assalamualaikum," ucap Regal memasuki rumah nya. Tidak ada sedikit pun, jawaban dari sang penghuni rumah. "Waalaikumsalam," lanjutlnya . Dia sudah terbiasa memberi salam dan menjawab salamnya seorang diri, rumah sebesar ini hanya di huni oleh keluarga inti nya saja, Biasa nya ada Bi Ajeng di rumah. Namun, dia pulang duluan karena anak nya yang sedang sakit.

Sepi, rasa itu yang setia menemani diri nya.

"Lagi dan lagi, rumah sebesar ini, kenapa harus sesepi ini?" heran nya. Kalo Regal boleh memilih ia lebih memilih rumah kecil ketimbang harus rumah besar, percuma punya rumah besar. Tapi, tidak ada penghuninya. Regal kembali berjalan masuk kedalam rumahnya, dan mencari keberadaan orang rumah.

Regal mencari kesana kemari keberadaan kedua orang tuanya. Dia berniatan memasuki ruangan kerja ayah nya yang berada di lantai dua, belum sempat dia mengetuk pintu yang ada di hadapan nya, Regal mendengar suara Parvis-ayahnya yang sedang ribut dengan Bunga-ibunya, yang membuat nya memilih untuk tetap diam di depan pintu coklat itu.

"BUNGA! AKU CAPE SAMA KAMU, AKU ITU SIBUK KERJA. JADI, BUANG SEMUA PERSEPSI KAMU TENTANG AKU YANG MACAM-MACAM!" Bentak Parvis dengan penekanan di setiap katanya, "mas! jangan marah dulu. Aku cuman tanya kenapa kamu jarang pulang, itu aja. Mas," jelas bunga seadanya, dia hanya ingin tau mengapa suami nya belakang ini jarang pulang ke rumah. Setahunya, setelat apa pun suami nya pulang ia akan tetap pulang kerumahnya.

Regal Dan Catatan Kecil (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang